PARBOABOA - Para perempuan di Indonesia harus menyadari bahwa angka penderita kanker serviks semakin meningkat. Faktanya, saat ini tercatat ada 40.000 kasus kanker serviks yang terjadi tiap tahunnya. Jumlah kasus tersebut menempatkan kanker serviks sebagai jenis kanker yang paling banyak di alami perempuan di tanah air setelah kanker payudara.
Kanker serviks adalah pertumbuhan sel tak terkendali (kanker) yang terjadi pada leher rahim. Leher rahim atau serviks merupakan bagian dari saluran reproduksi wanita yang menghubungkan vagina dengan rahim atau uterus.
Penyebab Kanker Serviks
Sebagian besar kasus kanker leher rahim disebabkan oleh adanya infeksi dari virus Human Papilloma Virus (HPV) yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual.
Saat seseorang terkena HPV, sistem kekebalan tubuh sebenarnya bisa mencegah virus agar tidak membahayakan.
Namun, pada sebagian orang, virus ini bertahan selama bertahun-tahun sehingga menyebabkan sejumlah sel serviks menjadi sel kanker.
Tak hanya itu, banyak lagi faktor penyebab seorang wanita bisa terjangkit kanker serviks. Beberapa faktornya adalah sebagai berikut.
1. Aktivitas seks kurang sehat
Melansir American Cancer Society, beberapa faktor yang berkaitan dengan riwayat seksual dapat meningkatkan risiko kanker serviks.
Risiko ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh peningkatan kemungkinan paparan HPV.
- Menjadi aktif secara seksual pada usia muda (terutama di bawah 18 tahun)
- Memiliki banyak pasangan seksual
- Memiliki satu pasangan yang dianggap berisiko tinggi (seseorang dengan infeksi HPV atau yang memiliki banyak pasangan seksual)
2. Merokok
Ketika seseorang merokok, mereka dan orang-orang di sekitarnya terpapar banyak bahan kimia penyebab kanker yang mempengaruhi organ selain paru-paru.
Zat berbahaya ini diserap melalui paru-paru dan dibawa dalam aliran darah ke seluruh tubuh.
Wanita yang merokok sekitar dua kali lebih mungkin terkena kanker mulut rahim.
Produk sampingan tembakau telah ditemukan di lendir serviks wanita yang merokok.
Para peneliti percaya bahwa zat ini merusak DNA sel leher rahim dan dapat berkontribusi pada perkembangan kanker serviks.
Merokok juga membuat sistem kekebalan tubuh kurang efektif dalam memerangi infeksi HPV.
3. Daya tahan tubuh lemah
Sistem kekebalan tubuh penting dalam menghancurkan sel kanker dan memperlambat pertumbuhan dan penyebarannya.
Pada wanita dengan HIV, pra-kanker serviks dapat berkembang menjadi kanker invasif lebih cepat dari biasanya.
Human immunodeficiency virus (HIV), virus yang menyebabkan AIDS diketahui dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan menempatkan orang pada risiko yang lebih tinggi untuk infeksi HPV.
4. Infeksi Chlamydia
Chlamydia adalah jenis bakteri yang relatif umum yang dapat menginfeksi sistem reproduksi. Bakteri ini disebarkan melalui kontak seksual.
Wanita yang terinfeksi Chlamydia sering tidak memiliki gejala dan mereka mungkin tidak tahu bahwa mereka terinfeksi sama sekali, kecuali mereka diuji selama pemeriksaan panggul.
Infeksi Chlamydia dapat menyebabkan peradangan panggul, yang menyebabkan infertilitas.
Beberapa penelitian telah melihat risiko kanker serviks yang lebih tinggi pada wanita yang tes darah dan lendir serviksnya menunjukkan bukti infeksi Chlamydia masa lalu atau saat ini.
Studi tertentu menunjukkan bahwa bakteri Chlamydia dapat membantu HPV tumbuh dan hidup di leher rahim yang dapat meningkatkan risiko kanker serviks.
5. Memiliki riwayat keluarga kanker serviks
Jika seseorang di dalam keluarga seperti ibu atau saudara perempuan menderita kanker serviks, peluang seorang wanita terkena penyakit ini lebih tinggi daripada tidak ada seorang pun di keluarga yang mengidapnya.
Beberapa peneliti mencurigai bahwa faktor riwayat keluarga mempengaruhi kondisi bawaan yang membuat beberapa wanita kurang mampu melawan infeksi HPV daripada penderita yang disebabkan oleh faktor lain.
Gejala Kanker Serviks
Kanker serviks pada stadium awal umumnya tidak memiliki gejala. Namun, pada kanker serviks yang lebih dari stadium 1 dapat ditandai dengan ciri, seperti:
- Keputihan dalam jumlah yang banyak dan berbau
- Perdarahan vagina ketika melakukan hubungan seksual (Contact Bleeding)
- Perdarahan tidak wajar dari vagina padahal sedang tidak haid
- Siklus menstruasi tidak teratur dan cenderung menjadi lebih panjang
- Rasa sakit pada panggul (di perut bagian bawah), pinggang (punggung bawah) atau kaki.
- Hilangnya nafsu makan sehingga menyebabkan berat badan menurun
- Badan terasam lemas dan mudah lelah
Cara Mencegah Kanker Serviks
Sebelum terlambat, ada beberapa cara yang bisa dilakukan guna mencegah berkembangnya kanker serviks. Adapun cara tersebut, yaitu:
1. Melakukan vaksinasi HPV
Vaksinasi HPV adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah infeksi virus HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks.
Pemberian vaksin HPV dianjurkan pada remaja wanita usia 10–13 tahun. Kendati demikian, vaksin HPV juga bisa diberikan untuk wanita hingga usia 26 tahun atau sebelum aktif secara seksual.
Yang perlu kamu ingat, vaksinasi HPV dilakukan sebagai tindakan pencegahan. Ini artinya, vaksin HPV tidak mampu mengobati infeksi atau penyakit yang sudah ada. Oleh sebab itu, kamu perlu melakukan vaksinasi HPV sedini mungkin agar terhindar dari risiko infeksi HPV.
2. Melakukan pemerikssaan Pap Smear
Pemeriksaan pap smear adalah prosedur medis yang dilakukan untuk mendeteksi kanker serviks sejak dini. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan secara berkala oleh wanita yang telah aktif berhubungan seksual.
Sejak usia 21 tahun, seorang wanita perlu melakukan pap smear setidaknya 3 tahun sekali hingga usia 65 tahun.
Setelah melakukan pap smear dan hasilnya keluar, jangan lupa untuk mengikuti rekomendasi selanjutnya dari dokter, misalnya melakukan pap smear kembali setelah 6 bulan atau menjalani pemeriksaan lanjutan, seperti pemeriksaan kolposkopi.
3. Melakukan hubungan seksual yang aman dan sehat
Seperti yang disebutkan sebelumnya, virus HPV umumnya menyebar melalui kontak seksual, terutama kontak seksual yang berisiko, seperti hubungan seks berganti-ganti pasangan atau tidak menggunakan kondom sebagai pengaman.
Meski tidak 100% melindungi, melakukan hubungan seksual dengan memakai kondom bisa membantu mengurangi risiko penyebaran infeksi HPV. Namun, akan lebih baik lagi jika seorang wanita bisa setia pada satu pasangan seksual saja.
Selain itu, hindari juga penggunaan sex toys bergantian dengan orang lain, sebab hal ini juga bisa meningkatkan risiko infeksi HPV.
Itulah seputar informasi mengenai penyebab, gejala dan cara mencegah kanker serviks.