PARBOABOA, Jakarta – Kasus Hepatitits Akut mulai menyebar di Indonesia. Menurut data terbaru yang diungkapkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi, hingga 9 Mei sudah ada 15 kasus dugaan atau suspek hepatitits akut misterius di Indonesia.
"Sampai sekarang di Indonesia ada 15 kasus (suspek). Di dunia paling besar di Inggris 115 kasus, Italia, Spanyol dan Amerika Serikat," kata Budi Gunadi dikutip dari siaran pers YouTube Sekretariat Presiden di Jakarta, Selasa (10/5).
Dengan maraknya kasus hepatitis akut di Indonesia, tak sedikit orang yang mulai mempertanyakan apa penyebab munculnya penyakit tersebut. Isu-isu pun mulai bermunculan, salah satunya yakni tentang adanya dugaan atau keterkaitan vaksin Covid-19 sebagai penyebab hepatitis akut misterius.
Menanggapi isu tersebut, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) membantah adanya keterkaitan antara vaksin Covid-19 dengan penyebab munculnya hepatitis akut misterius. Menurut Ketua Unit Kerja Koordinasi Infeksi Tropik IDAI Anggraini Alam menyebutkan bahwa adenovirus yang ada di vaksin Covid-19 dengan adenovirus yang diduga menjadi pemicu hepatitis akut misterius berbeda jenis.
Anggraini mengatakan, adenovirus strain 41 yang diduga menjadi pemicu hepatitis akut bukan jenis adenovirus yang ada di vaksin Covid-19 yang telah disuntikkan ke masyarakat.
"Adenovirus yang ada di Johnson & Johnson, AstraZeneca di vaksin-vaksin ini jenisnya beda. Benar adenovirus, tapi bukan yang 41. Oleh karena itu sudah disimpulkan hepatitis ini tidak ada hubungannya dengan vaksin COVID-19," kata Anggraini dalam webinar yang digelar IDAI dengan tema Penyakit Yang Harus Diwaspadai Setelah Lebaran, Selasa (10/5).
Dalam kesempatan itu, Anggraini juga membantah jika muncul dugaan hepatitis misterius yang menyerang anak berasal dari vaksin Covid-19 yang diterima orang tua mereka. Sebab, belum ada bukti pasti hepatitis bisa menyerang anak hanya karena orang tua mereka divaksin Covid-19.
"Kenapa orang tuanya aman, kenapa harus anaknya, intinya ini tidak ada hubungan sama sekali, ini hoaks yang disangkut-sangkutkan saja," ucapnya.
Anggraini pun kembali menekankan bahwa vaksin Covid-19 tidak ada hubungannya dengan kemunculan hepatitis akut baru-baru ini. Menurutnya, rata-rata pasien yang terpapar hepatitis akut merupakan anak-anak yang belum pernah menerima vaksin Covid-19.
"Semua anak tidak ada yang terinfeksi Covid-19, dan di Inggris juga 75 persen yang sakit itu anak balita yang tidak mendapatkan vaksin Covid-19," ucap Anggraini.
Sejauh ini, isu terkait hepatitis misterius berhubungan dengan vaksin Covid-19 muncul lantaran penyakit ini diduga terjadi karena adenovirus. Sedangkan, beberapa vaksin Covid-19 diketahui berasal dari adenovirus.