PARBOABOA, Pematang Siantar – Pengertian Hablum Minannas dan Hablum Minallah penting untuk dipahami setiap umat Muslim, agar bisa menjalin hubungan yang baik dengan Allah SWT dan sesama manusia.
Lantas, apa pengertian hablum minallah dan hablum minannas itu? Meskipun memiliki makna yang berbeda, kedua konsep ini sama-sama bernilai ibadah dan harus diamalkan dengan seimbang. Agar lebih paham dan tidak salah dalam mengamalkannya, langsung simak ulasan di bawah ini yuk.
Pengertian Hablum Minannas
Hablum minannas (Øَبْل٠مÙّنَ النَّاسÙ) merupakan kesalehan sosial atau ibadah ghair mahdhah, sebab konsepnya menjaga hubungan baik manusia dengan manusia lainnya.
Pada hakikatnya, manusia merupakan makhluk sosial, Allah SWT menekankan dalam surat Al Hujurat ayat 13:
يٰٓاَيّÙهَا النَّاس٠اÙنَّا خَلَقْنٰكÙمْ مّÙنْ ذَكَر٠وَّاÙنْثٰى وَجَعَلْنٰكÙمْ Ø´ÙعÙوْبًا وَّقَبَاۤىٕÙÙ„ÙŽ Ù„ÙتَعَارَÙÙوْا Ûš اÙنَّ اَكْرَمَكÙمْ عÙنْدَ اللّٰه٠اَتْقٰىكÙمْ ۗاÙنَّ اللّٰهَ عَلÙيْمٌ خَبÙيْرٌ
Artinya: “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti”. (Q.S. Al Hujurat ayat 13)
Dalam ayat tersebut, Allah SWT mengingatkan bahwa keberagaman merupakan suatu keniscayaan. Namun, umat manusia diperintahkan untuk saling mengenal dan berbuat baik kepada sesamanya. Perintah itu juga tertuang dalam surat An-Nisa ayat 36, yang berbunyi:
Ûž وَاعْبÙدÙوا اللّٰهَ وَلَا تÙشْرÙÙƒÙوْا بÙهٖ شَيْـًٔا وَّبÙالْوَالÙدَيْن٠اÙØْسَانًا وَّبÙØ°ÙÙ‰ الْقÙرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكÙيْن٠وَالْجَار٠ذÙÙ‰ الْقÙرْبٰى وَالْجَار٠الْجÙÙ†Ùب٠وَالصَّاØÙب٠بÙالْجَنْۢب٠وَابْن٠السَّبÙيْلÙÛ™ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانÙÙƒÙمْ Û— اÙنَّ اللّٰهَ لَا ÙŠÙØÙبّ٠مَنْ كَانَ Ù…Ùخْتَالًا ÙÙŽØ®Ùوْرًاۙ
Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri”. (QS. An-Nisa Ayat:36)
Contoh Perilaku Hablum Minannas adalah:
1. Sedekah
2. Menyapa dengan salam
3. Saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran
4. Menyapa dengan senyuman
5. Silaturahim dan silaturahmi
6. Menolong sesama umat manusia
Pengertin Hablum Minallah
Hablum minallah adalah bagaimana manusia berhubungan dengan Sang Khalid, dengan cara mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi semua yang dilarang. Secara bahasa hablum minallah (Øَبْل٠مÙّنْ اللَّهÙ) artinya hubungan dengan Allah SWT.
Makna hablum minallah terdapat dalam tafsir At-Thabari, Al-Baghawi dan tafri Ibnu Katsir, yang artinya adalah “Perjanjian dari Allah, maksudnya adalah masuk Islam atau beriman dengan Islam sebagai jaminan keselamatan bagi mereka di dunia dan akhirat”.
Hablum minallah dilaksanakan dengan ubudiyah atau ibadah. Hidup manusia di dunia pada hakikatnya adalah hanya untuk beribadah kepada Allah SWT. Sebagai mana Allah berfirman:
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Qs. Ad-Dzuriat : 56).
Contoh perilaku hablum minallah menurut Imam Ghazali terdiri dari tiga hal, yaitu:
- Menunaikan perintah syariat
- Rela dengan ketentuan dan takdir serta pembagian rezeki dari Allah SWT
- Meninggalkan kehendak nafsunya untuk mencari keridhaan Allah SWT.
Istilah Hablum Minannas dan Hablum Minallah tercantum dalam Al-Quran surat Ali Imron ayat 112, yang berbunyi:
ضÙرÙبَتْ عَلَيْهÙم٠الذÙّلَّة٠أَيْنَ مَا Ø«ÙÙ‚ÙÙÙواْ Ø¥Ùلاَّ بÙØَبْل٠مÙّنْ اللَّه٠وَØَبْل٠مÙّنَ النَّاس٠وَبَآؤÙوا بÙغَضَب٠مÙّنَ اللَّه٠وَضÙرÙبَتْ عَلَيْهÙم٠الْمَسْكَنَة٠ذَلÙÙƒÙŽ بÙأَنَّهÙمْ كَانÙواْ يَكْÙÙرÙونَ بÙآيَات٠اللَّه٠وَيَقْتÙÙ„Ùونَ الأَنبÙيَاء بÙغَيْر٠ØÙŽÙ‚ÙÙ‘ Ø°ÙŽÙ„ÙÙƒÙŽ بÙمَا عَصَوا وَّكَانÙواْ يَعْتَدÙونَ
"Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh Para Nabi tanpa alasan yang benar. yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas."
Setelah membaca ulasan di atas, semoga kita umat Muslim diberikan hidayah, taufik, kekuatan dan keikhlasan dalam mengamalkannya.