PARBOABOA, Simalungun – Dinas Peternakan Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara (Sumut) mendeteksi virus African Swine Fever (ASF). Ada ratusan ternak babi milik warga di dua kecamatan mati mendadak karena terjangkit penyakit tersebut.
Kepala Bisang (Kabid) Peternakan Kabupaten Simalungun, Resna Siboro mengatakan, berdasarkan catatan yang diterima lewat laporan warga sudah ada 110 ekor babi mati lantaran virus ASF.
"Ada di dua kecamatan hingga saat ini yang kita terima, yakni Kecamatan Raya dan Kecamatan Panei,” katanya kepada Parboaboa, Senin (12/12/2022).
Ia menjelaskan, gejala dari virus yang menyerang ternak babi tersebut masih sama seperti yang pernah terjadi pada 2020 lalu. Di mana, babi akan mengalami demam, tidak mau makan, dan pendarahan di beberapa bagian tubuh jika terjangkit penyakit.
“Gejalanya sama seperti 2020 lalu, hingga saat ini kita juga masih melakukan pendataan terhadap penyebaran virus tersebut mengikut instruksi dari provinsi,” ucapnya.
Ia menyebutkan, penyebaran virus ini telah terjadi sejak Agustus 2022. Untuk mengantisipasi kasus tersebut, Dinkes Simalungun sudah mulai melakukan penyemprotan desinfektan di beberapa kandang ternak milik warga.
Dinas Peternakan juga melakukan penyuluhan terkait tindak antisipasi kasus tersebut.
“Kita vaksin dan obat belum ada untuk ASF, belum ditemukan. Jadi, kita masih melakukan penyemprotan desifektan saja. Masyarakat juga sudah kita edukasi, kalau ada kasus babi mati langsung dikubur agar tidak menyebar virusnya,” sebutnya.
Saat ditanya mengenai aturan ketat masuknya babi ke Simalungun, ia mengaku belum melakukan kerja sama dengan pihak-pihak satuan lalu lintas di beberapa perbatasan.
“Belum ada, kalau untuk perbatasan lalu lintas dinas kita belum ada melakukan hal tersebut. Sebab, ini akan melibatkan banyak pihak. Jadi, kita belum ada melakukan hal itu. Namun, untuk hewan ternak sapi sudah kita siagakan untuk mengecek surat-menyuratnya,” pungkasnya.
Salah satu warga yang memiliki ternak babi di Kecamatan Siantar, Farida Simanjuntak mengatakan, dirinya belum mendeteksi adanya gejala dari virus ASF yang menyerang hewan ternaknya.
“Belum ada, saya juga sudah tahu kasus tersebut sudah marak di beberapa daerah. Tapi, hewan ternak saya belum menunjukkan gejala-gejala tersebut,” ucapnya kepada Parboaboa.
Ia mengaku tetap waspada dan rutin membersihkan kandang ternaknya untuk menghindari serangan virus tersebut.
“Saya rutin membersihakan kandang dan selalu waspada dengan gejala-gejala dari para ternak. Semogalah tidak ada yang terjangkit,” tutupnya