Fase Cahaya Matahari : Golden Hour, Blue Hour, Senja

Fase Cahaya (Foto: CNN Indonesia)

PARBOABOA - Cahaya merupakan faktor penting dalam dunia fotografi. Memahami perilaku dan faktor-faktor yang mempengaruhinya sangat penting. Dari golden hour, blue hour hingga senja, merupakan beberapa fase cahaya yang dipengaruhi oleh posisi matahari.

Melansir dari Photo Pills, Golden Hour, dan Blue Hour, dan Senja dapat terjadi pada pagi dan sore hari. Namun, ini tidak berarti bahwa kondisi pencahayaan yang sama akan terulang dengan tepat.

Setiap fase cahaya tidak hanya bergantung pada posisi matahari, tetapi juga pada kondisi cuaca, polusi, kemunculan partikel debu, dll.

1. Golden Hour

Golden hour adalah waktu ketika warna langit berubah dari merah atau oranye menjadi kuning atau, seperti namanya, keemasan. Jam emas memiliki suhu warna yang lebih hangat, lebih lembut, lebih banyak cahaya menyebar dan sangat sedikit kontras karena matahari rendah di langit.

Golden hour sangat ideal untuk fotografi lanskap karena jenis cahaya yang tersedia pada priode itu tidak menciptakan bayangan atau pencahayaan yang kuat. Selama priode ini, warna merah dan oranye kadang dapat mencapai intensitas maksimumnya.

Saat ketinggian matahari berada di bawah 0,5 derajat, inilah saat yang tepat untuk memotretnya dalam eksposur tunggal. Tetapi pada saat posisi Matahari berada di atas 0,5 derajat, hal ini akan membuatnya menjadi sulit dilihat dan tidak menarik.

Oleh karena itu, carilah hari ketika bulan purnama terbit atau terbenam saat matahari berada pada ketinggian antara 0,5 derajat dan -6 derajat. Biasanya Golden Hour akan dapat terjadi pada priode waktu di pagi hari sekitar pukul 05.00 sampai 06.00 WIB. Sedangkan jika pada sore hari, waktu yang tepat adalah antara pukul 17.30 sampai 18.30 WIB.

2. Blue Hour

Selama Blue Hour, langit menjadi berwarna biru tua dengan suhu warna yang sejuk dan warna yang kaya. Di awal sore dan di akhir pagi, Anda bisa melihat gradasi warna dari biru hingga jingga tepat di tempat matahari terbenam dan terbit.

Di daerah perkotaan, saat gedung dan lampu jalan masih menyala, ini adalah waktu yang ideal untuk memotret fotografi perkotaan. Ini juga bagus untuk fotografi lanskap karena perbedaan bayangan langit dan saturasi warna.

Pada saat malam menjelang, blue hour dapat disaksikan bertepatan dengan berakhirnya senja, tepat setelah golden hour. Pada pagi hari, fase ini bertepatan dengan awal senja yang terjadi tepat sebelum golden hour.

Blue Hour terjadi saat senja, menjadikannya waktu terbaik untuk memotret Bulan. Selama priode waktu ini, langit memiliki gradasi dari biru ke oranye. Kejadian ini dapat dinikmati pada pagi hari sebelum matahari terbit dan sore hari ketika matahari sudah terbenam. Meskipun begitu, waktu blue hour terjadi dengan waktu yang cukup singkat yaitu hanya 10 – 30 menit saja.

3. Senja

Senja adalah selang waktu antara siang dan malam sebelum matahari terbit dan setelah matahari terbenam. Meskipun Matahari berada di bawah cakrawala, cahayanya terlihat karena menerangi lapisan atas atmosfer.

Ada tiga jenis senja: senja sipil, senja samudera, dan senja astronomi.

a. Senja Sipil

Senja sipil atau twilight artinya ketika saat senja masih ada cukup cahaya alami yang tersisa untuk dapat melihat dan membedakan objek. Langit sangat cerah dan warna awannya beragam dari merah, jingga dan kuning hingga magenta dan biru. Itu tergantung pada kondisi cuaca dan jumlah partikel debu.

b. Senja Samudra

Selama senja samudra, langit mulai sangat gelap, memiliki rona biru tua, cakrawala masih terlihat, dan lebih banyak bintang terlihat. Malam di laut dipengaruhi oleh lampu-lampu kota. Pada waktu ini, benda tidak bisa lagi dibedakan dan cakrawala tak dapat dilihat dengan mata telanjang.

c. Senja Astronomi

Langit menjadi gelap selama senja astronomi. Pengamatan nebula dan galaksi sulit dilakukan, tetapi banyak rasi bintang dapat dilihat. Pada waktu ini, matahari tak lagi menerangi langit, dan dapat melakukan pengamatan astronomis

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS