PARBOABOA, Jakarta – Booster Covid-19 atau pemberian dosis lanjutan vaksin untuk anak usia 16 hingga 18 tahun kini telah mendapatkan izin.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk vaksin virus corona (Covid-19) yang diproduksi oleh Pfizer-Biontech (Comirnaty) untuk diberikan sebagai dosis lanjutan atau booster pada anak usia 16-18 tahun.
Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan, dosis booster Vaksin Cominaty yang diperbolehkan sebanyak 1 dosis (30 mcg/0.3 mL). Pemberian ini diizinkan sekurang-kurangnya enam bulan setelah anak menerima vaksin dosis kedua.
"Vaksin Comirnaty merupakan vaksin Covid-19 dengan platform mRNA yang dikembangkan oleh Pfizer-Biontech. Vaksin Comirnaty merupakan satu dari 13 vaksin Covid-19 yang telah mendapatkan persetujuan EUA di Indonesia," kata Penny dalam keterangan tertulis, Rabu (3/8/2022).
Sebelumnya, booster atau dosis lanjutan vaksinasi Covid-19 hanya diizinkan untuk usia 18 tahun ke atas. Lantas, apa efek samping vaksin pfizer untuk anak usia 16 -18 tahun?
Efek Samping Vaksin Pfizer
Melansir dari cnnindonesia.com, tidak ada efek samping yang berarti saat vaksin tersebut digunakan pada anak usia 16-18 tahun. Namun, jika memang ada, rata-rata keluhan yang dialami masih dalam tingkat sedang.
Keluhan tersebut seperti:
- Reaksi lokal di tempat bekas penyuntikan (21 persen)
- Gangguan jariangn sendi dan otot (6.7 persen)
- Sakit kepala ringan (5 persen)
- Lymphadenophatyhy/pembengkakan atau pembesaran kelenjar getah bening (2.7 persen)
- Gangguan ringan saluran pencernaan (1.7 persen)
"Hasil tersebut konsisten dengan laporan kejadian sampingan setelah pemberian 2 dosis primer vaksin Comirnaty," kata Penny.
Penny juga memaparkan, efek samping yang dialami anak-anak ini sebanding dengan efikasi booster mencapai 92 persen dalam mencegah penularan virus Covid-19.
Tidak hanya itu, Penny berkata, efektivitas booster vaksin Comirnaty ini cukup besar perannya dalam menurunkan jumlah hospitalisasi hingga kematian, yaitu sebesar 81 persen.
"Kemudian juga vaksin ini memiliki kemampuan 92 persen dalam menurunkan risiko Covid-19 berat dan 81 persen dalam menurunkan kematian karena Covid-19," kata Penny.