PARBOABOA, Pematang Siantar – Pandemi COVID-19 yang menghantam Indonesia dan mengharuskan masyarakat melakukan aktivitas di rumah ternyata menjadi berkah bagi Chatrine Lidya Girsang.
Meski harus di rumah tak lantas tidak membuat kreativitas mahasiswa Kenotariatan Universitas Sumatra Utara asal Pematang Siantar itu padam. Chatrine pun memutar otak untuk mencari peluang bisnis baru di bidang makanan, di tengah pandemi COVID-19.
Ide yang ia kreasikan terbilang unik, jarang dan menjadi yang pertama kalinya bagi masyarakat Pematang Siantar.
Kreasi itu ia sebut dengan Pizza babi. Kreasi makanan baru itu ia lakukan awalnya demi mengirit uang jajan, saat berkumpul bersama teman-temannya.
"Pertama kali saya membuat pizza karena kebetulan sedang berkumpul dengan teman-teman. Daripada jajan keluar dan habiskan uang, saya langsung inisiatif membuat pizza sebagai cemilan bersama," katanya kepada PARBOABOA.
Bak gayung bersambut, pizza babi kreasi wanita berusia 24 tahun ini dinilai lezat oleh teman-temannya. Dari situlah muncul ide untuk mencoba menjajakannya ke khalayak ramai, tak hanya teman-temannya.
Chatrine juga ingin, kelezatan pizza babi bisa dirasakan masyarakat Pematang Siantar. Ia pun mencoba membuka pre-order (PO) untuk memasarkan pizza babinya di awal Juni 2020. Pemasaran awal itu ia lakukan melalui media sosial. Pemasaran ini tidak semata Chatrine terdesak urusan ekonomi.
"Saya hanya ingin menghabiskan waktunya dengan cara yang positif dan mencoba menjadi inspirasi untuk orang lain. Pre-Order pertama pizza babi terjual 30 Loyang," ungkapnya.
Tak patah semangat, di bulan berikutnya Chatrine kembali mencoba sistem pre-order. Namun, langkah itu tak membuat bisnisnya berkembang.
Wanita berusia 24 tahun itu lantas mencoba langkah alternatif, dengan menyediakan stok pizza babi setiap hari.
"Saya lihat ada peluang besar, saya putuskan untuk ready stock setiap hari," jelasnya.
Langkah menghadirkan pizza babi yang siap dipesan setiap saat itu ternyata membuahkan hasil. Pesanan pun mulai berdatangan.
Untuk terus menarik minat orang membeli, Chatrine pun mencoba melakukan inovasi, dengan menambah varian rasa dan topping yang rasanya mengikuti selera lidah masyarakat Pematang Siantar yang mayoritas Suku Batak.
Pizza babi yang dijual Chatrine pun kini memiliki rasa andalan bernama Pizza Andaliman Babi.
Varian rasa ini ia buat di tahun kedua ia menghadirkan pizza babi untuk masyarakat Pematang Siantar.
"Berjalannya tahun ke-3, Pizza Babi sudah launching dengan menu pepperoni babi," jelas dia.
Lewat berbagai varian itu, omzet yang diraih Chatrine pun meningkat. Ia berhasil mengantongi jutaan rupiah setiap bulannya. Ia bahkan berhasil mencicil satu unit rumah dari hasilnya menjual pizza babi.
Chatrine menyebutkan, kunci keberhasilan dalam menjalankan sebuah usaha adalah konsisten dalam segala hal, selain inovasi baru dan kreativitas. Ia juga ingin generasi muda Pematang Siantar mampu menciptakan kreasinya sendiri dan menjadi inspirasi bagi orang-orang di sekitar.
"Jangan terpaku mencari pekerjaan, ciptakan karyamu sendiri lalu Konsisten untuk mempertahankan rasa dan kualitas, dengan harga yang terjangkau jika berniat usaha di bidang kuliner ya," imbuh dia