parboaboa

Balon Wali Kota Medan Mulai Muncul, Ada Nama Kahiyang Ayu

Fika | Politik | 27-03-2024

Ilustrasi pelaksanaan pencoblosan suara di TPS. (Foto: PARBOABOA/Fika)

PARBOABOA, Medan – Pelaksanaan pemilihan presiden dan legislatif sudah selesai pada 14 Februari lalu. Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI juga telah mengumumkan hasil rekapitulasi keseluruhan pada 20 Maret lalu.

Namun, seperti yang diketahui, 2024 adalah tahun politik. Di mana dalam satu tahun penuh Indonesia akan mengalami banyak pemilihan politik. Setelah pilpres dan pileg, masyarakat Indonesia akan menjalani pemilihan kepala daerah (Pilkada).

Sumatra Utara sendiri akan menjalani 33 pemilihan kepala daerah di tingkat kabupaten/kota dan 1 pemilihan gubernur-wakil gubernur.

Sampai saat ini, untuk bakal calon Wali Kota Medan telah terungkap beberapa nama yang santer dibicarakan.

Beberapa nama tersebut adalah Aulia Rahman yang saat ini menjabat sebagai Wakil Wali Kota Medan, Ihwan Ritonga anggota DPRD Medan dari Fraksi Gerindra dan Ade Jona Prasetyo Anggota DPR RI 2024-2029 dari Fraksi Gerindra.

Nama Wiriya Al Rahman Sekda Kota Medan juga santer menjadi pembicaraan di tengah warga Medan. Bahkan, beberapa hari belakangan, nama anak Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kahiyang Ayu juga menjadi perbincangan akan maju sebagai calon Wali Kota Medan.

Nama Kahiyang Ayu mulai santer dikarenakan ucapan suaminya yang juga Wali Kota Medan, Bobby Nasution ketika ditanya wartawan mengenai Erina Gudono, adik iparnya. Saat itu, santer isu tentang Erina Gudono istri Kaesang Pangarep, Ketua Umum PSI akan diusung oleh Partai Gerindra untuk menjadi calon Bupati Sleman.

Bobby Nasution langsung menjawab bahwa ia mengira istrinya yang mau maju dalam Pilkada. Kalimat singkat Bobby Nasution itu memunculkan asumsi di tengah masyarakat bahwa istrinya akan maju dalam Pilkada Medan.

Pengamat Politik Sumatra Utara, Shohibul Anshor Siregar mengatakan semua nama yang santer beredar akan muncul sebagai bakal calon (balon). Namun, di luar anggota keluarga Presiden Joko Widodo, harus secara matang berpikir.

Pasalnya, jika partai pengusung adalah anggota koalisi paslon 02 pada Pilpres 2024, peluangnya sangat kecil.

“Kecuali mereka berani maju dengan cara lain seperti petahana Akhyar Nasution di Medan pada Pilkada 2020 atau maju melalui jalur perseorangan,” ujarnya kepada PARBOABOA, Rabu (27/03/2024).

Shohibul menuturkan, penentuan akhir untuk calon kepala daerah di Medan atau Sumatra Utara ada di Jakarta. Bukan pada pimpinan partai tingkat lokal. Walaupun partai di wilayah lokal tetap dilibatkan dalam proses penjaringan.

Shohibul menduga kuat bahwa pencalonan untuk Pilkada Serentak 2024 pada beberapa daerah akan tunduk pada skenario “cawe-cawe” Presiden Jokowi. Hal ini berdasarkan pengalaman “cawe-cawe” yang sudah dijalankan sebelumnya.

Dugaan skenario “cawe-cawe” itu terkait dengan pengkondisian untuk “pemberian kesempatan istimewa” bagi anggota keluarga Jokowi.

Sebagaimana pada tiga skenario “cawe-cawe” sebelumnya yaitu Pilkada Kota Surakarta dan Kota Medan pada tahun 2020 serta Pilpres 2024. Pada ketiga even itu, beberapa partai terpaksa menahan seleranya, kader terbaik tidak bisa dicalonkan.

Sedangkan untuk Pilkada serentak yang akan dilakukan pada 27 November 2024 mendatang, nama Bobby Nasution akan dimajukan untuk Pilkada Sumatra Utara, Kaesang sudah digadang-gadang dengan pilihan yang luas di daerah tertentu di Pulau Jawa dan kabarnya Erina Gudono, istri Kaesang, menantu Presiden Jokowi juga sudah dilirik oleh partai tertentu untuk maju pada Pilkada Sleman, Yogyakarta.

Apabila Kahiyang Ayu juga akan dicalonkan untuk Pilkada Medan, Shohibul Anshor menegaskan hal itu akan memperkuat dugaan bahwa Jokowi akan terus memanfaatkan kesempatan terakhirnya mempraktikkan politik familisme atau dinasti dengan “cawe-cawe” nya.

Sedangkan partai di luar koalisi 02 atau Indonesia Maju harus menghadapi kenyataan ini dengan penuh perhitungan. Mereka dapat belajar dari skenario “cawe-cawe” sebelumnya, termasuk pada Pilpres 2024.

Sementara itu, beberapa Gen Z yang ditemui PARBOABOA menyatakan tidak akan memberikan dukungan kepada Kahiyang Ayu. Pasalnya, menurut mereka putri Presiden Jokowi itu tidak memiliki rekam jejak politik yang mumpuni.

“Kahiyang ayu, lulus PNS aja enggak gimana mau milih jadi Wali Kota Medan,” ucap Ayu, mahasiswi Universitas Negeri di Kota Medan.

Komentar senada diungkapkan Taufik, mahasiswa salah satu perguruan swasta di Medan yang ditemui saat berkumpul bersama komunitas sepeda motornya. Ia mengaku tidak terlalu mengenal nama-nama yang diberikan.

“Saya tahu Kahiyang dari berita di televisi. Tapi soal prestasi saya sama sekali nggak tahu prestasinya selain anak Jokowi,” ucapnya.

Bukan hanya tak mau mendukung, beberapa Gen Z mengaku sudah apatis terhadap kondisi politik di Indonesia, khususnya Sumatra Utara. Pasalnya, sejak Bobby Nasution yang merupakan menantu Presiden Joko Widodo menjadi Wali Kota Medan, banyak persoalan yang belum selesai.

“Kalau Kahiyang Ayu maju sebagai calon Wali Kkota Medan, udahlah nggak usah ada kampanye lagi. Langsung lantik aja, ga ada gunanya buang-buang uang untuk Pilkada,” ujar Romi, mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi di universitas swasta di Medan.

Editor : Fika

Tag : #kahiyang ayu    #pilkada medan    #joko widodo    #cawe-cawe   

BACA JUGA

BERITA TERBARU