PARBOABOA, Jakarta - Penyakit Parkinson yang menyerang sel saraf dan bertanggung jawab untuk mengendalikan gerakan tubuh. Para pengidap penyakit ini mengalami penurunan produksi dopamin akibat sel saraf dopaminergik mengalami degenerasi sehingga tubuh kehilangan kontrol gerak dan keseimbangan.
Berikut ini penjelasan apa itu penyakit parkinson, gejala, penyabab dan cara mengobatinya di bawah ini.
Apa itu Penyakit Parkinson?
Penyakit Parkinson (Parkinson's disease) merupakan gangguan neurodegeneratif (proses penuaan di otak) yang memengaruhi sebagian besar neuron penghasil dopamin atau “dopaminergik” di area spesifik otak yang disebut substantia nigra.
Parkinson bisa mengganggu pergerakan tubuh. Tahap awal penyakit Parkinson, wajah pasien menunjukkan lebih sedikit atau tanpa ekspresi. Gejala lainnya, lengan mungkin tidak berayun saat berjalan. Tutur bicara juga mungkin menjadi lembut atau tidak jelas, gejala penyakit Parkison memburuk seiring dengan perkembangan kondisi penderitanya dari waktu ke waktu.
Gejala Penyakit Parkinson
Gejala Parkinson bisa berbeda untuk setiap orang. Tanda-tanda awal mungkin ringan dan tidak disadari. Gejala sering dimulai di satu sisi tubuh dan cenderung akan memburuk di sisi itu, bahkan setelah gejala mempengaruhi kedua sisi.
Gejala utama penyakit Parkinson antara lain:
1. Tremor atau gemetar, sering saat istirahat atau lelah. Biasanya dimulai dengan satu tangan.
2. Kekakuan otot, dapat membatasi gerakan dan mungkin menyakitkan
3. Perlambatan gerakan, dapat menyebabkan periode pembekuan
4. Postur bungkuk dan masalah keseimbangan.
Cara mengobati penyakit Parkinson
Penyakit Parkinson hingga saat ini belum ada penyembuhannya. Semua terapi yang diberikan hanya untuk meringankan gejala klinis yang timbul, memperlambat perjalanan penyakit, dan meningkatkan kualitas hidup penderita.
Ada tiga tahap dalam mengobati Parkinson, antara lain:
1. Obat-obatan
Pemilihan jenis obat-obatan dan dosisnya disesuaikan dengan kondisi penderita. Namun, pada pertama penanganan penyakit Parkinson adalah menggunakan Levodopa, yakni suatu precursor hormon dopamin.
Tapi, untuk saat ini terdapat beberapa obat yang mempunyai efek kerja seperti dopamine yang dinamakan dopamine agonist.
Mengingat penyakit ini bersifat kronis dan progresif, maka dalam jangka yang panjang efektifitas levodopa akan berkurang. Bahkan obat-obatan menimbulkan efek samping, seperti mual, muntah, dan gangguan dyskinesia. Dalam kondisi ini penyesuaian dosis levodopa, pemberian obat-obatan tambahan diperlukan untuk meringankan keluhan penderita.
2. Terapi
Dokter menyarankan pasien menjalankan terapi seperti fisioterapi, terapi wicara, dan psikoterapi. Tujuan fisioterapi untuk membantu mengatasi kaku otot dan nyeri di sendi agar dapat meningkatkan kemampuan gerak maupun kelenturan tubuh.
Sementara itu, terapi wicara disarankan apabila mengalami kesulitan berbicara dan sulit menelan makanan atau air liur.
Selain itu, psikoterapi disarankan jika pasien mengalami depresi. Prosedur ini dianjurkan untuk menjalani terapi dengan psikolog.
3. Operasi
Jika pemberian obat-obatan tidak dapat meringankan gejala, mungkin dokter akan melanjutkan dengan tindakan operasi. Pilihan metode yang dipilih biasanya deep brain stimulation (DBS) dengan menanamkan elektroda di area otak yang terganggu.
Bisa juga dengan gamma knife surgery yang dilakukan jika pasien tidak dapat menjalani tindakan DBS. Tujuan prosedur ini untuk memancarkan sinar radiasi gamma ke bagian otak yang terdampak. Pada tahun 2002, badan kedokteran Amerika Serikat telah meresmikan penggunaan stimulasi otak dalam untuk membantu mengatasi gejala akibat kurang efektifnya obat-obatan dan gejala akibat efek samping obat levodopa.
Tindakan stimulasi otak dalam adalah suatu tindakan penanaman elektroda di dalam otak pada salah satu struktur berikut nucleus subthalamicus, globus pallidus internus, atau ventro-intermediate thalamus. Selanjutnya pada elektroda ini akan dihantarkan kekuatan arus listrik sebesar 2-5 V dengan frekuensi 130- 185 Hz yang digunakan untuk memodulasi kelistrikan otak. Adanya modulasi listrik eksternal ini ternyata dapat membantu menormalkan sirkuit kelistrikan otak yang terganggu akibat kekurangan dopamine.
Itulah penjelasan mengenal penyakit parkinson kenali gejala, penyebab dan cara mengobatinya. Semoga dapat bermanfaat!