PARBOABOA, Jakarta - Berita mengejutkan dari Thailand mengungkapkan bahwa hampir seluruh sampel anggur Shine Muscat terkontaminasi pestisida berbahaya yang akan memicu kekhawatiran besar tentang keamanan pangan dan kesehatan konsumen.
Penelitian yang dilakukan oleh Jaringan Peringatan Pestisida Thailand (Thai-PAN) menemukan bahwa dari 24 sampel anggur Shine Muscat yang diuji, 23 di antaranya terkontaminasi residu pestisida yang melebihi batas aman yang ditetapkan.
Beberapa bahan kimia berbahaya yang telah terdeteksi termasuk klorpirifos dan endrin aldehida, diketahui dapat memiliki dampak serius pada kesehatan manusia.
Akibat dari temuan ini, harga anggur Shine Muscat mengalami penurunan yang drastis. Harga yang sebelumnya mencapai sekitar 300 baht (sekitar Rp140.000) per kilogram kini merosot menjadi 80 baht (sekitar Rp37.000) per kilogram.
Meskipun harga yang lebih murah tampak menguntungkan bagi pembeli, banyak orang yang masih ragu untuk membeli produk ini.
Ketidakpastian tentang keamanan pangan membuat konsumen khawatir akan risiko kesehatan, sehingga banyak pedagang terpaksa menarik anggur Shine Muscat dari penjualan mereka untuk menjaga reputasi bisnis yang telah dibangun dengan susah payah.
Risiko kesehatan akibat paparan residu pestisida ini menjadi perhatian utama. Para ahli kesehatan telah memperingatkan bahwa paparan bahan kimia berbahaya dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, termasuk kanker dan kerusakan hati.
Kelebihan residu pestisida menimbulkan kekhawatiran mendalam mengenai keamanan pangan dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Dalam upaya untuk melindungi konsumen, banyak pihak berwenang berusaha untuk meningkatkan pengawasan terhadap produk makanan, terutama yang diimpor.
Otoritas di Thailand berencana melakukan pengambilan sampel tambahan dan berkoordinasi dengan kementerian terkait untuk menilai risiko yang mungkin muncul dari buah impor ini.
Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa standar keamanan pangan dapat terjaga dan risiko yang terkait dengan produk luar negeri dapat diminimalisir.
Tak hanya Thailand, Malaysia pun telah memulai penyelidikan terhadap anggur Shine Muscat yang telah mereka impor.
Pemerintah Malaysia menekankan betapa pentingnya melakukan pemeriksaan ketat terhadap standar keamanan pangan setelah adanya laporan yang meresahkan dari Thailand.
Tindakan ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam melindungi warganya dari risiko kesehatan yang mungkin ditimbulkan oleh produk yang tidak aman.
Investigasi terkait kontaminasi anggur Shine Muscat dimulai pada 2 Oktober lalu. Pada saat itu, Thai-PAN bersama dengan Dewan Keamanan Konsumen Thailand (TCC) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan Thailand (FDA) melakukan pembelian sampel anggur dari toko online dan supermarket.
Setelah sampel tersebut diuji di laboratorium, Thai-PAN menemukan lebih dari 50 jenis residu berbahaya dalam anggur Shine Muscat.
Di antara residu tersebut, klorpirifos dan endrin aldehida menjadi sorotan utama, bersamaan dengan 26 residu lainnya yang termasuk dalam kategori berbahaya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari total 50 zat berbahaya yang terdeteksi, 37 di antaranya adalah pestisida sistemik yang bisa tertinggal dalam jaringan anggur, sehingga sulit untuk dihilangkan hanya dengan mencuci.
Selain itu, anggur tersebut juga mengandung 22 residu yang tidak terdaftar dalam regulasi bahan berbahaya Thailand.
Temuan ini menjadi sinyal bahwa sistem pengawasan terhadap produk pangan perlu diperkuat untuk menghindari masuknya zat-zat berbahaya ke pasar.
Hal ini juga menjadi panggilan bagi produsen dan distributor untuk lebih memperhatikan praktik pertanian yang aman dan bertanggung jawab.
Sebagai langkah lanjutan, Thai-PAN dan TCC berencana menempuh jalur hukum terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam impor anggur Shine Muscat ke Thailand.
Tindakan ini bertujuan untuk menghentikan peredaran produk berbahaya dan melindungi kesehatan masyarakat.
Selain itu, mereka juga mengimbau kepada warga untuk lebih teliti saat memilih produk buah dan sayuran agar terhindar dari bahan kimia berbahaya.
Di tengah masalah ini, pedagang buah di Thailand mengeluh tentang penurunan penjualan anggur Shine Muscat. Banyak pedagang, meskipun sudah memangkas harga jual, tetap tidak mendapatkan pembeli.
Situasi ini menggambarkan dampak serius dari masalah keamanan pangan terhadap perilaku konsumen dan kondisi pasar secara keseluruhan.
Kejadian ini menekankan pentingnya regulasi yang ketat terhadap produk pangan untuk memastikan keselamatan masyarakat dan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk yang mereka beli.
Ketidakpastian ini juga mendorong konsumen untuk lebih berhati-hati dalam memilih makanan yang mereka konsumsi.
Dengan meningkatnya kesadaran akan resiko kesehatan yang mungkin ditimbulkan oleh pestisida, diharapkan akan ada perubahan dalam kebiasaan belanja dan pola makan masyarakat.
Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan lembaga terkait untuk terus melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya keamanan pangan dan cara memilih produk yang aman.
Editor: Luna