PARBOABOA, Tebing Tinggi - Diduga korban penganiayaan, anak perempuan berinisial AK (11), warga Jalan Sei Kelembah, Kelurahan Durian, Kecamatan Bajenis, Kota Tebing Tinggi, meninggal dunia, Rabu (15/02/2023).
Pihak keluarga curiga, kematian tersebut ada kaitannya dengan pengasuh korban, yakni seorang laki-laki berinisial RH.
Pasalnya, dikatakan ayah korban, Dedy Alkama, korban tidak tinggal bersamanya.
Namun, AK tinggal bersama pengasuhnya di Jalan Swasembada, Kecamatan Bajenis, Kota Tebing Tinggi.
“Jadi anak saya ini sewaktu neneknya masih hidup, dia tinggal bersama neneknya. Dia dekat sekali dengan neneknya. Asal kemana-mana pasti bersama neneknya”
“Si nenek sering bawa anak saya ini ke rumah si RH. Jadi ketika neneknya meninggal, anak saya ini kesepian. Jadi dia memilih untuk tinggal bersama RH,” katanya saat ditemui Parboaboa, Selasa (21/02/2023).
Dedy menjelaskan, bahwa anaknya sudah tinggal bersama RH kurang lebih satu tahun.
“Waktu itu sebelum meninggal, istri RH mengatakan bahwa anak saya sakit dirawat di Rumah Sakit (RS) Umum Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi. Berhubung saya masih kerja, saya bilang nanti sore saya kesana”
“Rupanya saya dapat kabar jam 16.00 WIB, anak saya sudah meninggal. Sementara dari pihak RS mengatakan bahwa anak saya sudah meninggal pukul 11.15 WIB,” lanjutnya.
Dedy merasa kematian anaknya tidak wajar, karena saat jasad dimandikan, ditemukan luka di bagian kelamin serta anus korban.
“Curiganya karena bilal jasadnya mengatakan di kemaluannnya ditemukan luka atau mengalami kerusakan. Setelah itu, saya langsung pergi ke Kepolisan Resor (Polres) Tebing Tinggi untuk buat laporan.
"Malamnya anak saya dibawa ke Medan untuk dilakukan autopsi. Tapi sampai sekarang hasilnya belum keluar,” tambahnya.
Dedy berharap, kasus yang menewaskan anaknya tersebut bisa cepat terungkap.
“Harapannya bisa cepat terungkap, siapa yang telah melukai anak saya. Apa dari tempat dia tinggal yang melakukannya atau tidak,” harapnya.
Terpisah, Kepala Seksi (Kasi) Hubungan Masyarakat (Humas) Polres Tebing Tinggi, AKP Agus Arianto mengatakan, bahwa kasus meninggalnya AK masih dalam proses penyelidikan.
“Benar laporan telah kami terima penganiayaan anak yang mengakibatkan meninggal dunia. Sejauh ini kami masih dalam proses penyelidikan,” pungkasnya.