PARBOABOA – Terdakwa kasus hoaks babi ngepet Adam Ibrahim, mengaku bahwa kini anak dan adiknya kini tak bisa melanjutkan pendidikan. Keduanya harus putus sekolah lantaran tak lagi memiliki biaya semenjak Adam terjerat kasus penyebaran berita bohong babi ngepet. Seperti keterangan terrulis yang dikutip pada Senin (08/11/2021).
Kasus hoaks babi ngepet yang dilakukan Ustadz Adam Ibrahim di kampung Bedahan, Kecamatan Sawangan, Depok membuat hebok publik. Viral di media sosial, lalu memancing kericuhan di media dan jadi perbincangan publik di grup-grup media sosial.
Buntut aksinya itu, sang ustad akhirnya ditahan polisi dan dijadikan tersangka atas pelanggaran Pasal 14 ayat 1 atau 2 UU No 1 tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana dengan sanksi hukuman pidana 10 tahun penjara.
Adam pun mengaku memiliki dua anak dan seorang adik yang masih menimba ilmu di perguruan tinggi. Kini mereka tak dapat melajutkan pendidikannya karena penanggung biaya selama ini sedang tersandung kasus prank babi ngepet.
“Saya punya dua anak. Sekarang mereka putus sekolah karena saya yang biayain semua,” ujar Adam dalam persidangan lanjutan kasus babi ngepet secara virtual di Pengadilan Negeri Kota Depok, Selasa (2/11/2021) siang.
Kini Adam mengaku menyesali perbuatannya yang menimbulkan keonaran di tengah masyarakat. Dia berjanji tak akan mengulangi perbuatannya di kemudian hari.
Sebelumnya video seekor babi hutan yang dimasukkan ke dalam kandang menjadi tontonan ramai warga di Bedahan, Sawangan, Depok. Yang membuat semakin heboh, Adam dengan pengeras suara dengan gaya meyakinkan menyebut itu bukan hanya sekadar babi, melainkan manusia yang berubah menjadi babi.
Adam mengatakan kepada warga bahwasanya babi ngepet akan bisa terlihat jika ditangkap dengan telanjang bulat, gunanya agar babi ngepet tersebut bisa terlihat jelas, sehingga dapat dengan mudah menangkap binatang jadi-jadian tersebut.
Adam membeli anak babi itu secara online seharga Rp 900.000 plus ongkos kirim seharga Rp 200.000. Kemudian, ia menyusun skenario penangkapan babi yang belakangan disembelih itu bersama beberapa orang lainnya. Adam melakukan rekayasa ini supaya dirinya lebih terpandang sebagai tokoh kampung.