PARBOABOA - Salah satu produsen handphone dari Tiongkok yaitu, Xiaomi terus mengembangkan berbagai inovasi dalam produk teknologinya.
Setelah, sukses dengan produk smartphone. Kini, Xiaomi sedang mengembangkan teknologi lainnya yaitu, berupa mobil listrik. Bahkan, mobil listrik buatan Xiaomi ini nantinya diharapkan bisa menyaingi Tesla dimasa mendatang.
Mobil listrik tersebut bernama, Xiaomi Pilot Technology. Tak tanggung-tanggung, Demi untuk mengembangkan mobil listrik ini, Xiaomi rela mengeluarkan dana sebesar USD 500 Juta atau sekitar Rp7,5 Triliun (jika menggunakan kurs saat ini).
Biaya tersebut sudah termasuk biaya untuk mengembangan mobil listrik selanjutnya. Bahkan, Xiaomi juga sudah menyiapkan dana tambahan sebesar USD 300 Juta atau sekitar Rp4,5 Triliun (jika menggunakan kurs saat ini) untuk tim riset mereka.
Tak hanya itu saja, untuk mengembangkan mobil listrik tersebut. Xiaomi juga mengakuisisi salah satu perusahaan startup mobil yang bernama, Shendong Technology yang berbasis di kota Tiangchang yang berada di Provinsi Anhui.
Dengan akusisi tersebut, Xiaomi sudah mendapatkan berbagai akses teknologi yang membantu untuk pengembangan mobil listrik dan termasuk, para tim dari perusahaan tersebut yang ikut membantu.
CEO Xiamoi yaitu, Lei Jun juga mengatakan untuk pengembangan mobil listrik tersebut menggunakan pendekatan full-stack yang dikembangkan sendiri.
Bahkan, algoritmanya juga dikembangkan sendiri. Alasan, menggunakan pendekatan ini karena dapat mengontrol software dan hardware secara pada mobil listrik ini secara bersamaan.
Informasi ini disampaikan langsung oleh CEO Xiaomi, Lei Jun melalui cuitannya di Twitter dengan handle @leijun, Kamis (11/8/2022).
“Xiaomi Test Pilot kami telah mencapai pengalaman berkendara yang aman dan mulus di berbagai macam kondisi. Lihat video di bawah ini untuk beberapa demo (mobil listrik Xiaomi),” tulis Lei Jun.
Video yang berdurasi 1 menit 31 detik ini memamerkan hasil uji coba mobil listrik Xiaomi yang berjalan secara otonom.
Selama video berlangsung, terdapat beberapa sudut pandang kamera yang menampilkan kondisi dari mobil listrik tersebut di jalan raya.
Hal pertama yang dimunculkan dari video tersebut adalah kemampuan mobil untuk berhenti secara otomatis dan menunggu sampai jalanan sepi, agar dapat melakukan putar balik.
Putaran yang diuji coba saat itu adalah putaran membentuk huruf “U” atau “U-turn”. Mobil juga mampu menghindari mobil lain yang sedang mogok di tengah jalan, melakukan jalan setengah memutar, mempercepat dan memperlambat kecepatan mobil sesuai kondisi jalan, mematuhi aturan lalu lintas, dan berhenti otomatis saat ada orang yang menyeberang.
Lei Jun mengatakan bahwa untuk membuat mobil listrik otomatis ini, Xioami telah merekrut lebih dari 500 pekerja agar bisa menjadi pemimpin industri EV pada 2024.
Beberapa fitur menarik dari Xiaomi Pilot Technology ini adalah "reserved parking space", "autonomous valet parking", dan bahkan ada juga "automatic robotic arm charging".
Sejauh ini Xiaomi berencana membuat armada mobil otonom untuk pengujian yang jumlahnya mencapai 140 unit pada tahap pertama pengembangan Pilot Technology ini.
Target besarnya adalah Xiaomi menjadi pemimpin industri pada 2024, yang terdengar sangat ambisius, karena waktu yang tersedia berarti tak sampai setahun lagi.
Seperti, yang sudah disinggung pada awal berita. Pengembangan mobil listrik yang dilakukan Xiaomi ini untuk mengalahkan Tesla yang saat ini masih dianggap sebagai salah satu terbesar di dunia.
Xiaomi memiliki keinginan untuk menjadi salah satu produsen mobil listrik terbaik didunia dan terbesar pada tahun 2024.
Bahkan, masuknya Xiaomi di industri mobil listrik juga menjadi tanda jika Xiaomi kini memilih untuk memproduksi mobil listrik dan kemungkinan tidak memproduksi lagi smartphone di masa mendatang.
Langkah yang dilakukan Xiaomi ini juga bisa menjadi bukti kalau negara Asia juga sudah siap dan mampu untuk memproduksi mobil listrik.