PARBOABOA, India – WHO (World Health Organization) telah memberikan izin penggunaan darurat vaksin buatan India bernama Covaxin pada Rabu (3/11). Hal itu disampaikan WHO di akun twitter resminya.
"Kelompok Penasihat Teknis yang terdiri dari WHO dan pakar regulasi dari berbagai belahan dunia, memutuskan bahwa vaksin #Covaxin telah memenuhi standar WHO terkait perlindungan terhadap #COVID19, dan keuntungan dari vaksin ini lebih besar daripada risikonya, dan vaksin ini bisa digunakan," tulis WHO.
Covaxin merupakan vaksin ketujuh yang sudah mendapat izin dari WHO. Sebelumnya, WHO mengizinkan penggunaan vaksin Pfizer, Moderna, AstraZeneca, Johnson & Johnson, Sinovac, dan Sinopharm. Covaxin diproduksi oleh perusahaan di India bernama Bharat Biotech.
Sebelumnya, Kelompok Penasihat WHO akan memberikan keputusan mengenai penggunaan Covaxin pada minggu lalu. Namun, pihaknya meminta klarifikasi tambahan dari Bharat Biotech sebelum melakukan penilaian akhir terkait risiko dan manfaat vaksin ini.
Kelompok Penasihat WHO yang ahli dalam bidang imunisasi merekomendasikan vaksin ini diberikan sebanyak dua dosis dengan jarak penggunaan empat minggu. Mereka juga merekomendasikan penggunaan vaksin ini untuk orang berumur 18 tahun ke atas.
Izin penggunaan darurat ini membuat Bharat boleh mengirimkan vaksin mereka ke negara-negara yang menggunakan vaksin rujukan WHO.
Pengakuan Covaxin dari WHO ini juga membuat masyarakat India yang telah menerima vaksin tersebut bisa pergi ke luar negeri.
Selain India, beberapa negara juga berhasil menciptakan vaksin mereka, seperti China yang menciptakan Sinovac dan Sinopharm. Rusia juga menciptakan vaksin Sputnik yang bisa digunakan masyarakat negara itu.