PARBOABOA, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau agar masyarakat Jawa Timur mewaspadai terjadinya cuaca ekstrem saat peralihan dari musim hujan ke musim kemarau (pancaroba) pada 27 Maret hingga 1 April 2023.
Berdasarkan analisis iklim BMKG, adanya pengaruh tarikan massa udara yang diakibatkan oleh tekanan rendah di sebelah selatan Jawa Timur yang dapat menyebabkan terbentuknya konvergensi hingga meningkatkan pertumbuhan awan konvektif (awan yang dihasilkan oleh proses konveksi akibat pemanasan radiasi surya)
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo, Taufiq Hermawan mengatakan aktifnya gelombang atmosfer Rossby dan Kelvin di wilayah Jawa Timur dalam sepekan ke depan berdampak pada peningkatan jumlah curah hujan serta hangatnya kondisi perairan juga turut menambah suplai uap air ke atmosfer.
Kondisi ini pun, kata Taufik, memicu terjadinya bencana hidrometeorologi berupa genangan air, angin puting beliung, hingga hujan es pada periode 27 Maret-1 April 2023.
“Kondisi tersebut sangat berpengaruh dalam pembentukan awan-awan Cumulonimbus yang akan semakin intens dan dapat mengakibatkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang,” kata Taufiq Hermawan dalam keterangannya di Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (26/03/2023).
Adapun daerah yang diperkirakan dilanda cuaca ektrem ini adalah Kota baru, Jember, Jombang, Kota Madiun, Magetan, Kota Malang, Nganjuk, Pacitan, Ponorogo, Sampang, Kabupaten Kediri, Kabupaten Pasuruan, Banyuwangi, Bojonegoro, Bondowoso, Kota Blitar, dan Lumajang.
Kemudian, kondisi serupa juga berpotensi terjadi di wilayah Kab. Madiun, Kab. Malang, Kab. Mojokerto, Ngawi, Kab. Purbolinggo, Situbondo, Trenggalek, Tiban. Tulungagung, Kota Kediri, Kota Mojokerto, Kota Pasuruan, Kota Probolinggo, Sidoarjo, Sumenep, Bangkalan, Kab. Blitar, Gresik, Kota Surabaya, Pamekasan, serta Lamongan.
Editor: Maesa