PARBOABOA, Pematangsiantar - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pihaknya mengalami kekalahan yang menyakitkan dalam memerangi pasukan Rusia di Kota Sievierodonetsk dan Kharkiv.
Dilansir Associated Press, Rabu (15/6/2022), presiden 44 tahun itu menambahkan jika negaranya saat ini membutuhkan senjata antirudal moderen dari Barat.
Menurutnya, tidak ada alasan bagi negara-negara mitra untuk menunda pengiriman persenjataan.
Komentar itu ia sampaikan setelah beberapa roket Rusia berhasil menghantam sejumlah sasaran dan menjatuhkan korban jiwa.
“Pertempuran paling sengit terjadi di Sievierodonetsk serta daerah-daerah terdekat lainnya. Sayangnya, kerugiannya menyakitkan,” kata Zelenskyy dalam pidato yang disampaikan pada Selasa malam waktu setempat.
Militer Ukraina dikabarkan tengah berjuang mengevakuasi warga sipil dari Sievierodonetsk setelah tentara Moskow menghancurkan satu-satunya jembatan penghubung yang tersisa.
Serangan itu memutus akses menuju Sievierodonetsk, kota yang kini menjadi pusat serangan tentara Rusia sebagai usaha menguasai wilayah perindustrian Donbas.
“Tetapi kita harus kuat bertahan, bertahan kuat sangat penting di Donbas. Semakin banyak kerugian yang diderita musuh di sana, semakin sedikit kekuatan yang harus dimiliki untuk mengejar agresinya,” tegas Zelensky.
Menurut Zelenskyy, negaranya juga mengalami kekalahan di Kharkiv, yang terletak di timur ibu kota Kyiv. Di sana Rusia berusaha memperkuat posisinya usai didesak mundur baru-baru ini.
“Pertempuran terus berlanjut di sana dan kami harus terus berjuang, berjuang keras,” lanjut Zelenskyy dikutip AFP. .
Pasukan Rusia saat ini telah mengendalikan 80 persen kota Sievierodonetsk. Gubernur Provinsi Luhansk Serhiy Haidai mengatakan jika evakuasi massal warga sipil "nyaris tidak memungkinkan" karena gempuran tanpa henti yang dilancarkan Rusia.
Haidai mengungkapkan, pasukan Ukraina telah terdesak hingga ke pinggiran kota industri itu akibat serangan artileri berat yang membumihanguskan wilayahnya.
"Masih ada kesempatan untuk mengevakuasi korban luka-luka. (Masih ada juga) komunikasi dengan militer Ukraina dan penduduk setempat," sebut Haidai.
Ia menyebut jika tentara Rusia belum sepenuhnya mengisolasi kota strategis itu. Diperkirakan ada sekitar 12.000 orang yang masih bertahan di Sievierodonetsk, kota yang berpopulasi 100.000 jiwa.
Hingga berita ini diturunkan, ada lebih dari 500 orang yang berlindung di pabrik kimia Azot kota Sievierodonetsk. Namun, menurut Haidai, militer Rusia terus menyerang tempat itu.