Traffic Pengguna Twitter Anjlok, Gegara Threads?

Ilustrasi Twitter, foto: Getty Images

PARBOABOA - Traffic pengguna Twitter menurun usai Meta merilis Threads pada minggu lalu. CEO Cloudflare Matthew Prince mengunggah grafik pengguna Threads dan Twitter pada Minggu (9/7). Ia menunjukkan apa yang dia katakan sebagai peringkat DNS Twitter dari Januari hingga sekarang.

"Threads alternatif Twitter, sementara itu, telah tumbuh secara eksplosif - kurang dari tiga juta dari 100 juta pengguna. Ini memulai debutnya pada hari Rabu," kata dia dalam sebuah Threads dikutip dari The Verge.

Menurut Similarweb, trafik ke web Twitter turun 5 persen selama dua hari, khususnya sejak media sosial baru Meta, Threads diluncurkan pada 6 Juli lalu.

Dengan kata lain, penurunan trafik Twitter terjadi pada 6-8 Juli 2023. Bila dibandingkan dengan trafik pada periode yang sama tahun 2022, persentase penurunannya adalah 11 persen.

Twitter sendiri tak memberikan tanggapan soal trafiknya itu. Namun perusahaan pernah mengeklaim bahwa trafik global Twitter turun dari 6,9 miliar per bulan pada Januari menjadi 6,4 miliar pada April 2023.

Berbanding terbalik dengan trafik Twitter, Threads kini memiliki lebih dari 100 juta pengguna. Jumlah ini diraih aplikasi kloningan Twitter itu hanya dalam kurun waktu kurang dari seminggu setelah rilis.

"Threads mencapai 100 juta pendaftaran selama akhir pekan. Sebagian besar permintaan organik dan kami bahkan belum menjalankan banyak promosi. Tak disangka, ini baru lima hari!," kata CEO Meta, Mark Zuckerberg melalui akun Threads-nya @zuck.

Adapun pertumbuhan Threads tak lain berkat integrasi dengan Instagram. Pasalnya, pengguna bisa memakai akun Instagram mereka untuk mendaftar ke Threads. Pengikut (follower) di Instagram juga bisa ditransfer ke Threads.

Bila Threads bisa mempertahankan pencapaiannya saat ini, maka basis penggunanya bakal menyaingi Twitter yang nyaris memiliki 238 juta pengguna aktif harian yang bisa dimonetisasi, dihimpun dari CNBC, Selasa (11/7/2023).

Sebelumnya, pada Sabtu (1/7) banyak pengguna Twitter mengeluh tidak dapat mengakses Twitter dan melaporkan error 'tidak dapat menampilkan tweet'.

Pengguna lain mendapat keterangan bahwa mereka telah mencapai 'Batas Penggunaan' untuk hari itu.

Bos Twitter Elon Musk kemudian muncul dan mengumumkan bahwa pihaknya tengah mengambil langkah-langkah untuk "mengatasi tingkat penggalian data (data scraping) dan manipulasi sistem yang ekstrem."

Walhasil pengguna akan melihat jumlah cuitan yang terbatas setiap harinya, tergantung pada status langganan Twitter Blue.

Namun pengembang web Sheldon Chang menyebut masalah di Twitter yang memicu pembatasan akses adalah bug atau masalah pada perangkat lunak.

Chang menuturkan Twitter sepertinya 'melakukan [serangan] DDOS terhadap dirinya sendiri' yang membuat platform tersebut down.

DDoS, yang merupakan singkatan dari Distributed Denial of Service, merupakan serangan dengan metode membanjiri server atau jaringan dengan volume permintaan yang tinggi. Alhasil, situs target tidak dapat diakses atau tidak responsif.

Chang pun menilai proses internal Twitter membebani sistemnya sendiri yang menyebabkan gangguan.

Editor: Wanovy
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS