PARBOABOA, Jakarta - Di era digital yang semakin berkembang, bertransaksi online telah menjadi bagian penting dan tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Transaksi online terus mengalami pertumbuhan pesat sehingga menjadi salah satu pendorong utama ekonomi digital di Indonesia.
Dalam beberapa tahun terakhir, tren belanja dan pembayaran secara daring telah mengalami peningkatan signifikan, membawa dampak positif pada ekosistem bisnis dan ekonomi negara.
Menurut data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), total nilai transaksi online di Indonesia pada tahun 2023 mencapai Rp 1.200 triliun.
Angka ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang hanya sekitar Rp 800 triliun.
Adapun penyebab dari pertumbuhan pesat transaksi online ini adalah meningkatnya aksesibilitas internet di seluruh negeri, serta adopsi teknologi pembayaran digital yang semakin masif.
Aplikasi e-commerce dan platform pembayaran online menjadi semakin populer di kalangan masyarakat, memudahkan mereka untuk berbelanja, membayar tagihan, dan mentransfer uang dengan cepat dan mudah.
Pertumbuhan ekonomi digital ini juga berdampak positif pada penciptaan lapangan kerja, terutama di sektor logistik dan teknologi informasi.
Banyak perusahaan yang memperluas operasinya, menciptakan peluang baru, dan memberdayakan pelaku usaha kecil dan menengah untuk bergabung dalam ekosistem transaksi online.
Meskipun praktis, bertransaksi online juga membawa risiko potensial seperti penipuan dan kebocoran data.
Melansir dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa tips untuk menjaga keamanan transaksi online Anda:
1. Jaga kerahasiaan data pribadi
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah menjaga kerahasiaan data pribadi. Hindari memberikan data seperti user ID, password, dan kode OTP kepada siapapun.
Selain itu, membagikan data pribadi seperti nomor telepon, email, dan nomor identitas di media sosial juga berpotensi untuk disalahgunakan.
Pastikan membuat password yang sulit ditebak, misalnya data pribadi yang umum dipakai sebagai password dengan alasan kemudahan mengingat, antara lain tanggal lahir atau nama.
2. Waspadai berbagai modus kejahatan transaksi digital
Selalu waspada dengan berbagai modus penipuan saat bertransaksi online.
Gunakan perangkat milik pribadi untuk melakukan transaksi digital dan pastikan untuk selalu log-out setelah selesai bertransaksi.
Apabila berbelanja atau bayar tagihan, pastikan situs dan aplikasi tersebut resmi dan berizin. Salah satu ciri situs resmi dan berizin adalah adanya protokol HTTPS dan logo gembok dialamat situs yang menandakan kalau situs tersebut aman untuk transaksi pembayaran.
Jangan mudah percaya dengan tawaran hadiah dan jangan mengklik tautan atau link yang mencurigakan, karena ini adalah modus kejahatan online phishing.
Industri jasa keuangan adalah sektor yang paling sering diserang oleh kejahatan phishing.
Karena itu, selalu waspada pada orang atau organisasi/lembaga yang meminta informasi kartu kredit atau data sensitif lainnya melalui telepon, email, media sosial, SMS, maupun melalui cara lainnya.
3. Cari informasi melalui contact center resmi
​Terakhir, apabila ada masalah saat transaksi, hal pertama yang harus dilakukan adalah menghubungi contact center resmi penyelenggara.
Nomor contact center resmi bisa didapatkan dari website atau akun media sosial resmi penyelenggara.
Editor: Wenti Ayu