The Battle of Britpop, Rivalitas Blur dan Oasis yang Mengubah Musik Inggris

Ilustrasi potret budaya Britpop di era 1990-an, sekelompok anak muda dengan gaya khas British seperti parkas dan jeans ketat, berkumpul di depan toko musik vintage Britpop Records. (Foto: PARBOABOA/Yohana)

PARBOABOA - Britpop adalah salah satu gerakan musik paling berpengaruh yang muncul dari Inggris pada awal 1990-an. Dengan semangat merayakan identitas nasional, Britpop membawa musik dan gaya hidup yang sangat kental dengan nuansa Inggris.

Mengambil inspirasi dari band-band legendaris seperti The Beatles, The Kinks, dan The Smiths, Britpop muncul sebagai respons terhadap dominasi musik grunge dari Amerika yang lebih gelap dan muram.

Gerakan ini bukan hanya berdampak pada musik, tetapi juga membawa pengaruh besar terhadap budaya populer Inggris, menjadi bagian dari fenomena yang lebih luas yang dikenal sebagai Cool Britannia.

Britpop muncul di tengah kejenuhan dengan musik grunge yang mendominasi tangga lagu internasional pada awal 1990-an. Musik grunge, dengan lirik yang sarat kesuraman dan kecemasan, dirasa tidak mewakili realitas dan semangat generasi muda Inggris pada saat itu.

Band-band Inggris pun mulai menciptakan musik dengan nuansa yang lebih ceria dan optimis, mengangkat tema-tema tentang kehidupan sehari-hari di Inggris.

Musik ini membawa kembali suara gitar yang segar, ceria, dan sangat khas Inggris, mengingatkan pada gaya musik band-band Inggris klasik yang menjadi panutan.

Di garis depan gerakan ini, band-band seperti Suede, Blur, dan Oasis memulai perjalanan mereka untuk mendominasi kancah musik Inggris.

Blur, misalnya, secara eksplisit menyatakan niat mereka untuk menciptakan musik yang merayakan identitas Inggris.

Hal ini terlihat jelas dalam album-album mereka seperti ‘Modern Life Is Rubbish’ (1993) dan ‘Parklife’ (1994), di mana lirik-liriknya mengangkat tema sosial dan budaya Inggris dengan pendekatan yang cerdas dan penuh humor.

Sementara itu, Oasis, dengan gaya yang lebih lugas dan keras, menawarkan suara yang sangat berbeda, tetapi sama-sama menangkap semangat generasi muda Inggris.

Salah satu elemen yang membuat Britpop selalu diingat adalah persaingan sengit antara dua band terbesarnya, Blur dan Oasis.

Rivalitas ini mencapai puncaknya pada 1995 dalam momen yang dikenal sebagai The Battle of Britpop. Pada hari yang sama, Blur merilis single "Country House" sementara Oasis meluncurkan ‘Roll with It.’

Pertarungan ini bukan hanya soal siapa yang akan menduduki puncak tangga lagu, tetapi juga tentang gaya musik dan identitas yang mereka wakili.

Blur, dengan akar London Selatan, dianggap lebih artistik dan canggih, sementara Oasis, dari Manchester, lebih mewakili suara kelas pekerja yang langsung dan tanpa basa-basi.

Meskipun Blur memenangkan persaingan di tangga lagu Inggris pada minggu itu, Oasis akhirnya memenangkan hati penggemar internasional, terutama setelah merilis album monumental mereka, ‘(What’s the Story) Morning Glory?’.

Pengaruh Britpop tidak terbatas pada musik saja. Gerakan ini juga menjadi bagian dari fenomena budaya yang lebih luas di Inggris yang dikenal sebagai Cool Britannia.

Selama pemerintahan Tony Blair dan Partai Buruh, ada semangat nasional yang tumbuh dan optimisme yang tercermin dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari musik hingga seni dan mode.

Media memainkan peran besar dalam mempopulerkan gerakan ini, dengan majalah-majalah seperti ‘NME’ dan ‘Melody Maker’ yang rutin mempromosikan band-band Britpop dan gaya hidup mereka yang unik.

Gaya visual juga menjadi elemen penting dari Britpop. Banyak penggemar mengadopsi gaya pakaian yang terinspirasi dari fashion mod tahun 1960-an, seperti jaket parka, celana jeans ketat, dan kemeja bermotif.

Selain Blur dan Oasis, ada band-band lain yang juga berperan penting dalam gerakan Britpop. Suede, salah satu pelopor awal gerakan ini, meraih popularitas dengan album debut mereka yang penuh energi pada tahun 1993.

Band lain seperti Pulp, dengan vokalis karismatik Jarvis Cocker, menawarkan sudut pandang yang berbeda tentang kehidupan di Inggris, seperti yang terdengar di lagu ‘Common People,’ yang menggambarkan kehidupan kelas pekerja dengan lirik yang tajam dan penuh sindiran.

Sementara itu, Elastica dikenal dengan pendekatan punk rock mereka yang lebih cepat dan agresif, dan berhasil mencapai puncak tangga lagu Inggris dengan album debut mereka pada 1995.

Supergrass dan The Verve juga memberikan kontribusi mereka, dengan menghadirkan suara unik yang memperluas cakupan gerakan Britpop.

Namun, seperti semua gerakan musik besar, Britpop juga mengalami pasang surut. Meskipun gerakan ini mencapai puncaknya pada pertengahan 1990-an, akhir dekade itu menyaksikan pergeseran dalam tren musik.

Genre baru seperti musik elektronik dan indie rock yang lebih eksperimental mulai mendominasi, dan masalah internal di beberapa band Britpop menyebabkan gerakan ini perlahan memudar.

Oasis dan Blur, dua raksasa Britpop, mulai bereksperimen dengan suara yang lebih gelap dan kompleks di album-album mereka berikutnya, seperti ‘Be Here Now’ (Oasis) dan ‘13’ (Blur), yang menandai pergeseran dari suara Britpop klasik mereka.

Meski Britpop sebagai gerakan musik mulai meredup, warisannya tetap hidup. Banyak band indie modern yang masih terinspirasi oleh suara dan semangat Britpop, dan album-album seperti ‘Parklife’, ‘Definitely Maybe’, dan ‘Different Class’ terus dianggap sebagai karya klasik yang membantu membentuk identitas musik Inggris.

Editor: Yohana
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS