PARBOABOA, Medan – Penutupan perdagangan sore ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat sebesar 1.08 persen di level 7.253,62.
Dalam perdagangan hari ini, asing membukukan transaksi jual bersih senilai Rp10 miliar. IHSG sempat menyentuh level 7.308 sebagai level tertinggi pada perdagangan hari ini.
Sedangkan pada level terendah IHSG sempat berada di angka 7.228. IHSG kembali bergerak anomali dengan mengalami penguatan, di tengah kinerja mayoritas bursa di Asia yang ditutup di zona merah.
Akan tetapi, berbeda dengan IHSG, kinerja mata uang Rupiah ditutup melemah di level 16.085 per US Dollar.
Selain menguat terhadap mata uang Rupiah, US Dollar juga terpantau mengalami penguatan terhadap Hongkong Dollar, India Rupe dan Yuan China.
Secara keseluruhan, minimnya agenda ekonomi pada perdagangan hari ini membuat kinerja pasar keuangan lebih banyak dipengaruhi faktor teknikal dibandingkan dengan fundamental.
Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benjamin mengatakan pada dasarnya ada sejumlah sentimen negatif yang bisa memperburuk kinerja pasar keuangan.
Menurutnya, meluasnya tensi geopolitik di Timur Tengah, di mana terjadi kontak senjata antara Mesir dengan Israel di perbatasan sangat potensial memicu tekanan pada IHSG maupun Rupiah.
Namun, sejauh ini dampak dari memburuknya hubungan kedua negara tersebut belum begitu dirasakan oleh pasar keuangan di tanah air.
Di sisi lain, Gunawan Benjamin menerangkan, kinerja harga emas yang seharusnya diuntungkan oleh konflik yang meluas nyatanya sampai sejauh ini belum mendorong penguatan harga emas.
Harga emas pada penutupan perdagangan sore ini justru lebih rendah yaitu di kisaran 2.342 US Dollar per ons troy.
Padahal, kabar memanasnya tensi geopolitik bukan hanya terjadi di wilayah Timur Tengah. Namun kekhawatiran akan memanasnya hubungan China dan Taiwan juga mulai mencuat belakangan ini.
Sebelumnya, kinerja sejumlah bursa di Asia bergerak sideways pada perdagangan pagi ini. Minimnya agenda ekonomi membuat pasar keuangan berpotensi bergerak dalam rentang yang sempit.
Data ekonomi yang mampu menjadi penggerak pasar adalah rilis data indeks kepercayaan konsumen Amerika Serikat yang diproyeksikan akan melemah dibandingkan dengan realisasi bulan April sebelumnya di level 97.
IHSG pada sesi perdagangan pagi dibuka menguat 1 persen lebih di level 7.270. sementara itu, pada perdagangan pagi mata uang Rupiah terpantau melemah tipis, meskipun sejauh ini fluktuasinya mencerminkan bahwa Rupiah masih relatif stabil dibandingkan dengan perdagangan sehari sebelumnya.
Sedangkan untuk kinerja IHSG, sekalipun pada sesi perdagangan pagi mengalami penguatan, namun dorongan IHSG untuk menguat lebih besar hingga sesi penutupan perdagangan diprediksi akan terasa sulit.
IHSG berpeluang untuk ditransaksikan paling aktif di kisaran level 7.230 hingga 7.270. Faktor teknikal masih akan menjadi sentimen penggerak IHSG pada perdagangan hari ini.
Di sisi lain, kinerja harga emas dunia ditransaksikan menguat di level 2.353 US Dollar per ons troy nya. Emas diuntungkan jelang rilis data indeks kepercayaan konsumen Amerika Serikat yang diproyeksikan akan mengalami penurunan.
Di sisi lainnya, sejumlah indikator ekonomi Amerika Serikat seperti imbal hasil US Treasury 10 tahun yang relatif stabil dengan kecenderungan melemah juga menguntungkan kinerja emas pada hari ini.