8 Sniper Terbaik di Dunia, Single Fighter yang Habisi Ratusan Nyawa Musuh

Daftar Sniper Terbaik di Dunia (Foto: Shutterstock)

PARBOABOA - Terbentuk dari pengalaman tempur, sniper terbaik di dunia menjadi salah satu perhatian khusus bagi kalangan militer, terutama di medan perang. Mereka tenang, tersembunyi, dan juga mematikan.

Sniper atau penembak runduk adalah seorang prajurit yang secara khusus terlatih mempunyai kemampuan membunuh musuh dari jarak jauh dengan menggunakan senapan.

Secara umum, sniper digunakan dalam medan perang bertujuan untuk membunuh sasaran yang bernilai tinggi, seperti perwira.

Dalam sejarahnya, sniper diklaim sebagai mesin perang yang efektif karena keberadaannya dapat membuat musuh ketar-ketir.

Ketika menjalankan misinya, seorang sniper juga harus bisa mengindentifikasi tempat persembunyian yang memadai dan membuat kamuflase dengan cepat. Sehingga mudah memantau pergerakan musuh dan menanti momen yang tepat untuk menekan pelatuk senapan.

Nah, berikut ini Parboaboa sudah merangkum 8 sniper terbaik di dunia yang dihitung berdasarkan jumlah korban dan kisahnya. Siapa saja mereka?

1. Chuck Mawhinney (Marinir AS)

  • Tahun Aktif: 1967 – 1970
  • Jumlah korban: 103-319 pembunuhan yang terkonfirmasi
  • Senjata: M40 Rifle dengan jarak efektif sekitar 914 m

Daftar sniper terbaik di dunia yang pertama di awali oleh seorang pria kelahiran Oregon, Amerika Serikat. Dia adalah Charles Benjamin Chuck Mawhinney, mantan Marinir AS yang bertugas selama 16 bulan ketika perang Vietnam.

Prestasi Charles dalam membunuh musuh baru ketahuan setelah 10 tahun perang Vietnam berakhir. Ia tercatat untuk 103 confirmed kills dan 216 tembakan lainnya yang mungkin telah menewaskan targetnya, baik untuk tentara Vietnam Utara maupun gerilya Vietcong.

Hebatnya, dalam satu pertemuan, Charles bahkan dikreditkan dengan menjatuhkan seluruh peleton musuh atau sekitar 16 tentara musuh hanya dalam satu waktu.

Charles Chuck termasuk orang yang pendiam dan jarang berbicara hal-hal yang tak penting. Bahkan, ia sama sekali tidak pernah menyebutkan prestasinya kepada teman atau keluarganya (termasuk istrinya sendiri). Ia lebih memilih untuk diam ketika ditanyai tentang pengalamannya sewaktu di Marinir.

Dalam pengakuannya, Charles mengatakan bahwa medan perang adalah ajang pemburuan, yang mana seorang pemburu pun bisa menjadi target buruan.

Sepanjang sepak terjangnya dalam perang Vietnam, ia mengaku jika targetnya hanya orang-orang bersenjata, yang salah satunya pernah ditembaknya dari jarak 1 km.

2. Noah Adamia (Tentara Merah Uni Soviet)

  • Tahun Aktif: 1938 - 1942
  • Jumlah Korban:  200 orang lebih pembunuhan terkonfirmasi
  • Senjata: Senapan 3 baris M1891 atau yang dikenal dengan Mosin-Nagant

Noah Adamia merupakan seorang infanteri Angkatan laut Soviet Georgia dari Pasukan Maritim Soviet selama Perang Dunia II.

Ia dikreditkan sebagai sniper terbaik di dunia dengan lebih dari 200 pembunuhan terkonfirmasi dan telah melumpuhkan dua tank musuh.

Karena efisiensinya yang mengesankan dalam senapan, ia diberi perintah untuk melatih lebih dari 70 Brigade Marinir Angkatan ke-7 Uni Soviet yang ditempatkan di Sevastopol.

Kemampuannya dalam melumpuhkan musuh ia pelajari secara otodidak, apalagi dia memang sering terlibat dalam area yang paling berbahaya.

3. Fedir Dyachenko (Tentara Merah Uni Soviet)

  • Tahun Aktif: 1941 – 1962
  • Jumlah Korban: 425 pembunuhan terkonfirmasi
  • Senjata: Senapan 3 baris M1891 atau yang dikenal dengan Mosin-Nagant

Masih seputar Perang Dunia II, Fedir Dyanchenko merupakan penembak jitu Soviet yang dianugerahi sebagai pahlawan Uni Soviet karena telah membunuh sebanyak 425 orang terkonfirmasi.

Prajurit kelahiran Ukraina ini dikreditkan sebagai salah satu penembak jitu paling efektif di Tentara Merah selama Perang Dunia II.

Ia pensiun dari Angkatan Darat Soviet pada tahun 1962 dengan pangkat Mayor. Ia meninggal pada 8 Agustus 1995 dan dimakamkan di Pemakaman Kovalevsky kota.

4. Nikolai Ilyin (Tentara Merah Uni Soviet)

  • Tahun Aktif: 1941 - 1943
  • Jumlah Korban: 494 pembunuhan terkonfirmasi
  • Senjata: Mosin-Nagant

Nikolai Yakovlevich Ilyn menjadi salah satu sniper terbaik di dunia yang memiliki latar belakang karier seorang tukang kunci di Uni Soviet.

Meskipun mantan tukang kunci, kemampuan Nikolai dalam menembak tidak bisa diragukan. Bisa dibilang, dia jauh hebat dibandingkan dua rekannya di atas.

Ia dianugerahi gelar Pahlawan Uni Soviet pada 8 Februari 1943 untuk 216 pembunuhan pertamanya.

Selama masa Perang Dunia II, Nikolai berhasil menumbangkan total 492 orang ketika melawan para tentara musuh di Pertempuran Stalingrad antara tahun 1942 dan 1943.

5. Vasilij Kvachantiradze (Tentara Merah Uni Soviet)

  • Tahun Aktif: 1941 - 1945
  • Jumlah Korban: lebih dari 500 pembunuhan terkonfirmasi
  • Senjata: Mosin Nagant M91 / 30 Sniper Rifle dalam 7.62 × 54mmR dengan scope Soviet 4x

Perang Dunia II melibatkan banyak negara di seluruh dunia, dan Uni Soviet adalah salah satu negara yang berperan besar dalam perang itu.

Maka dari itu, tak heran jika Uni Soviet memiliki banyak sniper atau penembak jitu yang unggul, salah satunya adalah Vasily Shalvovich Kvachantiradze.

Shalvovich Kvachantiradze didelegasikan sebagai penembak jitu Uni Soviet papan atas selama Perang Dunia II.

Ia masuk menjadi bagian Tentara Merah pada 1941 karena dikenal telah membunuh setidaknya 215 prajurit beserta perwira Wehrmacht Jerman selama Serangan Vitebsk-Orsha dan terkonfirmasi sekitar 534 total pembunuhan usai masa perang.

6. Ivan Sidorenko (Tentara Merah Uni Soviet)

  • Tahun Aktif: 1939 - 1945
  • Jumlah Korban: lebih dari 500 pembunuhan terkonfirmasi
  • Senjata: Mosin-Nagant M1891 / 30 dalam 7,62 × 54mmR dengan lingkup PU

Ivan Sidorenko direkrut menjadi Angkatan Darat Soviet pada tahun 1939. Ia ditugaskan ke unit mortar dan sama sekali tidak diberikan pelatihan sebagai penembak jitu.

Dengan bermodalkan senjata standar tentara pada masa itu, yakni Mosin-Nagant, ia mulai berlatih secara autodidak.

Di waktu senggangnya, ia berinisiatif untuk berburu tentara Jerman. Saking seringnya berburu, tau-tau dia sudah membunuh lebih dari 500 orang.

Tak hanya individu, tetapi kendaran pemasok bahan bakar juga menjadi bulan-bulannya. Hal tersebut membuat Ivan menjadi komando untuk melatih tentara lain dalam konteks penglihatan, pengetahuan senjata, dan daya tahan di medan tempur.

Dia beberapa kali membawa anak buahnya terjun langsung untuk mempraktikkan teori yang diajarinya. Bahkan Jerman sempat kewalahan akibat aksi Ivan dan anak buahnya, sehingga mengirimkan penembak jitu ke daerah tempat Ivan dkk beroperasi.

Dalam medan perang, Ivan beberapa kali terluka, dan paling parah terjadi pada tahun 1944 yang membuatnya terpaksa harus rawat inap.

Saat dirinya sudah pulih, Ivan Sidorenko dianugerahi gelar Pahlawan Uni Soviet pada 4 Juni 1944 dan para pimpinan melarangnya untuk melihat pertempuran lagi karena dia adalah pelatih sekaligus penembak jitu yang berharga di satuan Tentara Merah.

7. Simo Häyhä (Tentara Finlandia)

  • Tahun Aktif: 1939 - 1940
  • Jumlah Korban: 505 pembunuhan dikonfirmasi
  • Senjata: Finlandia M/28-30 dalam 7,62 × 53mmR dengan Tanda Besi dan senapan mesin ringan Suomi KP-31

Häyhä lahir pada 1905 di wilayah Finlandia dekat perbatasan Rusia. Ia menghabiskan masa mudanya sebagai seorang petani, pemburu, dan pemain ski sebelum dinas militernya.

Di Provinsi Vipuri, Häyhä sering memenangkan berbagai kompetisi menembak dan bahkan rumahnya dilaporkan penuh dengan piala untuk keahlian menembak.

Simo Häyhä menjadi satu-satunya penembak jitu paling mematikan di dunia yang berasal dari Finlandia, salah satu negara musuh Uni Soviet pada masa Perang Dingin 1939 – 1940.

Meskipun perang tersebut hanya berlangsung 105 hari, namun itu adalah waktu yang cukup lama bagi seorang petani bernama Simo Häyhä untuk menumbangkan total 705 Tentara Merah Uni Soviet, di mana 505 korban ia tembak menggunakan senapan, dan sisanya menggunakan sub-machine gun.

Simo Häyhä dikenal sebagai julukan “The White Death” karena semua aksinya berlangsung selama musim dingin dan menjadikan daratan salju seperti lautan darah tentara Uni Soviet.

Dalam melakukan aksinya, Simo sering bersembunyi di balik tumpukan salju. Demi menyempurnakan peyamarannya, ia bahkan menyumpal mulutnya dengan salju. Ia tidak suka menggunakan teleskop dan lebih suka menggunakan teropong besi pada senjatanya.

Sayangnya, pada 6 Maret 1940, Häyhä terluka parah setelah peluru peledak yang ditembakkan oleh seorang Tentara Merah mengenai rahang kiri bawahnya.

Ia sempat tak sadarkan diri dan ditempatkan di atas tumpukan mayat. Namun, seorang rekan yang berada di bawah perintah komandannya mendapati Häyhä dalam kondisi masih bernafas. Häyhä pun dievakuasi oleh rekan-rekan tentara.

Rumor tentang kematian Häyhä menyebar ke penjuru Finlandia dan Uni Soviet. Seminggu setelah kejadian tersebut, tepatnya ketika hari perdamaian diumumkan, Häyhä kembali sadarkan diri. Ia membaca koran tentang kematiannya dan menyuruh koran tersebut untuk memperbaiki kesalahpahaman yang terjadi.

Häyhä diberi banyak penghargaan, dan juga dipromosikan dari kopral menjadi letnan dua. Meskipun sedikit cacat, dia berhasil pulih dari cideranya dan terus hidup hingga meninggal pada 2002 di usia yang ke-96 tahun.

8. Abdorrasul Zarrin

  • Tahun Aktif: 1979 – 1983
  • Jumlah Korban: lebih dari 700 pembunuhan dikonfirmasi
  • Senjata: Sniper Semi Otomatis Dragunov SUV

Menurut kantor Berita Iran, Abdorrasul Zarrin adalah salah satu sniper terbaik di dunia selama perang Iran-Irak dengan lebih dari 700 pembunuhan yang dikonfirmasi.

Sedangkan menurut Seyyed Ahmad Mousavi, temannya dan Komandan Intelijen Younis Diver Batalyon tentara Imam Hussein bertanya kepada Zarrin, berapa banyak orang yang dia tembak, dan dia mengatakan lebih dari 3.000 orang. Koran Jamejam menyepakati angka ini.

Dia dijuluki “Batalyon Tunggal” oleh komandannya yang syahid, yaknik Jendral Hossein Kharrazi. Senapan sniper utamanya adalah Dragonov SUV. Dia menjadi martir selama Operasi Kheibar pada tahun 1984 dan radio Irak mengumumkan pasukan mereka telah membunuh "Pemburu Khomeini".

Kisahnya pun diangkat menjadi sebuah film bertajuk "Sniper" yang tayang pada tahun 2021.

Nah itulah delapan sniper terbaik di dunia yang paling mematikan sepanjang sejarah konflik antar negara. Meskipun senjata mereka kalah canggih dengan senjata tentara saat ini, kemampuan mereka tak bisa dipandang sebelah mata.

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS