PARBOABOA, Jakarta - Kurang dari sebulan lagi, ajang bergengsi Jakarta International Marathon (Jakim) akan berlangsung di Jakarta, tepatnya pada 23 Juni 2024 mendatang.
Program ini merupakan kolaborasi Pemprov DKI dengan Bank Tabungan Negara (BTN) menyongsong perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) DKI Jakarta yang ke-497.
Sementara itu, peserta yang mengikuti kompetisi lari tidak terbatas hanya untuk masyarakat Indonesia tapi juga terbuka untuk Warga Negara Asing (WNA).
Pendaftaran telah dibuka sejak 10 Maret 2024, dan pendaftar yang merupakan nasabah BTN akan mendapatkan sejumlah diskon menarik.
Director BTN JAKIM 2024, Satrio Guardian mengatakan, rute lari akan dimulai dari Monas dan akan berakhir di Stadion Gelora Bung Karno (GBK).
Tak hanya itu, pelari juga kata dia dipastikan akan melintasi sejumlah pemandangan indah di ibu kota.
Untuk mendukung kelancaran Jakim, ia berharap agar pemerintah mempersipkan rute-rute tertentu yang akan dilewati pelari, terutama agar steril dari kendaraan dan pejalan kaki.
Ramon Armando, Corporate Secretary BTN menargetkan, jumlah peserta dalam JAKIM 2024 bisa mencapai sekitar 15.000 pelari baik dari dalam maupun luar negeri.
Ramon mengatakan, kategori yang dilombakan dalam kompetisi ini adalah Marathon (42,195K), Half Marathon (21,0975K) dan 10K.
Sementara hadiah total yang disiapkan sekitar Rp3 miliar termasuk grand prize sebuah rumah untuk peserta yang berhasil memecahkan rekor marathon, khusus bagi Warga Negara Indonesia (WNI).
Pemprov DKI melalui Kepala Dinas Perhubungan, Syafrin Liputo dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (12/5/2024) memastikan kelancaran JAKIM melalui rekayasa lalu lintas.
Rekayasa lalu lintas ini akan dimulai pada tanggal 22 Juni 2024 dari pukul 21.00 WIB.
Sedangkan penutupan ruas jalan dilakukan dengan menutup 34 rute yang bersinggungan dengan lokasi acara.
Lantas ia meminta agar pengguna jalan dapat menghindari rute ini nantinya, sert menyesuaikan pengaturan lalu lintas yang ditetapkan.
Adapun beberapa dari 34 ruas jalan yang akan ditutup saat JAKIM berlangsung adalah:
- Ruas Jalan Medan Merdeka Barat sisi Timur
- Jalan Medan Merdeka Selatan sisi Utara
- Jalan Medan Merdeka Timur sisi Barat
- Jalan Perwira
- Jalan Lapangan Banteng Barat
- Jalan Lapangan Banteng Selatan
- Jalan Wahidin Raya
- Jalan Gunung Sahari
- Ruas Jalan Budi Utomo sisi Selatan
- Jalan Lapangan Banteng Utara
- Jalan Katedral
- Jalan Juanda sisi Selatan
- Jalan Veteran
- Jalan MH Thamrin sisi Timur
- Jalan Jenderal Sudirman sisi Timur
- Jalan Imam Bonjol-Taman Sunda Kelapa (Taman Suropati)
- Jalan Hos Cokroaminoto
- Underpass Mampang Kuningan
- Jalan Mampang Prapatan Raya
- Jalan Patimurra
- Underpass Pattimura
- Jalan Hassanudin
- Jalan Iskandarsyah
- Jalan Prapanca Raya
- Jalan Sisingamangaraja
- Jalan Gatot Subroto
- Jalan Gerbang Pemuda
Sejarah lari Marathon
Sejarah lari Marathon lahir di Yunani dan merupakan kisah perjuangan seorang prajurit perang bernama Philippides.
Pada 490 SM, Philippides berlari sekitar 30 km dari lokasi pertempuran Marathon ke Athena untuk mengantarkan pesan soal kekalahan invasi Persia.
Meski pada akhirnya ia berhasil menyelesaikan misi tersebut, tapi Philippides meninggal dunia karena kelelahan.
Ditambah, ia juga sempat berlari sekitar 150 mil atau 240 km dalam dua hari dan disusul dengan berlari 25 mil atau 40 km.
Untuk memperingati Philippides, saat ini, terdapat ajang Marathon yang digelar di Yunani setiap bulan September. Marathon dilakukan sepanjang 246 km dari Athena ke Sparta dengan waktu 36 jam.
Tak hanya itu, saat ini juga Marathon telah menjadi gelaran perlombaan professional diikuti oleh atlet-atlet yang sudah terlatih.
Lari maraton biasanya dilakukan di jalan raya, luar jalan raya, hingga alam bebas.
Dalam kompetisi profesional, sama seperti nomor lari lainnya, pemenang lari maraton juga ditentukan oleh atlet dengan catatan waktu tercepat.
Namun, lari maraton tidak memiliki batasan peserta. Perlombaan ini bisa diikuti oleh ratusan, bahkan ribuan orang sekaligus.
Editor: Gregorius Agung