PARBOABOA, Medan – Pengamat ekonomi memprediksi penjualan kebutuhan sandang tahun ini akan lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya.
“Atau bahkan sebelum masa pandemi. Kondisi ini juga bersamaan dengan minat belanja masyarakat yang menurun," kata Pengamat Ekonomi Sumatra Utara (Sumut), Benjamin Gunawan kepada Parboaboa, Rabu (12/4/2023) sore.
Selain kebutuhan sandang, kebutuhan pokok pun, kata Gunawan, tidak mengalami lonjakan permintaan. Bahkan, lanjutnya, pergerakan harga menunjukkan tren menurun, sejak Ramadan.
Pengamat ekonomi juga memprediksi, perayaan lebaran tahun ini akan dilakukan dengan cara yang lebih sederhana daripada tahun sebelumnya, atau bahkan sebelum masa pandemi.
"Banyak masyarakat yang tidak memiliki persiapan khusus untuk merayakan lebaran. Kecuali agenda mudik atau pulang kampung yang menjadi skala prioritas Idulfitri di tahun ini," ungkapnya.
Menurutnya, mobilitas masyarakat akan tetap terlihat, karena silaturahim saat perayaan Idulfitri tetap akan tergambar dengan keramaian.
Namun mobilitas atau keramaian tersebut, tidak akan bersamaan dengan lompatan konsumsi atau belanja masyarakat yang lebih tinggi dari tahun kemarin, imbuh Gunawan.
Resesi Ekonomi Jadi Biang Kerok Ekonomi Lesu
Pengamat ekonomi dari Sumatra Utara, Benjamin Gunawan juga mengungkapkan penyabab lesunya perekonomian, khususnya di provinsi itu.
Menurutnya, akar masalah dari ini lesunya perekonomian karena dampak dari resesi ekonomi global yang menghantam banyak negara di dunia termasuk Indonesia.
“Dampaknya (spillover) sudah kita rasakan di Tanah Air," ucapnya.
Namun Gunawan yakin, Sumatra Utara masih bisa mempertahankan pertumbuhan ekonominya.
"Sumut paling besar akan berada di level 4 persen dan terburuknya ada di level 3,2 persen di tahun 2023 ini. Saya melihat tren pertumbuhannya sejauh ini sudah bergerak melambat, daripada dengan kinerja ekonomi tahun 2022 yang masih mampu tumbuh 4,7 persen," jelasnya.
Ia menambahkan, momen Idulfitri tahun ini harus menjadi kajian bagi pemerintah untuk memetakan masalah, serta mengeluarkan kebijakan memitigasi kemungkinan dampak buruk yang lebih besar, seiring meningkatnya ancaman resesi global.
"Resesi sendiri akan dirasakan di negara maju di pertengahan tahun ini. Namun itu hanya awal munculnya resesi, dan bisa berpeluang menjadi lebih buruk lagi nantinya," pungkas Benjamin Gunawan.
Sebelumnya, pedagang di Medan mengeluh penurunan pembeli menjelang Lebaran 2023. Salah satunya pedagang busana muslim di Pasar Ikan Lama Medan yang mengaku ada penurunan hingga 50 persen penjualan jika dibandingkan tahun lalu.