Banjir–Longsor Sumatra Jadi Tragedi Kemanusiaan Besar, BNPB Catat 914 Korban Tewas

Konferensi pers BNPB terkait jumlah korban dan percepatan penanganan bencana di Sumatra (Foto: dok. BNPB).

PARBOABOA, Jakarta - Gelombang banjir bandang dan longsor yang melanda Pulau Sumatra menjelma menjadi salah satu krisis kemanusiaan terbesar dalam beberapa tahun terakhir. 

Data terbaru Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Sabtu (6/12/2025), menunjukkan jumlah korban meninggal dunia telah mencapai 914 jiwa, meningkat 47 orang dibandingkan sehari sebelumnya.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan bahwa angka tersebut diperoleh dari rekap hasil operasi pencarian dan penyelamatan di lapangan.

"Di hari ini, Sabtu, 6 Desember 2025, jumlah korban meninggal secara total itu 914 jiwa," ucap Muhari dalam konferensi pers yang ditayangkan Youtube BNPB Indonesia.

"Jadi bertambah 47 jiwa dari posisi kemarin di 867 jiwa," tambahnya.

Sebaran korban jiwa menunjukkan beban terberat ditanggung Provinsi Aceh dengan 359 jiwa, disusul Sumatera Utara sebanyak 329 jiwa, dan Sumatera Barat sebanyak 226 jiwa. 

"Untuk detail per provinsi, untuk Provinsi Aceh per hari ini itu berjumlah 359 jiwa, bertambah 14. Kemudian, Sumatera Utara itu 329 jiwa dan Sumatera Barat 226 jiwa," ujar Muhari.

Di tengah duka mendalam, BNPB juga mencatat masih adanya warga yang belum ditemukan. Hingga Sabtu (6/12/2025), jumlah korban hilang di tiga provinsi tersebut berada pada angka 389 jiwa, turun dari 521 jiwa pada hari sebelumnya.

"Masih terdata dalam daftar pencarian Tim SAR sebanyak 389 jiwa. Tentu saja angka ini bergerak dinamis," ucap Abdul.

Di level komando, Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto S.Sos., M.M. menginstruksikan percepatan penanganan darurat di tiga wilayah terdampak utama, yakni Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh. 

Dari Tapanuli Utara, Suharyanto memimpin rapat koordinasi dan menegaskan bahwa perbaikan cuaca harus dimaksimalkan sebagai momentum percepatan operasi.

Ia memerintahkan jajarannya untuk memprioritaskan tiga hal utama, antara lain operasi pencarian dan penyelamatan korban hilang, pemulihan akses komunikasi, dan distribusi logistik ke warga terdampak.

Di Sumatra Utara, operasi SAR difokuskan ke wilayah Sibolga, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan. Di Sibolga, masih ada tiga orang dalam pencarian, sementara sejumlah korban lain dilaporkan hilang di Tapanuli Tengah dan Selatan. 

Suharyanto menegaskan operasi pencarian harus dilakukan penuh selama 24 jam, dipimpin Basarnas dan didukung TNI, Polri, serta relawan.

Distribusi bantuan juga dilakukan secara paralel. Helikopter MI-17 dan dua helikopter lainnya disiagakan untuk menjangkau daerah terisolasi, khususnya Tapanuli Tengah. 

Akses jalan dari Tarutung ke Sibolga masih terputus akibat longsor, sehingga pengiriman logistik ke Sibolga dikoordinasikan melalui jalur laut dari Pelabuhan Jago-jago dengan dukungan TNI Angkatan Laut. 

Gerak Cepat

Dalam upaya memulihkan komunikasi, BNPB telah mengirimkan unit Starlink ke beberapa wilayah seperti Tapanuli Tengah, Sibolga, dan Tapanuli Selatan.

Di Provinsi Aceh, pemerintah pusat dan daerah bergerak sejak awal kejadian. Sejak Kamis (27/12/2025), tim BNPB yang dipimpin Deputi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jarwansyah telah berada di lokasi untuk mengoordinasikan penanganan. 

Lima kabupaten, yakni Aceh Tenggara, Gayo Luwes, Aceh Besar, Aceh Barat, dan Pidie Jaya telah kembali dapat diakses melalui jalur darat, sehingga distribusi permakanan, sembako, dan kain sarung mulai dilakukan.

Untuk wilayah yang masih terisolasi seperti Aceh Tengah, Aceh Tamiang, Langsa, dan Aceh Timur, BNPB mengerahkan satu pesawat Caravan dan enam helikopter, terdiri dari tiga helikopter TNI (AD, AU, AL) dan tiga helikopter BNPB. 

Selain itu, kapal cepat disiagakan untuk pengangkutan logistik melalui Lhokseumawe.

Dalam upaya memulihkan infrastruktur vital, pemerintah mengalokasikan 28 unit Starlink dan 33 genset. Empat dapur umum dibuka di bawah koordinasi Kementerian Sosial, serta penanganan kelangkaan BBM dilakukan bersama Pertamina.

BNPB menegaskan komitmennya untuk terus mempercepat operasi pencarian dan pertolongan hingga seluruh korban ditemukan dan kebutuhan dasar warga terdampak terpenuhi.

"BNPB terus mengoptimalkan dan melakukan percepatan dalam operasi pencarian dan pertolongan, sehingga angka korban bisa diminimalkan sekecil mungkin," tutur Muhari.

Editor: Defri Ngo
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS