PARBOABOA, Medan – Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani, mengungkapkan minyak makan merah mulai beredar di pasaran pada mulai awal 2023.
Adapun harga minyak merah ini nantinya akan dilego dengan harga murah atau di bawah harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng biasa. Saat ini, harga HET minyak goreng terjual seharga Rp14 ribu per liter.
"Harga (minyak makan merah) akan jauh lebih murah. Ini nanti dijual dengan harga lebih murah Rp2 ribu dibandingkan minyak goreng biasa. Murah lah ini solusi bagi masyarakat, petani dan konsumen, " ujarnya dalam acara Ground Breaking Pabrik Minyak Goreng Ke-2, di Sei Mangkei Simalungun, Jumat (2/12).
Sebagai informasi, minyak makan merah disebut juga sebagai refined palm oil yang merupakan produk dari minyak sawit mentah setelah proses penyulingan dan tidak melanjutkan proses-proses selanjutnya.
Menurutnya, keungggulan minyak makan merah ini mengandung gizi lebih baik dan kaya akan antioksidan, serta mengandung beta karoten, vitamin A, dan vitamin E.
Ia mengatakan PT Riset Perkebunan Nusantara, anak usaha dari Holding Perkebunan Nusantara, Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) telah memiliki teknologi pengolahan minyak makan merah di Sumatra Utara.
"Tetapi karena ini masih inisiasi teknologinya, maka tahap pertama kami buat di Sumatera Utara dulu," tambahnya.
Jika tahap pertama di Sumatera Utara sukses, lanjut dia, nantinya proyek minyak makan merah ini akan dibawa ke pabrik kelapa sawit di seluruh Indonesia.
Dikatakannya, adapun pembangunan pabrik minyak makan merah di Sumut dilihat berdasarkan pengalaman beberapa waktu yang lalu. Saat minyak goreng langka menjadi keresahan yang dirasakan oleh masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
Oleh karena itu, bekerja sama dengan PT Perkebunan Nusantara III (Persero), Pabrik Kelapa Sawit (PKS), Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Kementerian Badan Usaha Milik Negara serta Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mengusulkan untuk membuat pilot project.
Ia juga mengatakan, keunggulan dalam membuat minyak makan merah yakni diproduksi secara sederhana dengan kapasitas 10 ton dalam 1 hari, kemudian diproses dengan tekanan dan suhu yang rendah.
Kemudian pabrik minyak makan merah pun bisa dibangun tanpa perlu teknologi canggih, sehingga pabriknya dapat dibangun di pusat petani sawit.
"Harapannya dengan dibangun di pusat produksi kelapa sawit di Indonesia yang terdapat 1500 unit PKS, nantinya bisa dibangun pabrik. Pabrik tersebut didekasikan oleh pemerintah untuk para petani sawit dan juga koperasi sawit, sehingga nantinya mereka yang akan membangun dan diedarkan, " jelasnya.
Maka dengan tercapainya hal ini, nantinya isu minyak goreng untuk masyarakat kecil tidak akan ada lagi bahkan bisa menyelesaikan masalah stunting
"Sehingga ini bisa mengurangi stunting, Indonesia ini angka stunting nya masih tinggi. Sehingga dengan minyak makan merah ini nantinya rakyat bisa membeli minyak makan lebih murah, gizinya masih banyak dan para petani sawit dan masyarakat sekitar bisa menjadi bagian didalamnya, " pungkasnya.
Editor: -