PARBOABOA - Menteri Keuangan (Menkeu) memiliki peran yang sangat penting dalam roda pemerintahan suatu negara. Dalam tubuh pemerintahan, Menkeu menjadi garda penting dalam penyusunan formula keuangan negara atau yang dikenal dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Di Indonesia sendiri telah banyak jajaran menteri keuangan dari masa ke masa, salah satunya Sri Mulyani Indrawati. Namun, belum banyak yang mengenal Samsi Sastrawidagda, Menteri Keuangan Pertama di Indonesia.
Menjadi menteri di negara pasca kemerdekaan dan menjadi salah satu menteri keuangan mundur dari bangku pemerintahan tentu menarik untuk dibahas apalagi peran Menkeu yang sangat krusial saat itu.
Lantas siapa Samsi Sastrawidagda, Menteri Keuangan Pertama di Indonesia? Bagaimana kinerja pada masa jabat yang hanya dua pekan? Simak ulasan di bawah, ya!
Latar Belakang Samsi Sastrawidagda
Dilansir dari DJPK Kemenkeu, Samsi Sastrawidagda merupakan pria asal Solo yang lahir pada 13 Maret 1894 dan wafat pada 1963.
Sebelumnya, Samsi pernah mengenyam pendidikan di Sekolah Tinggi Dagang (Handels-hogeschool) di Rotterdam dengan jurusan Pendidikan Ekonomi dan Hukum Negara.
Kemudian pada 1925 meraih gelar doktor bersamaan De Ontwikkeling v.d handels politic van Japan. Usai menyelesaikan pendidikannya, Samsi bekerja pada instansi Tata Usaha dan Pajak sebagai kepala yang berlokasi di Surabaya pada saat Jepang masih berkuasa.
Hal ini juga dijelaskan dalam buku yang berjudul “Organisasi Kementerian Keuangan - Dari Masa Ke Masa” yang diterbitkan Kementerian Keuangan.
Selama pendidikannya di Rotterdam, namanya cukup dikenal sebagai pemukul dom pada perkumpulan gamelan pribumi. Tidak hanya itu, Samsi juga terkenal sebagai salah satu anggota Partai Nasional Indonesia (PNI) yang paling terkemuka.
Samsi Sastrowidagdo sebagai Menteri Keuangan Pertama di Indonesia
Penunjukkan Samsi sebagai Menteri Keuangan pasca kemerdekaan RI pun juga bukan tanpa alasan. Latar belakang dan pengalaman yang Ia miliki, membuat Presiden Soekarno memantapkan pilihan untuk mengangkat Samsi Sastrowidagdo sebagai Menteri Keuangan Pertama RI.
Jika ditinjau dari relasi sosial, Samsi juga memiliki kedekatan dengan para perwira militer Jepang.
Tidak hanya pernah memiliki pengalaman dalam Tata Usaha dan Pajak namun dirinya juga pernah berkontribusi dalam panitia persiapan untuk membentuk sebuah susunan perekonomian baru juga penasihat Zaimubu atau (Departemen Keuangan).
Transaksi politik yang terjadi pada saat itu juga mempengaruhi terpilihnya Samsi Sastrawidagda dalam kabinet pemerintahan negara.
Usai dilaksanakannya Proklamasi Kemerdekaan republik Indonesia, yakni pada 18 Agustus 1945 diselenggarakan sidang PPKI yang pertama.
Tujuan diselenggarakannya sidang yaitu untuk pengesahan Undang-Undang Dasar 1945 dan juga penetapan Presiden serta Wakil Presiden yang kala itu kesepakatan jatuh pada Ir Soekarno dan Drs. Muhammad Hatta.
Pada 19 Agustus 1945 terjadi perpindahan para pegawai Indonesia yang berada dibawah otoritas Jepang menjadi pegawai Departemen Pemerintahan RI yang sejalan dengan penetapan 12 Menteri Departemen salah satunya Samsi yang didaulat sebagai Menteri Keuangan Pertama di Indonesia.
Kinerja Samsi, Menteri Keuangan Pertama di Indonesia
Kondisi pemerintahan di masa perang terbilang belum memiliki organisasi yang sempurna dan tergolong kecil. Pimpinan organisasi Kementerian Keuangan juga jauh beda seperti sekarang dimana pengelolanya hanya seorang.
Tentu menjadi tantangan besar bagi Samsi dalam mengelola keuangan negara yang baru saja merdeka. Sebagai Menteri Keuangan Pertama, Ia mempunyai peranan besar mencari sumber dana bagi negara.
Dikenal sebagai Operasi Penggedoran Bank di mana saat itu saat sang Kemenkeu pertama berupaya keras untuk mencari dana awal bagi negara dan mendengar kabar bahwa Bank Escompto di Surabaya menyimpan uang sitaan tentara Jepang bekas peninggalan pemerintahan Hindia Belanda.
Karena relasi baiknya dengan para pejabat Jepang membuat Samsi berhasil membujuk mereka untuk menyerahkan uang tersebut. Uang itu kemudian diserahkan pada pemerintah pusat untuk membekali dana perjuangan.
Kisah perjuangannya ini juga ditulis dalam buku biografi biografi R. Muhamad dalam Revolusi 1945 Surabaya, karya Moehkardi.
Namun, karena kondisi kesehatannya yang tidak cukup baik membuat Samsi tidak pernah memimpin Kementrian Keuangan secara langsung dan menyusun perencanaan.
Hal itulah yang menjadi alasan mengapa masa jabatanya hanya seumur jagung, yakni dua pekan. Tercatat, waktu periode 19 Agustus 1945 – 2 September 1945.
Pada masa jabat yang masih singkat, Samsi kemudian mengundurkan diri dengan alasan kesehatan yang lantas digantikan oleh Alexander Andries Maramis atau dikenal A.A Maramis,seorang ahli hukum lulusan Leiden pada 2 September 1945 yang sebelumnya adalah menteri Indonesia (Menteri Negara) kabinet ini.
Meski dikenal dengan Menteri keuangan pertama di Indonesia yang memiliki masa jabatan seumur jagung, namun peran Samsi juga besar dalam mendukung sumber dana awal bagi negara yang baru merdeka di tengah ekonomi negara yang masih porak-poranda akibat peperangan.