PARBOABOA, Jakarta - Lima dari 16 orang peserta aksi mogok makan yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Anti Mafia Tambang (AMANAT) harus dibawa ke rumah sakit pada Minggu (18/12/2022) akibat kekurangan asupan gula ke dalam tubuh. Aksi mogok makan tersebut dilakukan sejak Selasa (13/12/2022) di Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM), Jakarta.
Aksi mogok makan tersebut digelar oleh warga Sumbawa Barat akibat menjadi korban perusahaan tambang emas dan tembaga PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).
Tim dokter dari Rumah Sakit (RS) Pena 98, Rudolf Usmany mengatakan, kelimanya tidak bisa melanjutkan aksi dan secara medis harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
"Kami merasa bahwa sesuai dengan kondisi saat ini tidak bisa melanjutkan aksi dan ini terkait kondisi potensial ancaman jiwa sehingga kami mengambil inisiatif secara medis untuk membawa kelima sahabat kami ini ke RS Pena 98 di Kabupaten Bogor (Jawa Barat)," kata Rudolf, Minggu (18/12/2022).
Selain itu, Rudolf menambahkan, sebanyak sebelas massa aksi lain dalam kondisi tidak baik. Meski sebelas peserta bisa melanjutkan aksinya, tetapi aksinya harus diawasi secara berkala untuk memastikan kondisi kesehatannya.
Dalam proses pengawasan yang dilakukan, Rudolf menyebut yang harus dipantau adalah hal vital seperti waktu peserta buang air kecil dan tekanan darah. Selain itu, beberapa peserta juga sudah terlihat tanda-tanda dehidrasi.
"Yang kami pantau dari buang air kecilnya ada yang kemarin terakhir, ada yang hari ini, pagi dini hari. Jadi kami melihat sudah ada tanda-tanda dehidrasi," ucap Rudolf.
Sementara itu, Humas AMANAT Yudi Prayudi menegaskan pihaknya akan terus menuntut Komnas HAM untuk memberikan bantuan memeriksa dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan AMNT kepada para korban.
Lanjut Yudi, pihak Komnas Ham sudah mengirimkan surat kepada AMNT, namun sampai saat ini belum ada tanggapan dari AMNT. Pihaknya berharap agar Komnas HAM menurunkan tim investigasi.
"Pihak Komnas HAM sudah mengirimkan surat kepada pihak AMNT, tetapi belum ada balasan atau tanggapan. Kami juga berharap Komnas HAM menurunkan tim investigasi," tegas Yudi.
Yudi mengenaskan, pihaknya akan terus melanjutkan aksi meski sudah ada beberapa orang yang dilarikan ke rumah sakit.