Serukan Perdamaian, Megawati Tahan Tangis saat Berpidato di Peace Jeju Forum

Megawati Soekarnoputri menjadi pembicara di Forum for Peace and Prosperity 2022. (Foto: PDI Perjuangan)

PARBOABOA, Jakarta – Mantan Presiden RI, Megawati Seokarnoputri menjadi salah satu pembicara dalam forum internasional bertajuk Forum for Peace and Prosperity 2022.

Disana, ia menyerukan kepada dunia agar menghentikan segala bentuk perang di negara mana pun. Bahkan, ibu Puan Maharani ini terlihat beberapa kali menahan tangis saat membacakan pidatonya. Salah satunya yakni ketika Megawati bicara perdamaian.

"Perdamaian abadi merupakan salah satu tujuan bernegara bangsa Indonesia. Kami memiliki credo: (menahan tangisan) bahwa sesungguhnya kemerdekaan ialah hak segala bangsa, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan," kata Megawati di International Covention Center (ICC), Jeju, Korea Selatan, Kamis (15/09/2022).

"Perdamaian dunia hanya dapat diwujudkan, apabila setiap negara menghormati kedaulatan suatu negara dan menjunjung tinggi kemanusiaan-keadilan dalam sistem internasional; serta mengedepankan penyelesaian konflik melalui perundingan," lanjutnya.

Ia menegaskan, perdamaian dunia sangat mendesak di tengah berbagai persoalan geopolitik saat ini. Mulai dari perang Rusia-Ukraina hingga ketegangan di Selat Taiwan.

Demikian halnya persoalan di kawasan Timur Tengah, ketegangan di Laut China Selatan hingga ingatan betapa akibat bom nuklir di Hiroshima dan Nagasaki serta upaya mewujudkan perdamaian di bumi Peninsula.

Menurut Megawati, peperangan besar telah mewarnai sejarah peradaban dunia. Misalnya, perang dunia I dan II menjadi contoh perang abad modern. Kedua perang itu disebut mengakibatkan kesengsaraan dan penderitaan berkepanjangan.

"Bayangkan dari jumlah korban, Perang Dunia I sebanyak 10 juta meninggal dan 21 juta luka-luka. Perang Dunia II dengan korban 62,5 juta dari sekitar 50 negara yang terlibat," ujarnya.

Megawati menambahkan, dunia sangat merasakan dampak perang yang terjadi di satu wilayah. Pasalnya, semua saling terkoneksi, saling tergantung dan saling membutuhkan.

"Dari situlah kita belajar bahwa perang di salah satu sudut dunia membawa persoalan sangat serius di bagian dunia lain. Oleh karena itulah, sekali lagi setop perang," kata Megawati.

Momen tahan tangis kedua yakni ketika Megawati bicara terkait adanya konferensi yang menjadi solusi perang dingin dari negara-negara yang terpecah dalam dua blok saat itu.

"Spirit konferensi menurut saya (menahan tangis) tetap relevan hingga saat ini. Spirit tersebut menjadi jembatan perdamaian dan terciptanya solidaritas antarbangsa untuk bersatu mengakhiri segala bentuk perang dan tindakan kekerasan," ujrarnya.

Megawati lalu melanjutkan pidatonya dengan mengutip pernyataan Presiden ke-1 Soekarno terkait perdamaian dunia. Serta bicara pentingnya penguatan bagi PBB.

"Dalam pidato beliau di PBB pada tahun 1960, yang dikenal dengan To Build The World A New, Bung Karno menyerukan pentingnya penguatan kewenangan PBB di dalam menciptakan perdamaian. Saya ingat pada waktu itu, beliau mendapatkan standing aplause (tepuk tangan berdiri) menurut saya apa arti daripada pidato tersebut. Artinya secara naluri kemanusiaan sebenarnya semua setuju akan bunyi pidato tersebut," ujarnya.

"Syaratnya, PBB harus melakukan reformasi internal, dengan menempatkan setiap anggota PBB memiliki kedudukan yang sama dan sederajat, tanpa adanya preferensi hak veto," lanjut Megawati.

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS