Ciri-ciri Lumut Tanduk, Lengkap Klasifikasi, Struktur, Habitat dan Manfaatnya

Lumut Tanduk (Foto:Mangaip.com)

PARBOABOA – Di dunia yang kita tempati saat ini, ada berbagai jenis tanaman berbeda yang melengkapi ekosistem alam kita, salah satunya adalah bryophyta atau lumut.

Seperti yang kita ketahui, tanaman ini biasanya sering dijumpai di tempat-tempat lembab dan basah, seperti pepohonan.

Mengutip dari Kemdikbud.goid, tumbuhan lumut dibagi menjadi tiga kelas yaitu lumut hati (Hepaticopsida), lumut tanduk (Anthocerotopsida) dan lumut sejati (Bryopsida).

Di ulasan kali ini, Parboaboa akan mengulas mengenai lumut tanduk, lengkap dengan klasifikasi, struktur, ciri-ciri, hingga manfaatnya di dalam ekosistem alam.

Lumut yang menyerupai tanduk rusa ini memiliki beberapa peran penting dalam kehidupan kita sehari-hari, termasuk menjaga kualitas udara kita. Untuk mengetahuinya lebih dalam, mari simak artikel di bawah ini.

Klasifikasi Lumut Tanduk

Mengutip dari Internasional Taxonomy Information System, berikut klasifikasi lumut tanduk yang perlu kamu ketahui:

  • Kingdom: Plantae
  • Subkingdom: Viridiplantae
  • Infrakingdom: Streptophyta
  • Superdivision: Embryophyta
  • Division: Anthocerotophyta
  • Class: Anthocerotopsida, Leiosporocetopsida

Lumut tanduk atau Anthocerotopsida terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas Anthocerotopsida dan kelas Leiosporocetopsida.

Kelas Anthocerotopsida memiliki tiga subclass, yaitu subclass Anthocerotidae, subclass Dendrocerotidae, dan subclass Notothylatidae.

  • Subclass Anthocerotidae memiliki satu ordo, yaitu ordo Anthocerotales.
  • Subclass Dendrocerotidae memiliki dua ordo, yaitu ordo Dendrocerotales dan ordo Phymatocerotales.
  • Subclass Notothylatidae memiliki satu ordo, yaitu ordo Notothyladales.

Sedangkan kelas Leiosporocetopsida  hanya memiliki satu ordo, yaitu ordo Leiosporocerotales.

Anthocerotopsida mendapatkan nama umum dan nama saintifiknya (dari bahasa Yunani "keras" yang artinya "tanduk") berdasarkan bentuk sporofitnya yang panjang dan meruncing.

Sporofit lumut tanduk biasanya dapat tumbuh setinggi 5 cm dan tidak memiliki seta, hanya terdiri atas sporangium.

Gametofit tanaman ini biasanya memiliki diameter sekitar 1-2 cm dan tumbuh secara horizontal, sering kali melekat pada sporofit yang berjumlah banyak.

Gametofit ini memiliki talus berbentuk cakram dengan tepi yang bergerigi dan melekat pada tanah menggunakan rizoid-rizoid.

Sel Anthocerotopsida hanya memiliki satu kloroplas, dan pada gametofitnya terdapat 14 kloroplas tunggal yang lebih besar dari tumbuhan lumut lainnya.

Sama halnya dengan jenis lumut lainnya, Anthocerotopsida biasanya tumbuh di tepi sungai, danau, selokan, serta di tepi jalan yang lembab atau basah.

Ciri-ciri Umum Lumut Tanduk

Ciri-ciri Lumut Tanduk (Foto: Shutterstock) 

Secara umum, ciri-ciri lumut tanduk adalah sebagai berikut:

1. Bentuk Tumbuhan

Anthocerotopsida memiliki bentuk menyerupai tanduk atau tanduk rusa. Biasanya, tumbuhan ini memiliki tubuh berupa talus yang dapat berbentuk lembaran tipis atau silindris.

2. Struktur Daun

Tumbuhan ini memiliki struktur daun-daun kecil yang menonjol keluar dari tubuh utama (thallus). Daun-daun ini sering kali berbentuk menyerupai tanduk atau tangkai yang melengkung.

3. Memiliki akar berbentuk Rizoid

Akar rizoid merupakan jenis akar semu yang memiliki bentuk seperti rambut dan berfungsi untuk menempel pada substrat tempat mereka tumbuh serta menyerap air dan nutrisi dari lingkungan sekitarnya.

4. Kloroplas

Sama halnya dengan tumbuhan pada umumnya, lumut ini memiliki kloroplas di dalam sel-selnya. Kloroplas mengandung pigmen hijau (klorofil) yang memungkinkan Anthocerotopsida untuk melakukan fotosintesis dan menghasilkan makanan sendiri.

5. Reproduksi

Reproduksi tumbuhan lumut memiliki siklus hidup dengan fase gametofit dan sporofit. Fase gametofit merupakan fase dominan dalam kehidupan lumut ini, di mana reproduksi seksual terjadi melalui pembentukan dan pelepasan gamet (sel reproduksi).

Fase sporofit muncul sebagai struktur yang tumbuh di atas thallus dan menghasilkan spora untuk perkembangbiakan.

6. Habitat

Tumbuhan Anthocerotopsida umumnya hidup di lingkungan yang lembab dan basah, seperti hutan lebat, tebing yang lembab, atau daerah yang terkena air terjun.

Mereka cenderung tumbuh di tempat-tempat yang teduh dan memiliki kelembaban yang tinggi.

Struktur Lumut Tanduk

Struktur Lumut Tanduk (Foto: Wikipedia) 

Struktur lumut tanduk memiliki beberapa komponen utama yang mencakup thallus (tubuh utama), rizoid (akar), kloroplas, dan sporofit, antara lain:

1. Thallus (Tubuh Utama)

Tubuh utama tumbuhan lumut ini biasanya berbentuk lembaran tipis atau silindris yang terdiri dari sel-sel saling terhubung.

Thallus seringkali memiliki daun-daun kecil menyerupai tanduk atau tanduk rusa yang tumbuh dari permukaan tubuh utama.

2. Rizoid (Akar)

Anthocerotopsida memiliki akar rizoid yang berfungsi untuk menempel pada substrat tempat tumbuhnya dan juga untuk menyerap air dan nutrisi dari lingkungan sekitarnya.

Akar ini mirip dengan rambut dan terdiri dari sel-sel yang menyebar ke dalam substrat untuk menyerap nutrisi.

3. Kloroplas

Tumbuhan lumut memiliki kloroplas di dalam sel-selnya, di mana kloroplas adalah organel yang mengandung pigmen hijau (klorofil) yang penting dalam proses fotosintesis.

Kloroplas mengubah energi matahari menjadi energi kimia, memungkinkan Anthocerotopsida untuk membuat makanan sendiri.

4. Sporofit

Anthocerotopsida memiliki fase sporofit dalam siklus hidupnya, di mana sporofit adalah struktur reproduksi lumut ini yang terdiri dari kapsul berisi spora.

Kapsul tersebut muncul di atas thallus dan umumnya memiliki bentuk memanjang seperti tanduk. Selain itu, spora yang dihasilkan oleh sporofit dapat menyebar dan tumbuh menjadi individu baru.

Contoh Lumut Tanduk

Contoh Lumut Tanduk (Foto: Wikipedia) 

Anthocerotopsida memiliki beberapa spesies yang biasanya ditemui di sekitar kita. Adapun spesies lumut tanduk itu adalah:

1. Lumut Rusa (Plagiochila asplenioides)

Lumut ini memiliki tubuh yang rapat dan daun-daun yang menyerupai tanduk rusa. Biasanya ditemukan di tempat yang lembab seperti hutan dan tebing yang teduh.

2. Lumut Pipih (Porella platyphylla)

Contoh lumut tanduk ini memiliki talus pipih dengan daun-daun yang melengkung dan menyerupai tanduk. Tumbuh di substrat yang lembab seperti batu, kayu, atau tanah di hutan dan area yang terkena air terjun.

3. Lumut Pohon (Heteroscyphus planus)

Lumut pohon ini dapat tumbuh menutupi batang pohon atau dahan dengan tubuh yang menyerupai tanduk. Biasanya ditemukan di hutan yang lembab dan bersifat epifit, yaitu hidup menempel pada tanaman lain.

4. Lumut Kerdil (Diplophyllum taxifolium)

Lumut kerdil memiliki tubuh kecil yang menyerupai tanduk dengan daun-daun kecil yang rapat. Biasanya ditemukan di daerah pegunungan dan hutan beriklim sejuk.

5. Lumut Karpet (Plagiothecium undulatum)

Lumut karpet adalah lumut yang memiliki bentuk karpet padat dengan daun-daun bergelombang dan menyerupai tanduk. Tumbuh di tanah atau batu yang lembab di hutan dan daerah beriklim basah.

Manfaat Lumut Tanduk

Tak hanya sekedar tanaman, Anthocerotopsida memiliki berbagai fungsi untuk menjaga ekosistem alam kita tetap terjaga. Beberapa manfaat lumut tanduk yang paling utama di antaranya adalah:

1. Kesuburan Tanah

Anthocerotopsida dapat memberikan manfaat bagi kesuburan tanah, di mana keberadaannya dapat memberikan perlindungan bagi tanah dari paparan sinar ultraviolet yang diberikan oleh matahari.

Dalam hal ini, Anthocerotopsida dapat membantu menyerap cahaya berlebihan tersebut sehingga tanah tetap lembab dan subur.

2. Untuk Polusi Udara

Di era modern ini, pencemaran udara semakin meningkat dan menyebabkan penurunan kualitas udara. Nah, dengan membudidayakan Anthocerotopsida dapat membantu mengurangi polusi udara.

Sebab, lumut ini dapat menyerap udara kotor yang melintas di atasnya dan mengolahnya menjadi udara lebih segar dan bersih.

3. Keamanan Bagi Benih Ikan

Peranan lumut tanduk di dalam air kolam dapat memberikan perlindungan bagi benih ikan agar dapat berevolusi dan tumbuh dengan baik.

Selain itu, lumut juga memberikan kenyamanan bagi ikan yang hidup di dalamnya serta berperan sebagai sumber makanan.

4. Sebagai Pendeteksi Mineral Dalam Tanah

Tanah mengandung berbagai mineral yang berguna untuk menjaga kelembaban dan mendukung proses pernafasan tumbuhan.

Anthocerotopsida dapat berfungsi sebagai indikator kandungan mineral dalam tanah karena memiliki sistem penyaringan yang dapat mendeteksi adanya mineral dalam tanah.

Selain itu, dapat membantu menjaga kelembaban tanah dengan cara menghujani secara tidak langsung.

5. Sebagai Hortikultura

Hortikultura merupakan suatu teknik pengembangbiakan atau persilangan dengan lebih dari 1 tanaman dan sering dilakukan oleh tanaman lumut yang menempel pada tumbuhannya lainnya.

Proses ini memiliki fungsi penting untuk menjaga stabilitas tanah dan mempertahankan kelembaban tanah, serta membantu proses tumbuh kembang tanaman yang lain.

6. Menangkal Hama dan Serangga

Serangga dan hama memiliki kecenderungan untuk memakan tumbuhan hijau yang berharga. Untuk menghilangkan serangga-serangga ini, sering kali dilakukan penyemprotan pestisida yang pada akhirnya dapat merugikan tanaman itu sendiri.

Namun, ada cara yang lebih mudah yaitu dengan memanfaatkan lumut. Tumbuhan ini dapat mengeluarkan pestisida alami yang bisa digunakan untuk mengusir serangga secara efektif, sambil tetap aman bagi tanaman.

Jika tanaman terkena serangan hama, segera tanam lumut ini di sekitarnya untuk melindungi tanaman dari serangga dan hama yang merusak.

7. Sebagai Alternatif Pengobatan

Anthocerotopsida juga sering dimanfaatkan sebagai salah satu pengobatan alternatif. Hal itu dikarenakan, lumut ini mengandung senyawa aktif yang dapat digunakan sebagai obat-obatan untuk mengobati beberapa penyakit, seperti demam, sakit kepala, dan radang.

8. Sebagai bahan pangan

Di Jepang, beberapa jenis Anthocerotopsida sering dimanfaatkan sebagai bahan pangan, yang dijadikan sebagai salah satu bahan dasar dalam membuat makanan tradisional.

Demikianlah penjelasan lebih dalam mengenai lumut tanduk, lengkap dengan klasifikasi, struktur, habitat, hingga fungsinya untuk ekosistem makhluk hidup. Semoga ulasan ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan baru untukmu!

Editor: Ester
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS