PARBOABOA, Jakarta - Korea Selatan makin takut ancaman Korea Utara yang menjadi-jadi dengan serangkain uji coba rudal oleh negara itu. Kemudian Korea Selatan pun meminta bantuan “kerja sama aktif” dengan China dan Rusia untuk mencegah Korea Utara kembali melakukan uji coba rudal.
Kementerian luar negeri melaporkan adanya utusan nuklir Korea Selatan, Kim Gunn, pada Senin (21/11/2022) bicara dengan duta China dan Rusia di Seoul. Utusan itu meminta kedua negara membantu dan meminta pertanggungjawaban Korea Utara atas “provokasinya”.
Adapun, Pertemuan Dewan Keamanan itu sebelumnya dijadwalkan atas permintaan Amerika Serikat setelah Korea Utara pekan lalu meluncurkan serangan rudal balistik antarbenua (ICBM) yang dikatakan mampu mencapai darat Amerika Serikat.
"Kim meminta kerja sama aktif dari China dan Rusia, kepada anggota tetap Dewan Keamanan, dan agar mereka memainkan peran konstruktif untuk menahan Korea Utara dari provokasi lebih lanjut dan membuatnya kembali melakukan dialog," ujarnya dalam pernyataan kementerian luar negeri, seperti dilansir Reuters.
Sebelumnya, Korea Utara meluncurkan serangan rudal balistik dalam jumlah yang sangat berlebihan dan belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini.
Washington memperingatkan bahwa Pyongyang dapat melakukan uji coba bom nuklir pertama sejak tahun 2017 kapanpun mereka inginkan.
Nekan lalu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden melakukan pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping, dalam pertemuan tersebut dia mengatakan bahwa Beijing mempunyai kewajiban untuk mencoba bicara dengan Korea Utara supaya tidak melanjutkan uji coba nuklir.
Awal bulan ini, seorang pejabat senior pemerintah Amerika Serikat juga mengatakan bahwa Washington yakin bahwa China dan Rusia mempunyai pengaruh penting untuk dapat membujuk Korea Utara agar tidak melanjutkan uji bom nuklir mereka.
