PARBOABOA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Emanuel Melkiades Laka Lena angkat bicara soal meningkatnya kasus penyakit menular seksual atau Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Sifilis pada tahun ini.
Dilansir dari dpr.go.id, menurutnya, masyarakat tak perlu menganggap tabu penyakit HIV maupun Sifilis. Sebab, kata dia, virus tersebut bisa dikontrol apabila ditangani dengan serius, sama halnya seperti virus COVID-19.
“Jadi penyakit ini jangan dibikin penyakit yang tabu. Dibuat aja terbuka kayak COVID-19, orang bisa dites kalau memang ketahuan dia (terkena) HIV. Jadi diobati dan harus langsung dibatasi aktivitas-aktivitas seksualnya, biar jangan menyebar kemana-mana kemudian menyebar ke dalam rumah”, kata Emanuel Melkiades dalam keterangannya, Kamis 11 Mei 2023.
Oleh karena itu, ia meminta pihak terkait segera melakukan penanganan terhadap orang-orang yang rentan terkena virus HIV/AIDS atau penyakit menular seksual lainnya.
Emanuel menuturkan bahwa penangan itu dapat dilakukan seperti saat menangani COVID-19, yakni dengan melakukan tes darah di setiap daerah.
“Menurut saya, dibikin imunisasi HIV aja, jadi bisa kayak COVID-19. Jadi, sekarang ini dibikin cek (Virus HIV) per daerah bikin aja tes darah, yang positif kemudian langsung diberi pengobatan,” ucapnya.
“Jadi, kalau HIV dibikin (ditangani, red) kayak COVID-19, saya kira ceknya lebih mudah kita kontrol ini penyakit, karena gampang ketahuan. Tes COVID-19 sama HIV itu bukan hal yang tidak bisa dilakukan,” sambungnya.
Dalam catatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, penyakit menular seksual seperti HIV dan Sifilis ini telah mengalami peningkatan pada tahun ini di Indonesia.
Di mana, sebagian besar virus itu dialami oleh kalangan ibu rumah tangga.
Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril mengungkapkan bahwa penyebab dari tingginya virus HIV yang menyerang ibu rumah tangga adalah karena memiliki pasangan dengan perilaku seks berisiko.
Selain itu, lanjut dia, rendahnya pengetahuan terhadap pencegahan serta dampak dari penyakit menular seksual juga turut menjadi salah satu pemicu tingginya HIV di kalangan ibu rumah tangga.