KKB Tembak Mati 8 Orang Karyawan PTT, Evakuasi Masih Belum Bisa Dilakukan

Tangkapan layar dari CCTV Tower B3 saat seorang karyawan meminta pertolongan (dok

PARBOABOA, Papua - Bumi Cendrawasih kembali berduka di awal bulan Maret ini setelah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) melakukan penyerangan di Kamp Palaparing Timur Telematika (PTT) pada Rabu (2/3). Penembakan ini menjadi salah satu bukti kejamnya KKB yang ingin memecah belah Indonesia, karena dalam insiden ini setidaknya 8 orang warga sipil yang merupakan karyawan PTT meninggal dunia tertembak.

Kedelapan korban diserang saat mereka berada di camp untuk melakukan perbaikan tower Base Transceiver Station (BTS) 3 Telkomsel yang terletak di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua.

Informasi penyerangan ini diketahui setelah seorang karyawan PTT berinisial NS selamat dari penyerangan ini, karena dia sedang tidak bergabung di camp saat kejadian. Namun kaget bukan kepalang karena begitu kembali, NS mendapati rekan-rekannya sudah terkapar tidak bernyawa.

Lokasi kejadian yang berada di ketinggian membuat NS tidak dapat langsung meminta pertolongan kepada pihak manapun, sehingga dia hanya bisa meminta pertolongan melalui kamera CCTV yang berada di tower BTS 3 tersebut. NS meminta pertolongan sejak pukul 13.00 WIT, dan aksinya baru terlihat pihak yang memonitor CCTV sekitar pukul 16.00 WIT.

Namun hingga hari ini, Jumat (4/4) kedelapan korban yang tewas dan NS yang selamat masih belum dapat di evakuasi dari lokasi karena letaknya ada di ketinggian 3.000 meter dpl, dimana lokasi hanya dapat dijangkau menggunakan helikopter. Sementara itu, cuaca di lokasi yang sedang buruk membuat tim penyelamat tidak dapat dikerahkan ke lokasi.

Direktur Reskrimum Polda Papua Kombes Faizal Rahmadani mengatakan jika evakuasi akan diupayakan dilakukan besok Sabtu (5/3) menggunakan 2 helikopter.

"Mudah-mudahan, Sabtu (5/3) evakuasi berjalan lancar tanpa kendala berarti, " ujar Faizal di Papua, Jumat (4/3).

Adapun identitas penyerang hingga hari ini masih dalam penyelidikan, namun kelompok separatis dari Organisasi Papua Merdeka dibawah pimpinan Gen Goliath Tabuni dan Mayjen Lekagak Telenggen mengaku bertanggung jawab atas penembakan tersebut.

Karena tindakan pelaku penembakan ini termasuk kejahatan luar biasa dan melibatkan warga sipil, pihak kepolisian akan mengusut tuntas kasus ini.

Sekedar informasi tower telekomunikasi yang menjadi lokasi penyerangan tersebut masuk dalam Proyek Strategis Nasional Infrastruktur Prioritas, yang dibangun untuk memberikan layanan telekomunikasi yang lebih baik untuk masyarakat setempat.

Evakuasi korban semoga dapat dilakukan dengan segera, agar jenazah para korban dapat segera dimakamkan dengan layak.

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS