Jadi Sorotan, Kim Jong Un Tampil Semakin Kurus Saat Hadiri Pertemuan Partai Buruh

Kim Jong Un (dok. Korean Central News Agency)

PARBOABOA, Korut - Presiden Korea Utara Kim Jong Un menarik perhatian publik setelah muncul dengan kondisi yang semakin kurus saat menghadiri rapat dengan Partai Buruh beberapa hari lalu.

Rapat tersebut biasanya digelar untuk memutuskan kebijakan utama negara, umumnya terkait dengan program nuklir atau hubungannya dengan Korea Selatan atau AS. Namun sampai saat ini belum dikonfirmasi mengenai agenda apa yang dibahas dalam pertemuan dengan partai tersebut.

Uniknya foto-foto yang dirilis oleh media pemerintah; Korean Central News Agency (KCNA) lebih menarik perhatian publik, pasalnya Kim Jong Un terlihat kurusan.

Penurunan tubuh Kim Jong Un ini menjadi sorotan karena beberapa faktor, seperti Korut yang saat ini tengah dilanda krisis bahan pangan dan isu mengenai masalah kesehatan Kim Jong Un yang telah beredar beberapa bulan belakangan.

KCNA kemudian mengeluarkan bantahan yang mengatakan bahwa, presiden Korut tersebut mengurangi porsi makannya demi negara yang sedang dilanda kekurangan bahan makanan efek dari pandemi Covid-19. Media tersebut juga membantah mengenai isu yang mengatakan Kim Jong Un sedang mengalami masalah kesehatan.

Kondisi Kesehatan Kim Jong Un

Sebelumnya pada 2020 lalu, Kim Jong Un mempunyai berat sekitar 139 kilogram, namun dia mendadak tidak muncuk ke publik pada selama berminggu minggu dan muncul dengan penampilan yang lebih kurus. Kondisi tersebut membuat isu mengenai presiden tersebut sedang sakit keras bermunculan.

Sebelum kembali muncul di hadapan publik, media melaporkan, Kim Jong Un menurunkan berat badan karena menjalani operasi ikat lambung. Media lain berpendapat hal itu terjadi, sebab ia mengidap penyakit tertentu. Beberapa media bahkan mengklaim Kim Jong Un sudan meninggal usai ada kesalahan dalam operasi.

Korea Utara dilanda krisis pangan

Korea Utara memutuskan untuk melakukan penutupan perbatasan dengan China sebagai upaya untuk menghindari penyebaran virus di negara tersebut. Namun kebijakan itu membuat Korut dilanda krisis pangan dan berdampak besar pada ekonomi di negara tersebut.

Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) menyatakan tahun ini Korut hanya mampu memproduksi 5,6 ton tahun ini. Jumlah ini kurang 1,1 juta ton dari jumlah kebutuhan pangan yang dibutuhkan warga Korut.

Namun jumlah kurang ini berkurang dengan impor yang akan dilakukan sebesar 205 ribu ton. Yang artinya Korut diperkirakan akan kekurangan bahan pangan sebesar 860 ribu ton.

Sebagai langkah antisipasi, Kim Jong Un kemudian mengeluarkan kebijakan untuk mengurangi porsi makan, sampai pemerintah kembali membuka perbatasan pada tahun 2025 mendatang.

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS