PARBOABOA - Pertandingan Liga 1 yang digelar pada tahun 2021/2022 sempat membuat heboh dunia persepakbolaan karena dinilai memiliki beberapa kejanggalan.
Dalam pelaksanaan Liga 1 seri yang pertama, tercatat ada begitu banyak keputusan yang diambil oleh wasit yang dinilai salah, namun kesalahan tersebut sempat dimaklumi oleh PSSI karena dianggap sebagai hal yang wajar akibat sempat vakum selama kurang lebih satu setengah tahun.
Namun sangat disayangkan, kesalahan wasit dalam mengambil keputusan juga kerap terjadi pada Liga seri kedua hingga menuai beberapa pandangan negatif dari beberapa pihak.
Kesalahan tetap berlanjut hingga pelaksanaan Liga seri ketiga di akhir tahun 2021. Salah satu kesalahan yang dianggap paling fatal dibuat oleh wasit Rully Ruslin Tambuntina dalam pertandingan PSIS Semarang melawan Persita Tangerang, dimana sang wasit menganulir gol dari Harrison Cardoso.
Pelaksanaan seri keempat pun tidak jauh berbeda dengan seri sebelumnya. Masih saja ditemukan kesalahan-kesalahan yang dianggap merugikan pertandingan.
Adanya kesalahan-kesalahan yang dilakukan wasit dalam mengambil keputusan memaksa pihak PSSI untuk membuat tambahan seri, sehingga Liga 1 diadakan dengan 5 seri.
Nah, pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai keputusan wasit yang merugikan pertandingan Liga 1 2021/2022. Penasaran apa saja? Mari kita bahas.
Keputusan Wasit Yang Merugikan Pertandingan Liga 1 2021/2022
1. PSM vs Bali United
Pertandingan Bali United dengan PSM diadakan di Stadion Ngurah Rai, Denpasar, Bali pada tanggal 7 Februari.
Pertandingan ini diakhiri dengan skor 2-2. Pada awal nya Bali United sempat unggul 2-1, namun akhirnya berakhir dengan skor seri akibat tendangan penalti yang diberikan kepada pihak PSM.
Pertandingan ini dipimpin oleh seorang wasit yang bernama Sigit Budiyanto.
Pertandingan ini sempat diwarnai dengan aksi tendangan kearah kemaluan yang dilakukan oleh Hasyim Kipuw kepada Privat Mbarga di area kotak penalti.
Namun, hal yang dianggap merugikan adalah kubu PSM tidak diberikan penalti walaupun jaraknya sangat dekat dengan wasit.
2. PSIS vs Bali United
Pertandingan ini digelar pada tanggal 20 Februari dengan hasil akhir Bali United unggul 1-0 dari PSIS.
Namun, walaupun meperoleh kemenangan melawan PSIS, Bali United juga sempat dirugikan atas keputusan wasit bernama Sance Lawita yang memberikan offside secara tak wajar dari aksi yang berpeluang mencetak gol.
Offside tak wajar pertama diberikan kepada Ilija Spasojevic pada menit ke-31, dan kedua Stefano Lilipaly dianggap offside saat menerima umpan Mbarga.
3. Barito Putera vs Persija
Pertandingan Barito melawan Persija digelar pada tanggal 23 Februari di Stadion Kompyang Sujana.
Pertandingan ini diakhiri dengan skor yang seri, yaitu 1-1. Namun, walaupun berakhir dengan skor imbang, pertandingan yang dipimpin oleh wasit yang bernama Steven Yubel Pol ini sempat diwarnai beragam kericuhan.
Kericuhan pertama terjadi saat wasit menganulir gol oleh Renan Alves pada menit 57 walaupun sebenarnya dianggap offside.
Kericuhan kembali terjadi saat wasit memberikan hukuman penalti pada Barito karena dianggap melanggar kawan.
4. PSIS vs Tira Persikabo
Pertandingan PSIS melawan Tira Persikabo digelar pada tanggal 28 Februari dan menjadi sebuah pertandingan yang cukup ketat.
Pertandingan yang di pimpin oleh Abdullah ini sempat menuai kericukan karena dianggap salah dalam mengambil keputusan.
Hal ini bermula ketika wasit memberikan hukuman penalti kepada pemain yang bernama Mahesa Jenar. Hal ini lantas menuai kericuhahan karena pemain PSIS yang bernama Komarudin lah yang menarik dan menyikut pemain Tira, Lucky Octavianto. Namun kepusasn wasit malah memberikan hukuman penalti kepada pihak Tira Persikabo.
5. Persebaya vs Madura United
Pertandingan antara Persebaya melawan Madura United digelar pada tanggal 28 Februari.
Pertandingan yang dipimpin oleh wasit bernama Agus Fauzan ini sempai menuai banyak kericuhan.
Pasalnya, ketika pertandingan sedang berlangsung, salah satu pemain yang bernama Samsul Arif Munip tampak dilanggar oleh Fachruddin Aryanto di depan mata wasit.
Hal ini dapat dikaterogikan sebagai bentuk pelanggaran yang dapat berujung hukuman penalti, namun wasit malah berpendapat bahwa itu bukanlah sebuah pelanggaran.