PARBOABOA, Jakarta - Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan memberikan insentif bagi perusahaan yang melakukan instrumen ramah lingkungan di Indonesia.
Apalagi menurut Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Iwan Suryana, perubahan iklim menjadi tantangan terbesar pengembangan investasi di Indonesia saat ini.
"Saya tegaskan bagi perusahan-perusahaan cenderung menggunakan instrumen ramah lingkungan dan menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT), kita akan berikan insentif ya. Insentif itu diberikan apabila perusahan-perusahan melakukan energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan," tegasnya di Jakarta.
Iwan mengatakan, Kementerian Investasi menjadi fasilitator dan koordinator investasi negara dengan ikut mewujudkan target netralitas karbon nasional.
"Kementerian Investasi/BKPM bertugas mendorong kolaborasi dengan berbagai kementerian maupun lembaga untuk mempromosikan agar arah investasi mendukung arah transisi energi dan pembangunan berkelanjutan," ungkapnya.
Tidak hanya itu, Iwan juga menyampaikan realisasi investasi yang diraih Kementerian Investasi hingga semester II Tahun 2023.
Di semester II ini, realisasi investasi mencapai Rp678,7 triliun dari target Rp1.400 triliun yang diberikan Presiden Joko Widodo.
Iwan mengaku sangat bersyukur pencapaian yang dilakukan lembaganya itu.
"Nah kami tentunya sangat bersyukur atas pencapaian saat ini. Dari target Rp1.400 triliun sampai dengan semester II ini kita sudah mampu mencapai 48,5 persen atau sekitar Rp678,7 triliun," katanya.
Target tersebut, lanjut Iwan, lebih tinggi dari target di 2022 sebesar Rp1.200 triliun, dengan realisasi mencapai Rp1.207 triliun.
Sepanjang Januari hingga Juni 2023, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp363,3 triliun atau sekitar 53,5 persen. Sementara realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp315,4 triliun atau 46,5 persen.
Di periode tersebut, proyek investasi tersebar paling banyak di Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi Tengah dan Banten.
Adapun sektor yang paling banyak yaitu industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya, transportasi, gudang dan telekomunikasi, pertambangan, perumahan, kawasan industri dan perkantoran, serta industri kimia dan farmasi.
Singapura, China, Hong Kong, Jepang dan Amerika Serikat tercatat sebagai lima negara teratas yang paling banyak menanamkan modal di Indonesia sepanjang Semester I 2023.
Indonesia, kata Iwan, sangat memerlukan investasi, baru baik nasional maupun internasional untuk membuka banyak lapangan pekerjaan. Termasuk memenuhi target investasi tahun ini.
"Kementerian Investasi/BKPM pun siap berkolaborasi dan memfasilitasi investor berinvestasi di Indonesia," imbuh dia.