PARBOABOA - Manusia purba adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kehidupan manusia pada masa praaksara, di mana tulisan belum ditemukan.
Mereka adalah nenek moyang manusia modern (Homo sapiens) dan telah hidup dalam rentang waktu yang sangat panjang sebelum adanya catatan sejarah tertulis.
Dalam peradaban manusia purba, terdapat beragam spesies dan subspesies, yang masing-masing dengan karakteristik fisik dan kehidupan khas.
Periode keberadaan manusia purba diyakini berada pada masa Pleistosen, suatu periode dalam sejarah geologi yang terjadi antara 2.580.000 hingga 11.700 tahun yang lalu.
Era Pleistosen itu sendiri dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu Pleistosen Awal (lapisan bawah), Pleistosen Tengah, dan Pleistosen Akhir (lapisan atas).
Keberadaan manusia purba pun menyebar di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, dengan fosil-fosil yang telah ditemukan mencakup tengkorak, badan, dan kaki.
Untuk mengetahui lebih dalam tentang kehidupan manusia di zaman dahulu, berikut ini Parboaboa sudah merangkum ulasan mengenai jenis-jenis manusia purba dan ciri-cirinya yang diambil dari berbagai sumber terpercaya. Yuk simak untuk menambah wawasanmu.
Jenis-jenis Manusia Purba di Dunia
Kehidupan manusia purba telah menyebar di segala penjuru dunia. Hal ini juga sejalan dengan banyaknya fosil-fosil yang telah ditemukan di berbagai belahan bumi.
Temuan-temuan arkeologis ini memberikan petunjuk berharga tentang kehidupan dan budaya mereka pada masa lalu. Lewat penelusuran para arkeolog, beberapa jenis manusia purba di antaranya yaitu:
1. Ardipithecus Ramidus
Jenis manusia purba tertua di dunia ini pertama kali ditemukan di Ethiopia, Afrika Timur oleh Yohannes Haile Selassie pada tahun 1994. Ardipithecus Ramidus diperkirakan hidup sekitar 4,4 juta tahun yang lalu dan diprediksi sebagai nenek moyang manusia.
Manusia purba Ardipithecus Ramidus atau yang dikenal sebagai "Ardi” ini, telah memberikan wawasan berharga tentang tahap awal evolusi manusia.
Fosil-fosil yang ditemukan, termasuk sisa-sisa rangka dan gigi, telah memberikan informasi tentang karakteristik fisik dan perilaku nenek moyang manusia purba.
Selain itu, Ardipithecus Ramidus diyakini memiliki kemampuan berjalan dengan bipedalisme, artinya mereka berjalan dengan dua kaki seperti manusia modern.
Namun, anatomi mereka juga menunjukkan adaptasi untuk memanjat pohon, mengindikasikan kemampuan mereka sebagai pendaki. Kombinasi fitur ini menunjukkan fase transisi antara kera dan manusia purba.
2. Australopithecus Africanus
Australopithecus Africanus merupakan spesies hominid awal, yang hidup sekitar 2-3 juta tahun lalu pada era Pliosen. Fosil manusia purba ini ditemukan oleh Raymond Dart pada tahun 1924 di Taung, Afrika Selatan.
Selain itu, Australopithecus Africanus juga ditemukan pada tiga situs lain di Afrika Selatan, yakni Sterkfontein (1935), Makapansgat (1948), dan Gladysvale (1992).
Sebagai Kepala Departemen Anatomi di University of The Witwatersrand, Afrika Selatan, Dart menemukan fosil tersebut di dalam lapisan batuan gua karst di Taung.
Awalnya, Dart memberi nama temuannya sebagai "Anak Taung" karena ia percaya bahwa fosil tersebut berasal dari manusia purba yang masih muda.
Namun, pada tahun 1925, ia kemudian memberi nama temuan tersebut sebagai Australopithecus Africanus.
Nama Australopithecus Africanus berasal dari bahasa Latin, di mana "australo" berarti selatan, dan "pithecus" berarti kera dalam bahasa Yunani.
Sedangkan "africanus" adalah bentuk Latin dari kata "Afrika". Oleh karena itu, Australopithecus Africanus dapat diartikan sebagai "kera dari Afrika Selatan".
Dalam penemuan tersebut, Dart dapat mengidentifikasi bahwa volume tengkorak fosil Australopithecus Africanus sekitar 550 cc. Tengkoraknya memiliki bentuk yang relatif tipis, dengan wajah yang besar, dahi landai, dan tulang kening yang menonjol.
3. Sinanthropus Pekinensis
Sinanthropus Pekinensis, diperkirakan hidup antara 780.000 hingga 230.000 tahun lalu dan pertama kali ditemukan di Zhoukoudian (Zhou Kou Tien), yang terletak di dekat Beijing, Tiongkok.
Fosil Sinanthropus Pekinensis kemudian diberi nama sebagai manusia Peking Man dan diklasifikasikan sebagai manusia purba berdasarkan analisis giginya oleh arkeolog bernama Davidson Black pada tahun 1927.
Sinanthropus Pekinensis atau Fosil Manusia Peking dapat dianggap serupa dengan Pithecanthropus erectus karena penemuan mereka bersamaan dengan banyaknya temuan bekas hominid tersebut.
Selain itu, alat-alat batu yang ditemukan di sekitar mereka mirip dengan peralatan batu yang berasal dari Pacitan. Karena itu, para ahli menyimpulkan bahwa Manusia Peking memiliki kebudayaan yang serupa dengan Kebudayaan Pacitan.
Di samping itu, keturunan Manusia Peking memiliki wilayah persebaran yang sangat luas.
4. Homo Rhodesiensis
Jenis manusia purba keempat adalah Homo Rhodesiensis. Seorang penambang bernama Tom Zwiglaar pada tahun 1921 secara tidak sengaja menemukan fosil Homo Rhodesiensis ketika sedang melakukan eksplorasi tambang bijih besi di gua-gua di wilayah Rhodesia Utara (sekarang dikenal sebagai Zambia), yang terletak di Afrika Timur.
Penemuan fosil oleh Tom Zwiglaar kemudian diidentifikasi oleh Arthur Smith Woodward sebagai Homo Rhodesiensis.
Para ahli sepakat bahwa Homo Rhodesiensis merupakan manusia purba yang berasal dari periode Pleistosen, kira-kira 300.000 hingga 125.000 tahun yang lalu.
5. Homo Cro-Magnon
Jenis Manusia purba di dunia yang terakhir adalah Homo Cro-Magnon. Diperkirakan hidup sekitar 40.000-10.000 tahun yang lalu.dan fosilnya telah ditemukan di tahun 1868. Homo Cro-Magnon diperkirakan sebagai spesies manusia modern (Homo sapiens) tertua yang berasal dari benua Eropa.
Mereka diyakini memiliki kemampuan berkomunikasi yang lebih maju dan memiliki kosakata yang lebih luas dibandingkan dengan Homo Neanderthal.
Jenis-Jenis Manusia Purba di Indonesia
Tak hanya tersebar di segala penjuru dunia, di Indonesia sendiri para arkeolog juga telah menemukan sejumlah fosil yang menunjukkan kehidupan manusia purba dulunya.
Dari temuan fosil ini, ditemukan beberapa jenis manusia purba yang tentu sering kita pelajari semasa sekolah dulu. Beberapa di antaranya yaitu:
1. Meganthropus Paleojavanicus
Jenis manusia purba yang diduga sebagai nenek moyang bangsa Indonesia yaitu Meganthropus Paleojavanicus. "Meganthropus Paleojavanicus" berasal dari kata mega yang berarti besar, anthropus yang bermakna manusia, paleo berarti tertua, dan javanicus artinya Jawa.
Berdasarkan namanya, dapat disimpulkan bahwa manusia purba jenis ini ditemukan di wilayah Jawa, tepatnya di Sangiran, Jawa Tengah oleh von Koenigswald pada rentang tahun 1936-1941.
Meganthropus Paleojavanicus mengacu pada manusia purba yang memiliki ukuran tubuh yang besar dan merupakan yang tertua di Jawa.
2. Pithecanthropus Mojokertensis
Manusia purba berikutnya adalah Pithecanthropus mojokertensis. Manusia purba tersebut ditemukan oleh Tjokrohandojo, juga dikenal sebagai Andojo, yang bekerja di bawah bimbingan Ralph von Koenigswald pada tahun 1936 di Lembah Sungai Brantas.
Pithecanthropus mojokertensis memiliki ciri tinggi sekitar 165-180 cm dan diduga sebagai fosil dengan usia tertua di Indonesia. Manusia purba ini dianggap mirip kera, sehingga disebut pithe yang artinya kera.
Fosil tersebut ditemukan di lapisan bawah Pleistosen dan diberi nama Pithecanthropus mojokertensis.
Awalnya, Andojo mengira tengkorak tersebut berasal dari orang utan, sehingga diberi nama Pithecanthropus, yang berarti manusia kera.
Namun, untung Ralph von Koenigswald mengenali fosil tersebut sebagai tengkorak manusia purba.
3. Pithecanthropus Erectus
Pithecanthropus erectus (Homo erectus) adalah spesies manusia purba yang penting dalam sejarah manusia. Mereka ditemukan oleh Eugene Dubois antara tahun 1890-1892 di Desa Trinil, Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur.
Pithecanthropus erectus diyakini hidup sekitar 1 juta hingga 600.000 tahun yang lalu.
4. Homo Erectus Soloensis
Homo erectus soloensis adalah variasi regional dari spesies Homo erectus yang ditemukan di daerah Solo, Jawa Tengah, Indonesia.
Fosil-fosil Homo erectus soloensis ditemukan di Situs Sangiran dan Situs Ngandong oleh C. Ter Haar, Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald, dan W.f.f Oppenoorth pada 1931-1933.
Jenis ini memiliki ciri-ciri yang mirip dengan Homo erectus pada umumnya, tetapi juga memiliki beberapa perbedaan morfologi yang membedakannya sebagai variasi khusus.
5. Homo Wajakensis
Jenis manusia purba di Indonesia selanjutnya adalah Homo wajakensis. Ditemukan oleh Von Rietschoten di Desa Wajak pada 1888 dan Eugene Dubois pada 1889, manusia purba ini hidup sekitar 60.000-25.00 tahun lalu.
Homo wajakensis diduga sebagai nenek moyang bangsa asli Australia (banga Aborigin).
Kedua jenis manusia purba ini disebut homo karena memiliki kesamaan dengan manusia modern saat ini. Volume otak Homo Wajak juga telah mengalami perkembangan, bahkan mencapai 1300 cc.
6. Homo Floresiensis
Homo floresiensis atau juga dikenal sebagai "Manusia Hobbit" adalah spesies manusia purba yang ditemukan di pulau Flores, Nusa Tenggara, Indonesia.
Fosil-fosil Homo floresiensis pertama kali ditemukan pada tahun 2003 oleh tim peneliti yang dipimpin oleh arkeolog Australia, Peter Brown, dan paleontolog Indonesia, Mike J. Morwood. Manusia Hobbit ini diperkirakan hidup sekitar 190.000 hingga 50.000 tahun yang lalu.
7. Homo Soloensis
Homo soloensis atau yang juga dikenal sebagai "Manusia Solo", adalah jenis manusia purba yang ditemukan oleh Ter Haar, Oppenoorth, dan Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald pada tahun 1931-1933 di wilayah Sangiran, Jawa Tengah, Indonesia.
Manusia purba ini diperkirakan hidup sekitar 300 ribu hingga 900 ribu tahun yang lalu pada masa Pleistosen Awal.
Fosil-fosil Homo soloensis yang ditemukan terdiri dari fragmen tengkorak, gigi, dan tulang-tulang lainnya. Berdasarkan penemuan ini, para ahli dapat mengidentifikasi ciri-ciri fisik Homo soloensis, seperti ukuran dan bentuk tengkorak yang berbeda dengan jenis manusia purba lainnya.
Keberadaan Homo soloensis di wilayah Sangiran sangat penting dalam memahami sejarah manusia purba di Indonesia dan kontribusinya terhadap rekam jejak evolusi manusia di Asia Tenggara.
8. Homo Sapiens
Dalam penelusuran lebih dalam, para arkeolog berhasil menemukan fosil manusia purba yang hampir berada di tahap kesempurnaan. Adapun jenis manusia purba yang sudah mencapai tingkat kesempurnaan disebut sebagai Homo Sapiens.
Arti dari Homo Sapiens ini adalah manusia cerdas, yang dimaksudkan untuk penyebutan manusia purba modern. Manusia purba ini diduga hidup antara 25.000-40.000 tahun yang lalu.
Tak hanya dianggap sebagai manusia purba modern, Homo Sapiens juga dijuluki sebagai jenis manusia purba yang mempunyai tingkat kecerdasan paling tinggi.
Demikianlah beberapa jenis manusia purba di dunia dan di Indonesia. Dalam perjalanan evolusi manusia, berbagai jenis manusia purba telah melintasi zaman dan memberikan kontribusi yang penting dalam sejarah peradaban. Semoga ulasan kali ini dapat menambah wawasanmu!
Editor: Ester