PARBOABOA, Jakarta – Gelombang panas yang menerpa Inggris telah menyebabkan kematian tertinggi pada tahun ini sejak pencatatan dimulai pada tahun 2004.
Pejabat Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA), pada Jumat (07/10/2022) mencatat total kematian akibat bencana tersebut mencapai 2.803 kasus selama musim panas tahun ini.
“Kebanyakan korban meninggal berusia 65 tahun ke atas,” kata Pejabat Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA), Isabel Oliver, dilansir dari CNN, Minggu (09/10/2022).
Menurut Oliver, angka kematian itu tidak termasuk kematian akibat Covid-19. Terlebih lagi, jumlah itu bisa saja bertambah menjadi 3.271 jika angka kematian di Wales dimasukan.
Oliver mengatakan bahwa dengan banyaknya angka kematian tersebut menunjukkan betapa besar bahayanya cuaca panas.
“Perkiraan ini menunjukkan dengan jelas bahwa suhu tinggi dapat menyebabkan kematian dini bagi mereka yang rentan,” ujar Oliver.
Terutama, di tempat seperti Inggris, yang sebagian besar masyarakatnya tidak dilengkapi dengan baik untuk menghadapi gelombang panas yang panjang.
“Periode cuaca panas yang berkepanjangan adalah resiko khusus bagi orang tua, mereka yang memiliki kondisi jantung dan paru-paru atau orang yang tidak dapat menjaga diri mereka tetap dingin,” ungkapnya.
Sebagian besar dari mereka yang meninggal menderita demensia dan penyakit Alzheimer, menjadikannya penyebab utama kematian berlebih.
Inggris mencatat suhu lebih dari 40 derajat celcius (104 fahrenheit) untuk pertama kalinya antara 17 dan 20 Juli 2022, selama salah satu musim panas terpanas yang pernah dialami.