Kita Mungkin Tidak Sendirian, Ilmuwan Deteksi Tanda Kehidupan di Planet Jauh

Kita Mungkin Tidak Sendirian, Ilmuwan Deteksi Tanda Kehidupan di Planet Jauh
Ilustrasi Tentang Eksoplanet Hycean Yang Mirip Seperti K2-18b. (Foto: A. Smith, N. Madhusudhan/University of Cambridge)

PARBOABOA, Jakarta –  Berita terkait kemungkinan ada kehidudpan lain di luar bumi selalu menggugah rasa ingin tahu. Mengapa? Karena hal itu akan menegaskan bahwa manusia tidak sendirian, sekaligus menjawab pertanyaan dari mana sesungguhnya kita berasal.

Sebuah tim peneliti baru saja mengumumkan hasil temuan yang mengejutkan. Katanya, ada petunjuk kuat ada kehidupan di planet raksasa bernama K2-180b. Planet ini bukan berada dalam tata surya kita melainkan mengorbit bintang yang jaraknya 120 tahun cahaya dari Bumi.

Astronom dari Universitas Cambridge, Nikku Madhusudhan, yang juga penulis utama studi tersebut, dalam konferensi pers yang diglear Selasa (15 April) seperti dilansir The New York Times, mengatakan penjelasan terbaik terhadap hasil pengamatan timnya adalah planet K2-18b mungkin tertutup lautan hangat yang dipenuhi oleh kehidupan.

Meski demikian para ilmuwan mengatakan perlu penelitian lebih lanjut untuk memastikan apakah K2-18b benar-benar dihuni, atau bahkan layak huni.

Seorang teman astronom, Tri L. Astraatmadja, yang kini bermukim di Amerika Serikat pernah mengatakan kepada penulis masih banyak misteri di semesta ini.

“Kita tahu di situ ada dark matter, tapi kita sebetulnya belum tahu apa itu sesungguhnya dark matter, materi gelap. Kita tahu ada energi gelap yang menyebabkan fenomena ini. Tapi energi telap itu esensinya sesungguhnya apa kita sama sekali belum tahu. Tapi kita tahu bahwa itu ada satu fenomena yang belum bisa kita jelaskan. Terus kita coba kasih apa yang namanya “penanda”, a placeholder.”

Kembali pada hasil temuan di planet raksasa K2-180b, menurut Dr. Madhusudhan, ini merupakanh momen yang revolusioner. “Ini pertama kalinya umat manusia melihat potensi biosignature (tanda kehidupan) di planet yang layak huni,” katanya.

Studi ini diterbitkan di jurnal Astrophysical Journal Letters. Sejumlah peneliti lain menyebut temuan ini sebagai langkah awal yang menggugah meski mereka masih enggan untuk menarik kesimpulan besar.

Sebagian ilmuwan berpendapat perlu waktu cukup lama untuk betul-betul memastikan ada kehidupan di luar Bumi seperti planet K2-18b atau bahkan di tempat lain.

“Kecuali kita melihat E.T. melambaikan tangan ke arah kita, tidak akan ada bukti kuat yang tak terbantahkan,” kata Christopher Glein, ilmuwan planet di Southwest Research Institute, San Antonio, seperti dikutip The New York Times.

Saat meneliti K2-18b, Dr. Madhusudhan dan rekan-rekannya menemukan bahwa planet tersebut memiliki banyak molekul. Pada 2023, mereka juga mendeteksi jejak samar dari molekul lain — dan molekul ini sangat penting, yakni dimetil sulfida (dimethyl sulfide), yang tersusun dari unsur belerang, karbon, dan hidrogen.

Para astrobiolog telah lama bertanya-tanya apakah dimetil sulfida bisa menjadi penanda kehidupan di planet lain.

Tim menyimpulkan planet K2-18b mungkin benar-benar mengandung jumlah dimetil sulfida yang sangat besar di atmosfernya — ribuan kali lebih tinggi daripada yang ditemukan di Bumi. Hal ini mengisyaratkan lautan Hycean di planet tersebut bisa jadi dipenuhi kehidupan.

Editor: Rin Hindrayati
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS