Hendak Kelola SDA Afghanistan, Taliban Minta Bantuan dari Rusia

Presiden Rusia, Vladimir Putin.

PARBABOA, Afghanistan - Taliban baru saja menaklukkan afghanistan baru-baru ini dan mereka ingin mengelola sumber daya alam yang ada di Afghanistan. Oleh karena itu, mereka pun dilaporkan telah meminta bantuan dari Rusia.

Dmitry Zhirnov, Duta Besar Rusia di Kabul mengatakan pada Rabu (25/8) bahwa Taliban membuka peluang bagi partisipasi negaranya untuk mengembangkan perekonomian, termasuk mengembangkan sumber daya alam Afghanistan.

Afghanistan memang merupakan salah satu negara miskin di Asia Selatan. Namun, negara itu sebenarnya memiliki sumber daya alam seperti mineral yang melimpah.

Pada 2010, pejabat militer dan ahli geologi AS mengungkap bahwa negara yang terletak di persimpangan Asia Tengah dan Selatan tersebut memiliki cadangan mineral senilai hampir US$1 triliun.

Cadangan mineral yang berada di tanah Afghanistan berupa besi, tembaga, emas, dan mineral tanah jarang yang tersebar di seluruh provinsi. Namun, yang paling utama adalah Afghanistan memiliki cadangan lithium terbesar di dunia.

Sekedar informasi, lithium adalah komponen penting baterai dan teknologi lain yang saat ini masih langka.

Permintaan logam, seperti lithium dan kobalt, serta elemen tanah jarang seperti neodymium, mulai melonjak. Hal ini terjadi ketika negara-negara mencoba beralih ke mobil listrik dan teknologi bersih lainnya, untuk memangkas emisi karbon.

Pemerintah AS memperkirakan cadangan lithium di Afghanistan bisa menyaingi Bolivia, yang merupakan pemilik terbesar cadangan lithium di dunia.

Afghanistan merupakan salah satu wilayah yang kaya akan logam mulia konvensional, dan juga logam yang dibutuhkan untuk ekonomi abad ke-21. Hal ini disampaikan oleh ilmuwan dan pakar keamanan pendiri Ecological Futures Group Rod Schoonover.

Namun, Schoonover memprediksi kondisi tersebut tidak akan segera berubah di bawah kendali Taliban.

Salah satu tantangannya mengelola sumber daya alam Afghanistan adalah faktor keamanan, kekurangan infrastruktur, dan kekeringan parah.

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS