PARBOABOA, Simalungun - Pemerintah Kabupaten Simalungun melakukan rapat dengan tim pengendali inflasi daerah (TPID) untuk merumuskan kondisi bahan pokok jelang Idul Fitri 2023. Saat ini terdapat beberapa harga pangan yang mengalami fluktuatif.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Bank Indonesia (BI) Pematang Siantar, Santy Hutajulu menjelaskan, high level meeting tim pengendalian inflasi daerah (TPID) Kabupaten Simalungun diperlukan sebagai koordinasi mengendalikan inflasi di masing masing wilayah.
"Di setiap wilayah kabupaten maupun kota memang benar harus memiliki tim pengendalian inflasi untuk menekan kenaikan harga bahan pokok yang signifikan," ucap Santy kepada Parboaboa. Selasa (14/03/2023).
Santy menjelaskan, fungsi kerja TPID sebagai pengawasan dan pengendalian terhadap kenaikan harga bahan pokok terkhusus jelang hari Raya Ramadhan. Sementara itu, saat ini terjadi fluktuasi harga bahan pangan di Kabupaten Simalungun, antara lain beras, minyak goreng, cabai merah, dan bawang merah sejak Januari 2023.
"Harga beras masih bertahan di angka Rp22 ribu pertumbak (1 kg 6 ons), bawang merah Rp28 ribu per kg, dan cabai merah antara Rp38 ribu sampai Rp40 ribu per kg," jelasnya.
Santy merinci, produksi beras Simalungun pertahunnya rata-rata sebanyak 400 ribu ton, bersumber dari padi sawah dan padi ladang. Untuk bawang merah produksinya 218.165 ton dan cabai merah 231.073 ton.
"Fungsinya adalah pengendalian terhadap harga-harga barang kebutuhan pokok dihubungkan dengan penyaluran dan permintaan," tutup Santy.
Bupati Simalungun, Radiapoh Hasiholan Sinaga mengatakan, salah satu dukungan Pemkab Simalungun dalam pengendalian inflasi yaitu menyiapkan program strategis.
Ia menjelaskan pembentukan tim pengendalian ini bertujuan menjaga keterjangkauan harga dan ketersediaan pasokan bahan pangan dengan perencanaan pasar induk dan kawasan pertanian terpadu.
“Dengan adanya rencana program ini, diharapkan kedepannya perekonomian masyarakat dapat bangkit, inflasi dapat terjaga, dan kesejahteraan masyarakat meningkat," katanya.
Ia mengajak koordinasi serta kolaborasi guna menyamakan persepsi, serta rencana aksi dalam mengendalikan kebutuhan pokok masyarakat, untuk menghindari terjadinya inflasi yang dapat meningkatkan kemiskinan.
"Untuk itu mari kita bekerja sama dan membuat langkah-langkah strategis dalam memetakan setiap persoalan yang ada saat ini, meliputi harga, pasokan maupun distribusi khusus pada komunitas minyak goreng, daging, telur ayam, gula pasir, bahan bakar minyak, dan gas elpiji," pungkasnya.