Gedung Juang 45 Bekasi, Dulunya Milik Tuan Tanah

Salah satu sudut dari bukti sejarah di daerah Tambun-Bekasi, yang dinamakan Gedung Juang 45 (PARBOABOA/Apri Siagian)

PARBOABOA, Jakarta– Gedung Juang 45 Bekasi menjadi saksi sejarah di wilayah Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.

Kenangan, seorang tuan tanah yang mengajak pemuda di Bekasi untuk bekerjasama membangun benteng pertahanan.

Pemandu museum Bekasi, Zefa mengatakan gedung tersebut berawal dari kisah seorang tuan tanah di Batavia, Khouw Tjeng Kee.

Warga setempat dulu menyebutnya dengan Gedung Tinggi milik tuan tanah atau Landhuis (Tanah kongsi) Tamboen.

Pembangunan gedung tersebut membutuhkan dua tahap proses pengerjaan. Pertama berlangsung pada tahun 1906-1910 dan pembangunan kedua pada tahun 1925.

“Ini adalah gedung pertama tertinggi di Tambun yang dibangun oleh seorang tuan tanah bernama Khouw Tjeng Kie,” kata kata Zefa saat ditemui Parboaboa di Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Minggu (04/02/2023).

Zefa menjelaskan, setelah Khouw Tjeng Kie meninggal, gedung tersebut kemudian diwariskan kepada anaknya bernama Khouw Oen Hoey hingga tahun 1942.

Saat Indonesia dijajah Jepang, gedung tersebut sempat dirampas dan dijadikan markas militer.

Setelah Jepang menarik diri pada tahun 1945, kata Zefa, Komite Nasional Indonesia (KNI) menjadikan gedung Juang 45 Bekasi sebagai kantor Kabupaten Jatinegara yang kini menjadi wilayah Kabupaten Bekasi.

“Selain jadi kantor kabupaten, pada tahun 1946 gedung Juang 45 Bekasi pernah juga dijadikan sebagai tempat pertahanan dan pusat komando untuk memperjuangkan Indonesia dari penjajahan belanda. Saat itu Indonesia beribukota di Yogyakarta,” ujar Zefa.

Zefa mengatakan, pada tahun 1947-1949 gedung Juang 45 Bekasi berhasil dikuasai oleh Belanda. Namun, pada tahun 1950 pejuang Indonesia berhasil merebut gedung dari tangan Belanda.

“Setelah gedung ini berhasil dikuasai dan wilayah tambun diamankan. Gedung Juang 45 Bekasi ini pernah ditempati oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat, Batalyon Kian Santang, Lembaga Wakil Rakyat pun pernah berkantor di gedung ini hingga tahun 1960. Disusul oleh kantor-kantor dan Jawatan lainnya hingga akhir tahun 1982,” ungkapnya.

Selanjutnya, pemerintah kemudian menyulap Gedung Juang menjadi Museum Digital yang diresmikan pada 20 Maret 2021 oleh Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja.

“Dalam museum ini pengunjung disuguhkan banyak hal menarik mengenai sejarah perjuangan rakyat Indonesia yang dikemas secara digital,” tutup Zefa.

Editor: Betty Herlina
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS