PARBOABOA, Jakarta - Film 'Siksa Neraka' akhirnya debut di layar bioskop Indonesia pada Kamis (14/12/2023) lalu.
Dengan anggaran produksi mencapai miliaran rupiah, film ini dianggap sebagai sebuah spektakel visual yang memukau, membawa penonton melewati penggambaran kengerian siksa neraka.
Namun, hanya penonton berusia 17 tahun ke atas yang boleh menyaksikannya.
Film yang mengusung genre horor dan thriller itu diperankan oleh sejumlah aktor muda Indonesia, antara lain Rizky Fachrel, Kiesha Alvaro, Ratu Sofya, dan Nayla Purnama. Ada juga aktor- aktris senior, seperti Slamet Rahardjo, Ariyo Wahab, dan Astri Nurdin.
Sementara sutradara dari film ini adalah Anggy Umbara, yang sebelumnya telah sukses menyutradarai film-film seperti 'Khanzab' (2023), 'Jin & Jun' (2023), 'Si Manis Jembatan Ancol' (2019), hingga 'Warkop DKI Reborn Jangkrik Boss!' (2016).
Melalui pernyataan pers, sutradara Anggy Umbara menjelaskan bahwa film ini menggambarkan konsep tentang neraka berdasarkan pendekatan-pendekatan yang terdapat di Al-Quran.
Berkisah dari keempat saudara, Saleh, Fajar, Tyas, dan Azizah, yang sejak kecil telah menjelajahi surga dan neraka.
Setelah mengalami kecelakaan tragis dan terdampar di dunia lain, mereka menghadapi siksaan di neraka yang mengungkap dosa-dosa tersembunyi mereka.
Pencarian mereka di dunia nyata menimbulkan pertanyaan tentang apakah orangtua mereka telah memadai dalam mendidik anak-anak mereka.
Sementara itu, di neraka, keempat saudara berusaha saling mencari satu sama lain sambil menghadapi konsekuensi dari dosa-dosa mereka.
Fakta Menarik Film Siksa Neraka
Film ini diadaptasi dari komik terkenal Siksa Neraka karya M B Rahimsyah yang populer pada tahun 80-an, memberikan pandangan tentang siksa neraka bagi para pendosa.
Tak tanggung-tanggung, dengan biaya produksi sekitar Rp5 miliar, film ini fokus pada efek CGI untuk memvisualisasikan siksa neraka secara realistis.
Adapun produser film Siksa Neraka, Dheeraj Kalwani menyampaikan bahwa visual neraka dalam film tersebut membutuhkan sentuhan yang detail. Sehingga apa yang ada dalam komik bisa divisualisasikan ke dalam film.
Editor: Wenti Ayu