PARBOABOA, Medan - Nilai ekspor melalui pelabuhan muat di Sumatra Utara (Sumut) pada November 2022 mengalami penurunan dibandingkan Oktober 2022, dari 1,08 miliar dollar amerika menjadi 1,02 miliar dollar amerika atau turun 4,69 persen. Jika dibandingkan dengan November 2021, ekspor Sumut justru mengalami kenaikan sebesar 3,94 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Nurul Hasanudin mengatakan, golongan barang yang mengalami penurunan nilai ekspor terbesar berbagai produk kimia 17,19 juta dollar amerika (-13,48 persen) diikuti oleh golongan barang karet dan barang dari karet 12,21 juta dollar amerika (-18,03 persen).
Golongan barang yang mengalami kenaikan nilai ekspor terbesar pada November 2022 terhadap Oktober 2022 adalah kopi, teh, rempah-rempah sebesar 5,20 juta dollar amerika (16,96 persen).
"Untuk peran dan perkembangan ekspor Sumut sektor pertanian di November 2022 turun 1,25 juta dollar amerika (-2,43 persen) dibandingkan Oktober 2022, sektor industri 49,22 juta dollar amerika (-4,80 persen), pertambangan dan penggalian tetap," kata Nurul di Medan, Selasa (3/1/2023).
Nurul menjelaskan, kontribusi nilai ekspor di sektor industri terhadap total nilai ekspor November sebesar 95,12 persen, sektor pertanian 4,88 persen, dan sektor pertambangan dan penggalian, sektor minyak dan gas serta sektor lainnya 0,00 persen.
Jika berdasarkan dari negara tujuan, selama November 2022 negara Tiongkok, India dan Amerika Serikat merupakan pangsa ekspor terbesar Sumatra Utara, masing-masing sebesar 227,88 juta dollar amerika, 163,59 juta dollar amerika dan 88,56 juta dollar amerika dengan kontribusi ketiganya mencapai 46,80 persen. Sekitar 46,64 persen barang ekspor dari Sumut dipasarkan ke kawasan Asia di luar ASEAN.
Nurul melanjutkan, untuk kawasan Asia di luar ASEAN, Jepang, Korea Selatan dan Pakistan juga merupakan pangsa ekspor masing-masing sebesar 42,12 juta dollar amerika, 15,02 juta dollar amerika dan 4,88 juta dollar amerika.
Pada Januari–November 2022 dibandingkan periode yang sama tahun 2021, negara tujuan utama yang mengalami kenaikan nilai ekspor terbesar adalah Tiongkok sebesar 556,80 juta dollar amerika (34,88 persen).
"Diikuti India 355,90 juta dollar amerika (48,97 persen) dan Belanda 139,59 juta dollar amerika (38,49 persen)," pungkasnya.