PARBOABOA, Jakarta - Warga gusuran Kampung Bayam sudah dua bulan tidur di tenda darurat depan pintu masuk Jakarta International Stadium (JIS), menunggu kemurahan hati pengelola rumah susun memberikan kunci.
Ketua Koperasi Persaudaraan Warga Kampung Bayam, Asep Suwenda mengatakan, warga terpaksa melewati malam-malamnya dengan tidur di tenda tak berlistrik dan kamar mandi jauh dari kelayakan.
“Sudah hampir dua bulan kami bertahan di sini. Masih belum ada kesepakatan dengan Jakpro,” ucapnya saat dihubungi Parboaoa melalui WhatsApp, Kamis (05/01/2022).
Asep menjelaskan, keinginan warga untuk pindah ke kontrakan yang layak penuh rintangan. Mereka belum juga pindah karena tarif bulanan yang dipatok tidak sesuai kantong.
“Kita juga pengen ngontrak, karena di sini tidak nyaman dan ada anak kecil, cuma mereka tidak punya kemampuan untuk ngontrak jadi terpaksa bertahan di tenda,” lanjutnya.
Asep mengatakan saat ini ada lima kepala keluarga yang menetap di tenda. Tak hanya orang dewasa, sejumlah anak-anak juga ikut tinggal di tenda darurat tersebut.
Warga yang lain juga kadang-kadang ikut bermalam di tenda sesuai jadwal yang mereka tentukan.
“Ada lima keluarga yang tinggal di tenda, yang lain bergiliran datang,” lanjutnya.
Dia mengatakan pihaknya akan terus bertahan di tenda sampai ada kesepakatan dengan pihak Jakpro.
Meskipun dia menyayangkan belum ada pembicaraan lanjutan mengenai harga sewa kampung susun tersebut setelah aksi terakhir di depan Balai Kota pada November 2022.
“Kita akan bertahan, nggak tahu sampai kapan. Sampai ada jawaban dari Jakpro mengenai serah terima kunci,” ucapnya.
Dia berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan pihak Jakpro bisa segera memberikan kepastian tarif sewa rumah susun yang sesuai dengan kemampuan warga.“Kita masih berharap kejelasan serah terima kunci hunian dari Jakpro, kasian warga pada terlantar di tenda,” ucapnya mengakhiri.
Kampung Susun Bayam merupakan hunian yang disediakan pemerintah DKI untuk warga yang tempat tinggalnya terdampak pembangunan JIS.
Kampung Susun Bayam telah diresmikan mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan pada Rabu (12/10/2022) lalu.
Warga belum menerima kunci bangunan, karena terjadi ketidaksepakatan tarif sewa. Pihak pengembang menetapkan harga sewa Rp1,5 juta dan besaran itu dianggap terlalu tinggi dengan nilai keekonomian.
Belakangan pihak Jakpro bersedia menurunkan harga sewa yang dibebankan kepada warga menjadi Rp765 ribu per bulan, sesuai dengan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 55/2018.
Hanya saja, sebagian warga masih menolak harga sewa baru karena masih dianggap terlalu mahal dan memilih tinggal di tenda yang mereka bangun di pintu masuk Kampung Susun Bayam.