PARBOABOA, Pematang Siantar - Diabetes atau yang dikenal sebagai Diabetes Melitus (DM), merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah (glukosa) dalam tubuh.
Terdapat dua tipe utama diabetes mellitus yaitu DM tipe-1 dan tipe-2.
DM tipe 1 atau dikenal sebagai diabetes autoimun merupakan yang paling sering terjadi pada anak-anak. Penyebabnya lebih pada faktor genetik.
Sementara DM tipe 2, lebih sering terjadi pada orang dewasa dan disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat.
Di antaranya pola makan yang tidak sehat, diet yang tidak seimbang, kurangnya aktivitas fisik, dan faktor genetik (ketika salah satu atau kedua orang tua mengidap diabetes mellitus).
Dilansir dari National Library of Medicine, jumlah DM tipe 2 pada anak-anak dan remaja meningkat secara global selama dua dekade terakhir.
Contohnya, di Jepang, kejadian DM tipe-2 meningkat dua kali lipat dari 7,3 menjadi 13,9 per 100.000 anak usia sekolah dasar.
Di Thailand, DM tipe-2 pada anak-anak dan remaja meningkat 5 persen menjadi 17,9 persen.
Dari catatan Nasional Indonesia pada tahun 2009-2012 terdapat 38 anak dan remaja yang menderita DM tipe-2.
Tingkat registrasi dan kesadaran petugas kesehatan yang rendah di Indonesia, diyakini menjadi penyebab sedikitnya kasus yang terdokumentasikan.
Menurut Survei Kesehatan Dasar Nasional (National Basic Health Survey/NBHS) Indonesia tahun 2013, sekitar 6,9 persen dari penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami diabetes melitus.
Ahli gizi, Pesta Sihombing, tidak memungkiri kemungkinan bahwa anak-anak atau remaja bisa saja terjangkit penyakit Diabetes Mellitus tipe-2.
“Anak yang menderita DM Tipe-2 erat kaitannya dengan memiliki orang tua yang menderita DM dan didukung oleh gaya hidup yang tidak sehat,” katanya saat diwawancarai Parboaboa melalui pesan singkat Whatsapp.
Pesta berpendapat, penyebab DM tipe-2 diakibatkan sering mengonsumsi makanan cepat saji dan berlemak, sering mengonsumsi minuman manis (tinggi gula) dan kurangnya aktifitas. Hal itu membuat anak-anak dan remaja banyak mengalami obesitas yang menjadi salah satu faktor pemicu DM.
“Anak-anak zaman sekarang lebih banyak menghabiskan waktu bermain gadget dan jarang mengkonsumsi buah dan sayur (tinggi serat), padahal seratlah yang membantu tubuh dalam mengontrol gula darah,” sambungnya.
Menanggapi hal ini, Sekretaris Dinas Kesehatan Pematang Siantar, Anna Rosita Saragi mengatakan, meskipun saat ini belum ada data mengenai kejadian DM tipe-2 di Pematang Siantar, pihaknya tetap mengantisipasi kemungkinan tersebut.
Anna mengatakan, mereka telah mengantisipasi penyakit yang disebabkan oleh pola hidup buruk, sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
“Kami terus melaksanakan program germas sehat ini biar badan tetap bergerak, supaya bisa mencegah dan menanggulangi penyakit akibat gaya hidup,” katanya.
Ia menyarankan agar masyarakat, melakukan screening rutin pada anak dan remaja, apalagi memiliki faktor risiko.
Editor: Umaya khusniah