Dee Lestari: Seniman Multitalenta di Balik Novel Supernova

Dee Lestari, seniman multitalenta Indonesia. (Foto: Instagram/@deelestari)

PARBOABOA - Anak 90-an lebih mengenal sosok ini sebagai salah satu anggota trio musik yang paling keren di jamannya. Sedangkan anak-anak 2000-an pasti tahu dia sebagai novelis legendaris Indonesia.

Yups, dia adalah Dewi Lestari Simangunsong, atau yang lebih dikenal dengan nama pena Dee Lestari.

Perempuan kelahiran 20 Januari 1976 ini mengawali kariernya dengan bergabung di grup musik RSD (Rida, Sita, Dewi).

RSD merilis album perdana mereka pada 1995 berjudul Antara Kita. Di album itu, Dee ikut menciptakan lagu, dan salah satu yang kemudian banyak disukai adalah Satu Bintang di Langit Kelam.

Di sini, Dee meraih ketenaran dengan suara khas dan lagu-lagu catchy seperti Mimpi dan Berlian.

Trio RSD berhasil meraih popularitas dengan lagu-lagu yang menarik perhatian banyak penggemar, dan Dee menjadi salah satu wajah yang dikenal luas.

Namun, pada tahun 2003, Dee memutuskan untuk mengundurkan diri dari grup, dan Trio RSD akhirnya bubar.

Menurut Sita, salah satu anggota grup, kemunduran Dee kemungkinan karena rasa jenuh dan perasaan bahwa dunia musik bukanlah dunianya.

Hal ini dikuatkan oleh pernyataan Dee sendiri yang mengatakan, "Saya tidak bermaksud mengatakan kalau lagu dangdut jelek, tapi memang tidak sesuai dengan saya."

Dari Musik, Sastra dan Acting

Keputusan Dee untuk meninggalkan dunia musik ternyata membuka pintu bagi karier barunya di dunia sastra.

Pada tahun 2002, ketika masih aktif sebagai penyanyi, Dee menerbitkan novel pertamanya yang berjudul Supernova: Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh.

Novel ini mendapat sambutan hangat dari pembaca dan menempatkan Dee sebagai salah satu penulis terkemuka di Indonesia.

Supernova menggabungkan unsur fiksi ilmiah dengan filosofi dan kebudayaan Indonesia. Novel ini mendapatkan banyak pujian dan menjadi salah satu karya penting dalam sastra Indonesia kontemporer.

Kesuksesan Supernova membuat Dee melanjutkan penulisan seri novel tersebut dengan judul-judul seperti Supernova: Akar (2002), Petir (2004), Partikel (2012), Gelombang (2014), dan Inteligensi Embun Pagi (2016).

Saat ini, Dee Lestari sudah menulis 17 buah novel. Selain Supernova, ia juga menulis beberapa novel yang sukses besar, seperti Filosofi Kopi (2006), Perahu Kertas (2009), Rectoverso (2008), Aroma Karsa (2018), dan Madre (2011).

Sekitar empat novelnya telah diadaptasi menjadi film, dengan fanbase yang kuat dan setia menanti karya-karya selanjutnya dari Dee Lestari.

Pada 2006, istri dari pakar holistik Reza Gunawan ini sempat menjeda karir menulisnya. Dee mencoba kembali fokus ke karir bermusiknya dengan merilis album solo yang berjudul Out Of Shell. Album ini dirilis secara indie, berisikan delapan lagu, dengan single berjudul Simply.

Dua tahun setelah album Out Of Shell, Dee Lestari berusaha untuk menggabungkan kemampuan menulis dengan kemampuan bermusiknya.

Ibu dari dua anak ini merilis album sekaligus buku kumpulan cerpen berjudul Rectoverso. Ada 11 cerita dan 11 lagu, di mana setiap lagu mewakili setiap kisah di buku tersebut.

Salah satu yang paling dikenal adalah kisah dan lagu Malaikat Juga Tahu. Single ini kemudian dinyanyikan ulang oleh Glenn Fredly.

Bukunya juga diangkat ke layar lebar dalam bentuk film omnibus pada 2013, dengan mengambil lima kisah berbeda dari buku Rectoverso.

Karya-karya Dee berhasil menggabungkan unsur sastra yang mendalam dengan narasi yang menggugah, membuatnya dikenal sebagai penulis yang mampu menciptakan dunia cerita yang unik dan mendalam.

Beberapa karya Dee, seperti Perahu Kertas dan Filosofi Kopi, bahkan diadaptasi menjadi film yang diterima dengan baik oleh penonton Indonesia.

Tidak hanya bergelut di karya seni musik dan sastra, Dee juga pernah menjajal dunia akting. Meskipun tidak terlalu sering tampil di layar, kemampuan aktingnya memperlihatkan bahwa Dee memang seniman serba bisa.

Kemampuannya untuk berpindah-pindah antara berbagai bentuk ekspresi artistik merupakan bukti dari keberanian dan kedalamannya dalam mengeksplorasi bakat-bakatnya.

Kemampuannya dalam berbagai bidang ini menunjukkan betapa multitalentanya Dee. Selama bertahun-tahun, Dee Lestari telah menunjukkan bahwa dia bukan hanya seorang seniman yang sukses di satu bidang, tetapi juga di banyak bidang.

Karya-karyanya terus menginspirasi banyak orang, dan dia tetap menjadi salah satu ikon penting dalam budaya pop Indonesia.

Selama perjalanan karier yang begitu luas, Dee Lestari adalah contoh seorang seniman yang mampu mengeksplorasi banyak sisi kreativitasnya. Entah itu melalui lirik lagu, novel, atau akting, Dee selalu menunjukkan dedikasi dan keunggulan dalam setiap bidang yang ia tekuni.

Karyanya terus menjadi inspirasi bagi banyak orang, dan namanya akan terus dikenang sebagai salah satu seniman besar Indonesia.

Dalam menciptakan karya-karyanya, Dee seringkali terinspirasi oleh pengalaman pribadinya dan kehidupan sehari-hari. Ia menyerap inspirasi dari interaksi dengan orang lain, seni dan sastra yang ia nikmati, serta budaya lokal dan mitologi.

Pendekatan ini menjadikan karyanya kaya akan makna dan terasa dekat dengan pembaca. Dee juga dikenal sebagai penulis yang teliti dalam riset dan eksplorasi topik, yang membuat karyanya tidak hanya menghibur tetapi juga mendalam secara intelektual.

 

Penulis: Kristina Tia

Editor: Wanovy
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS