PARBOABOA, Jakarta – Negeri Tirai Bambu, China berencana menciptakan mesin hipersonik dari campuran batu bara dan ethylene. Hal ini terkuak dalam sebuah jurnal yang mengangkat temuan peneliti Beijing atas teknologi tersebut.
Berdasarkan jurnal yang dimuat di China Ordnance Society, dalam satu uji coba darat, sebuah mesin yang menggunakan campuran tersebut berhasil menempuh jarak lebih dari 2 km per detik. Angka ini setara dengan enam kali kecepatan suara.
"Kepadatan energi yang tinggi, keamanan, dan harga batu bara yang murah memberikan keuntungan unik ketika digunakan sebagai bahan bakar mesin," kata tim penguji coba teknologi tersebut, dikutip dari South China Morning Post.
Tim ini diketahui dipimpin oleh profesor Weng Chunsheng di Universitas Nanjing. Berdasarkan informasi di situs universitas tersebut, Weng dan timnya saat ini tengah mengembangkan teknologi mesin denotasi untuk program hipersonik China. Tujuannya adalah untuk mencapai kecepatan penerbangan yang halus dan jarak jauh hingga Mach 7.
Sebagaimana diberitakan South China Morning Post, mesin itu diuji coba menggunakan batu bara untuk gaya dorong. Batu bara seukuran bakteri diledakkan di dalam tabung penuh oksigen dan dinyalakan dengan aliran listrik.
Ledakan itulah yang kemudian menekan udara dan memantik ledakan yang lebih besar, sehingga mampu mendorong mesin. Dari uji coba ini, peneliti menemukan bahwa mesin itu dapat digunakan di hampir seluruh kondisi. Mesin itu juga mampu memproduksi gelombang kejut yang sangat cepat.
Weng dan timnya mengatakan, ide penggunaan batu baru sebagai bahan bakar mesin ini didapatkan dari ledakan tambang. Ledakan tambang diketahui mampu menimbulkan kekuatan penghancur yang besar.
Mereka juga memprediksi mesin untuk program hipersonik ini memiliki efisiensi bahan bakar 20 persen lebih tinggi daripada mesin jet modern.
Selain itu, mesin ini didesain untuk digunakan dalam berbagai kondisi, mulai dari keberangkatan pesawat hingga penjelajahan hipersonik di ketinggian yang dekat dengan luar angkasa.