PARBOABOA, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad angkat bicara soal larangan aparatur sipil negara (ASN) menggelar acara buka bersama oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Dasco, hal itu dilakukan sebab Indonesia tengah dalam masa transisi dari pandemi COVID19 menuju endemi.
Kendati kasus COVID19 di Indonesia telah agak jarang ditemukan, lanjutnya, namun tetap diimbau untuk menaati protokol kesehatan (prokes) guna mengantisipasi penyebaran virus tersebut.
Ia kemudian mencontohkan, saat anggota DPR RI berkumpul, ada sebagian yang hanya mengikuti kegiatan ini via zoom. Hal itu, klaim Dasco, merupakan salah satu upaya pihaknya dalam menaati prokes yang telah ditetapkan pemerintah.
“Memang walaupun masih apa namanya Covid ini sudah agak jarang, tetapi memang masih ada juga di Indonesia saya rasa juga masih ada. Nah sehingga seperti di DPR, itu yang kemudian berkumpul juga kita tetap lakukan juga secara sebagian hadir tapi sebagian besar boleh melalui zoom,” kata Sufmi Dasco Ahmad dalam keterangannya kepada awak media di selasar Gedung Nusantara III DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (24/03/3023).
“Nah, ini kan yang dimaksud itu adalah bagaimana mencegah supaya Covid itu kemudian tidak menjangkit lagi, tidak mewabah lagi dalam situasi yang sama sekali belum selesai sebenarnya kan, gitu loh,” sambungnya.
Oleh karenanya, ia berharap agar semua aturan yang tekah ditetapkan pemerintah dapat dijalankan dengan baik, agar Lebaran tahun ini, seluruh warga dapat menjalankan ibadah puasa dengan normal.
Nah, oleh karena itu mudah-mudahan di tahun depan masa transisi dari pandemi ke endemi ini bisa berjalan dengan baik sehingga kita bisa melakukan kegiatan ibadah puasa bulan Ramadhan secara normal,” tuturnya.
Ketika disinggung soal imbauan Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung kepada para menteri, Menteri Koordinator, kepala lembaga pemerintahan, dan jajarannya untuk tidak menggelar acara buka bersama, Dasco menyebut bahwa hal itu diterapkan untuk mendorong seluruh pejabat negara agar menjalankan hidup yang lebih sederhana.
Terlebih karena sejumlah pejabat tanah air sedang mendapat sorotan karena memamerkan kekayaan dan hidup mewah di media sosial.
“Nah mungkin yang dimaksud oleh Pak Pram (Pramono Anung/Sekretaris Kabinet) itu adalah kemudian berbuka puasa di restoran di tempat-tempat yang berlebihan. mungkin begitu,” pungkasnya.