PARBOABOA, Jakarta – Banjir menerjang 8.865.20 hektare areal persawahan milik warga di Karawang, Jawa Barat hingga mengakibatkan kerugian gagal panen sebesar Rp2,6 miliar.
“Seluas 8.865.20 hektare sawah mengalami puso akibat bencana banjir yang terjadi 25 Februari hingga 3 Maret 2023,” kata Kepala Badan Perkebunan dan Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian dan Ketahan Pangan Karawang, Dadan Danny dalam keterangannya di Karawang, Selasa (14/03/2023).
Dadan menjelaskan, dari luas lahan baku sawah di Karawang yang mencapai 101.143,40 hektare, ada areal seluas 12,6 ribu hektare yang sebenarnya terendam banjir. Namun, lahan yang mengalami puso tersebut hanya seluas 8.865,20 hektare, dan 3 hektare lainya yang terendam masuk dalam kategori aman.
“Lahan sekitar 3 ribuan hektare itu dinyatakan kondisi aman, karena masih bisa dipanen dan ada juga yang belum sampai,” ujar Deden.
Ia mengatakan, areal sawah yang mengalami gagal panen ini tersebar di 30 kecamatan sekitar Karawang, Jawa Barat. Di mana usia tanaman yang terendam diperkirakan 1-20 hari dan satu sampai waktu menjelang panen.
Menurutnya, jika dihitung secara finansial serta dilihat dari harga rata-rata bening dan jumlah kebutuhan benih per hektare, maka kerugian yang dialami warga pemilik sawah mencapai Rp2,6 miliar.
“Kalau dihitung-hitung, dari benih saja kerugian akibat banjir di Karawang sekitar Rp2,6 miliar,” ucapnya.
Di sisi lain, ia menyebut saat ini pihaknya tengah merekap data CPCL (calon penerima, calon lokasi) guna melakukan pengajuan bantuan benih padi sebanyak 221.630 kilogram ke Kementerian Pertanian (Kementan).
“Ya kami akan memfasilitasi petani yang terendam banjir. Tapi bukan berarti kompensasi ya, itu hanya sebatas bantuan benih yang diajukan ke Kementan,” pungkasnya.
