PARBOABOA, Jakarta – Serangan udara menghantam acara konser suku minoritas Karen di negara bagian Kachin, Myanmar, pada Minggu (23/10/2022).
Seperti dikutip dari Reuters, pada Senin (24/10/2022), sedikitnya 30 orang meninggal dunia. Serangan udara itu menyerang konser yang dihadiri para warga sipil, termasuk para penyanyi lokal dan personel tentara pembebasan Kachin (KIA).
Serangan udara itu terjadi di A Nang Pa, Kota Hpakant, negara bagian Kachin. Menurut informasi yang berasal dari saksi mengatakan bahwa serangan itu dilakukan oleh tiga jet.
Juru bicara KIA Naw Bu mengatakan serangan itu menargetkan perayaan ulang tahun ke-62 berdirinya militer dari faksi politik Kachin, Organisasi Kemerdekaan Kachin (KIO).
"Serangan udara itu disengaja. KIA/KIO mengutuk keras ini. Ini tindakan yang sangat jahat yang juga dapat dianggap sebagai kejahatan perang," katanya Naw Bu kepada Reuters.
Sejauh ini belum ada pernyataan dari pemerintah junta militer terkait aksi serangan udara tersebut.
Sejak penggulingan Aung San Suu Kyi pada 1 Februari 2021, konflik kelompok etnis minoritas dengan pasukan junta semakin memanas. KIA termasuk salah satu yang memperjuangkan otonomi lebih besar bagi etnis Kachin sejak 60 tahun. Kelompok ini terang-terangan menyuarakan dukungan terhadap perlawanan anti-junta.
Sementara itu, Pemerintah Persatuan Nasional Bayangan atau Shadow National Unity Government (NUG), aliansi kelompok anti-militer, mengatakan sangat sedih dengan hilangnya nyawa dan mendesak PBB dan komunitas internasional untuk campur tangan dan segera menghentikan kekejaman.
"Militer teroris telah dengan sengaja melakukan pembunuhan massal lain dengan pemboman udara dengan menargetkan konser publik yang besar," kata NUG dalam sebuah pernyataan.